Sepanjang perjalanan menuju rumah Prilly, hanya ada keheningan di sana. Tadinya Ali sempat ingin membawa Prilly ke rumah sakit, tapi dengan bantahan Prilly kalau dia tidak ingin di bawa ke rumah sakit. Prilly bilang perutnya sudah agak mendingan, jadi tidak perlu diperiksa oleh dokter. Gadis itu hanya ingin merebahkan tubuhnya di kasur saja.
Membonceng Prilly yang ada di belakangnya Ali melajukan motornya dengan kecepatan pelan karena sedari tadi Prilly tidak pegangan takutnya malah jatuh.
"Pegangan Prilly!" Ucap Ali menyuruh Prilly dengan suara tegasnya, kali ini dia tidak menerima bantahan.
Wajah datar nya menandakan jika dia tidak terima penolakan dan akhirnya dengan perlahan kedua tangan mungil Prilly memegang jaket Ali, yang membuat Ali sedikit kesal. Dengan sengaja Ali mengerem motornya mendadak dan dengan refleks nya tangan Prilly memeluk perut Ali dengan sangat erat.
"Maaf." Ucap Prilly melepaskan tangannya yang memeluk perut Ali, tapi saat Prilly berniat melepaskannya justru tangannya ditahan oleh tangan Ali.
"Lu kenapa? Biasanya juga lu biasa aja kalo meluk gue kayak gini, tapi sekarang kenapa lu berusaha melepas nya?" Tanya Ali heran dengan sikap Prilly.
Prilly yang mendengarnya hanya bisa terdiam saja, kenapa sekarang Ali yang merasa keheranan dengan sikapnya? harusnya dia yang heran dengan sikap Ali saat ini yang tidak ingin melepas pelukan itu padahal dulu Ali lah yang merasa risih jika Prilly yang memeluknya.
Kedua nya kembali hening.
Beberapa menit kemudian motor Ali berhenti di depan rumah Prilly yang nampak sepi, perlahan Prilly turun dari boncengan nya, setelah kedua kakinya menapak diaspal, Prilly memandang Ali.
"Makasih."
"Ya."
"Kamu langsung pulang?" Tanya Prilly yang langsung Ali balas dengan anggukan. Tetapi sedari tadi mata Ali tak pernah lepas dari wajah Prilly.
"Ya udah aku masuk dulu, kamu hati-hati Li." Di saat Prilly ingin membalikkan badannya justru tangannya malah ditahan Ali membuatnya mengurungkan niatnya untuk masuk ke dalam rumah.
"Kalau lu masih sakit hati sama apa yang gue ucapin ke lu tadi siang gue minta maaf." Ujar Ali dengan suara pelan membuat Prilly yang tadinya menunduk melihat tangannya yang masih di genggam oleh Ali sekarang mendongak melihat wajah Ali.
"Gue nggak ada niatan buat bentak lu di depan orang-orang tadi." Lanjut lelaki itu lagi.
Untuk sesaat Ali menarik napas dalam, lantas menghembuskan nya dengan sekali hentakan. Ia melirik Prilly sekilas
"Gue balik."
Dan sebagai jawabannya Prilly hanya bisa mengangguk mengiyakan.
Kemudian motor Ali langsung melesat meninggalkan tempat yang semula dipijak nya.
* * *
Saat motor Ali sudah tidak terlihat lagi, Prilly menutup pintu gerbang lalu berlari ke arah rumah.Prilly masuk ke dalam rumah dan langsung berjumpa dengan mama papa nya yang sedang duduk menonton tv di ruang keluarga.
"Kamu baru pulang sayang?" Tanya mamanya yang menyadari kehadiran putrinya.
Prilly mengangguk, "Iya mah."
"Kenapa muka kamu pucet banget Prill?" Sekarang giliran papa nya yang bertanya.
"Tadi maag Prilly kambuh pah." Jujur Prilly
"Lho kok bisa sayang?" tanya mama Prilly, papanya pun yang tadinya sedang menonton berita di tv menoleh melihat Prilly dengan mengernyitkan keningnya.
"Ya bisa, soalnya tadi pagi Prilly nggak sarapan dulu." Jawab Prilly menundukkan kepalanya, dia takut melihat papa nya yang sedang melotot ke arah nya sekarang.
Papa udah kaya Ali aja melotot nya nyeremin- batin Prilly menyamakan raut marah papanya dan Ali
"Jadi tadi kamu nggak sarapan? Lain kali jangan kayak gitu lagi ya, besok-besok mama siapin bekel aja buat kamu Prill, biar kamu nggak sakit lagi perutnya." Ucap mama Prilly, Prilly hanya mengangguk saja sebagai jawabannya.
"Ya udah kamu masuk sana ke kamar, oh iya untuk malam ini kamu jangan mandi dulu soalnya udah malem, ganti baju aja abis itu turun ke bawah kita makan malam abis makan malam kamu langsung tidur biar muka kamu nggak pucat lagi." Cerocos mama Prilly khawatir.
Bagi Prilly dia sudah biasa mendengar omongan mama nyayang menurutnya sangat pengertian itu, walaupun mama dan papanya suka sibuk di kantor, tapi dia tidak pernah merasa menjadi anak broken home. Orang tuanya selalu memperhatikan nya dan Prilly sangat senang akan hal itu.
"Ya udah Prilly ke atas dulu ya ma pa." Pamit Prilly yang di angguki oleh mama dan papanya.
Apa yang disuruh mamanya semuanya Prilly turuti.
Setelah makan malam tadi Prilly memasuki kamarnya dan beristirahat dengan tidur nyenyak di kasur empuk nya itu.
* * *
Tangerang, 21 Januari 2019
Usahakan untuk menghargai karya si penulis!!!!Jangan lupa vote dan comentnya semuaaa:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Eskrim Man
Teen Fiction"Ali itu ibaratkan eskrim, biarpun dingin tapi manis, biarpun dingin tapi banyak yang suka, dan biarpun dingin tapi bisa bikin semua orang bahagia..walaupun sikap dinginnya itu terkadang bisa membuat orang terganggu" ___Prilly Radinka...