"RANDY." Teriak Prilly dengan senyuman yang mengembang. 'Akhirnya Randy datang juga.' Batin Prilly bersyukur."Hai Prill." Sapa Randy dengan senyuman yang cukup manis.
"Hai juga Randy." Balas Prilly dengan cengiran yang err... menggemaskan.
"Alay amat lu, pake say hai segala." Ketus orang yang masih fokus pada buku fisika nya. Ali.
"Eh iya lupa kan di sini ada Ali, slow bro jangan cemburu gitu dong." Ucap Randy dengan senyuman menggoda nya.
Dia memang akrab, sangat akrab dengan Ali. Sebelum Prilly mengenal Ali, dialah yang terlebih dahulu mengenal sosok Ali. Randy dan Ali sudah sejak lama bersahabat, sejak kecil. Baginya Ali adalah separuh jiwanya, memang terdengar lebay. sifat cuek yang Ali punya dapat dilengkapi dengan kehumorisan sikap Randy, mereka bersahabat dengan Prilly di saat pertama masuk SMA kelas X.
Maka jangan heran jika Ali selalu berkata ketus kepada siapapun, termasuk Randy. "Udah kebal gw sama omongan batu es nya dia." Ujar Randy ketika ditanya Prilly "Kenapa kamu tahan sih sama sifatnya Ali. Aku aja kadang udah cape. Lelah hayati bang."
Mendengar Randy berbicara seperti itu membuat Ali langsung menatap tajam kearah nya.
"Emang nya Ali cemburu kenapa?" Tanya Prilly polos.
"Kepo amat sih hidup Lo. Heran gw." Ujar Ali dengan ketusnya.
Prilly yang mendengarnya langsung mendelik kesal. Tangannya memukul lengan Ali membuat cowok itu menatapnya tajam.
"Apaan sih lu. Modus amat pegang-pegang gue." Marah Ali.
Prilly masih saja mendapat cercaan Ali yang selalu membuat dia mengerucutkan bibirnya. Randy yang masih ada diantara mereka mengumbar senyum misterius. Dia sangat yakin jika keduanya bisa saling melengkapi, dan menurut Randy, Prilly dan Ali sangatlah cocok. Si cewek manja dan si cowo cuek.
"Eh lu pada berantem aja. Kalau nanti ada peri cinta lewat terus nusuk hati kalian, bakal nyaho maneh." Ucap Randy dengan cengiran nya yang khas.
"Memangnya bakal kenapa Rand?" Tanya Prilly lagi.
Sumpah demi apapun gadis ini terlalu lemot untuk mencerna ucapan sahabatnya ini.
"Aduh Prillyy sayangnya Ali, kalau peri cinta lewat terus nusuk hati kalian berdua disaat lagi berantem kayak kucing sama tikus, itu pasti bakalan ada getaran-getaran di hati kalian, alias saling suka." Jelas Randy dengan mata yang melirik Ali. Senyumnya bisa diartikan sedang menggoda Ali. Tapi yang digoda malah cuek dan biasa saja.
Sedangkan Prilly, gadis itu sedang tersipu malu sekarang. "Prilly sayangnya Ali katanya." Ucap Prilly dalam hati.
"Eh kenapa lu senyum-senyum gak jelas kaya gitu? Gila kali." Tanya Ali sarkastik.
Prilly yang ditanya langsung badmood, sedangkan Randy malah menahan tawanya. Dia tau jika Prilly suka pada Ali, tapi Ali nya aja yang kurang peka.
"Woy duduk-duduk, Bu Wulan dateng." Fauzan, ketua kelas XII IPA 2 tiba-tiba datang dengan teriakan nya.
Sontak semuanya duduk dengan rapi. Prilly, gadis itu kewalahan karena, kaki bangku yang didudukinya tadi di injak oleh Ali.
"Iiihh Aliii awas dongg, kaki kamunya minggir, aku mau ngebenerin ini." Kesal Prilly.
"Lagian siapa suru lu balikin bangkunya ngadep gue." Ucap Ali tanpa merasa bersalah sedikitpun.
Ketika sudah dilepas oleh Ali, Prilly segera membenarkan arah kursinya menghadap ke depan dan duduk dengan tenang.
"Selamat pagi anak-anak." Sapa Bu Wulan, guru fisika. Guru killer yang ditakuti semua murid kecuali Ali, iyalah wong Ali anak pinter _-
"Pagi Buulan." Serentak semua menjawab nya.
"Buka buku paketnya halaman 28 nomor 11. Kerjakan sekarang juga." Titah Bu Wulan yang membuat semuanya menghela nafas lesu. 'Baru juga masuk udah belajar aja.' Kurang lebih begitu ucapan hati semuanya.
Tangerang, 03 Desember 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Eskrim Man
Fiksi Remaja"Ali itu ibaratkan eskrim, biarpun dingin tapi manis, biarpun dingin tapi banyak yang suka, dan biarpun dingin tapi bisa bikin semua orang bahagia..walaupun sikap dinginnya itu terkadang bisa membuat orang terganggu" ___Prilly Radinka...