Ketika Jesse tak kunjung membalas ciumannya, Max mengulurkan tangannya ke belakang leher Jesse dan membawa wanita itu mendekat padanya. Ia menahan Jesse dan memperdalam ciumannya. Jesse sama sekali tidak membuka bibirnya. Max sebisa mungkin tidak berliur atau ia akan merusak segalaya. Meski dalam benak Max ia masih mengingat betapa Jesse begitu antipati soal ciuman bibir ke bibir, tapi demi Tuhan, Max tidak lagi bisa menahan dirinya ketika Jesse terus menghindar darinya dan tak pernah menyerah untuk berdebat dengannya.
Lantas kenapa ia tidak membungkamnya sekalian? Mereka sama-sama dewasa dan bukannya berumur sepuluh tahun lagi untuk menganggap ciuman penuh hasrat itu menjijikkan. Ini adalah cara satu-satunya yang terlintas di benak Max untuk menunjukkan keputusasaannya.
Namun sepertinya, Max memang begitu putus asa hingga ia menyadari dirinya berusaha seorang diri. Karena setelah beberapa waktu lamanya, Max tidak merasakan balasan dari bibir dan lidahnya yang mendesak Jesse.
Max memundurkan wajahnya ketika tak mendapat respon apapun. Bibir Jesse terkatup dan basah. Wajah Jesse menunjukkan keterkejutan―sama sekali tidak terlihat habis menikmati sebuah ciuman. Seketika Max merasa bersalah karena menarik Jesse tanpa ijin apapun.
Meski begitu wanita ini masih begitu cantik. Max mengusap bibir Jesse yang berkilau karenanya. Hasratnya masih begitu besar untuk mencicipi bibir itu lagi, namun ia ragu Jesse memang menginginkannya.
"Sudah selesai?" tanya Jesse dengan emosi yang tak bisa Max pastikan. Jesse jelas-jelas mengambil langkah mundur meski ia tidak bisa melarikan diri ke manapun dengan mobil di belakangnya dan Max yang menghimpitnya. Tangannya menyentuh dada seolah ingin melindungi diri.
"Jesslyn... aku―"
"Biarkan aku pergi, Max," potong Jesse.
Max menghela napas dengan kasar. "J, aku menyesal. Sungguh."
"Ya, aku tahu kau akan menyesalinya," potong Jesse lagi. "Aku sudah tahu. Aku... aku memang tidak berpengalaman soal―soal... yang tadi itu. Kau pasti... punya pembanding yang lebih bagus daripada yang tadi."
Apa yang ia bicarakan? Ciuman itu menggairahkan. Max menginginkannya. Ia hanya menyesal karena melakukan itu dengan cara bajingan. "Aku tidak minta maaf soal ciumannya!"
Jesse mengerjap seolah kata berciuman memang baru saja terdengar olehnya. "Yah, kalau begitu kau menyesal untuk apa, Max? Karena memang itulah yang terjadi sekitar lima belas detik yang lalu. Kau menerjangku dan aku tidak punya persiapan, atau pengalaman―"
"Pengalaman apa?"
Namun Jesse terus bicara tanpa menghiraukan selaan Max. "Dan omong-omong, aku juga tidak minta untuk dibandingkan―"
"Aku bahkan tidak membandingkanmu!" tegas Max.
"―aku pasti akan memperingatkanmu lebih dulu kalau kau tidak mendapatkan kenikmatan apapun dari bibirku seperti yang kau bayangkan." Jesse menutup mulut tiba-tiba dan menyumpah. Kemudian ia meralat kalimatnya. "Maaf. Lupakan. Aku besar kepala. Kau bahkan tak mungkin pernah membayangkanku."
KAMU SEDANG MEMBACA
RECOVER ME
RomanceBEVERLY HOUSE SERIES #2 √ Completed √ Jesslyn McGraw baik-baik saja selama menjauh dari mantan kekasihnya, Maxime Beverly. Jesse sebisa mungkin menghindari Max yang tampan, penuh pesona, dan berbakat mematahkan hati wanita. Tapi Jesse tidak bisa mel...