prolog ✔

4.6K 192 32
                                    

Lizy masih merangkul lengan kakak sulungnya, Achy. Pasalnya, hari ini keenam saudarinya itu akan pergi ke Amsterdam untuk mengurus beberapa surat peninggalan kedua orang tua mereka. Sejak kedua orang tua mereka meninggal dalam kecelakaan, hanya mereka bertujuhlah yang saling menjaga satu sama lain.

Lizy cukup bersyukur memiliki saudari yang banyak, rumah besar mereka tak menjadi sepi meski sudah ditinggalkan ayah dan ibu. Namun kini, Lizy harus tinggal sendirian karena semua saudarinya harus pergi. Sebenarnya Lizy ingin ikut, hanya saja saat ini ia tengah ujian akhir tahun.

Ketika enam saudari perempuannya akan memasuki mobil. Lizy menarik tangan Arin, Kakak ketiganya.

"Ada apa sayang?" tanya Arin.

"Kakak, firasatku tidak enak."

"Sebenarnya kakak juga. Kakak merasa akan ada sesuatu."

"Jangan pergi kakak, tinggallah bersamaku," mohon Lizy.

"Tidak bisa sayang. Kakak harus ikut dengan Kak Achy, sudahlah mungkin itu cuma perasaanmu saja," ujar Arin yang kemudian berpamitan pada Lizy.

Arin pun menyusul para saudarinya di dalam mobil. Mereka melambaikan tangan pada Lizy yang terlihat sedih.

'Tuhan, lindungilah semua saudariku. Aku takut jika ini adalah pertemuan terakhir kami,' doa Lizy dalam hatinya setelah melihat mobil itu pergi meninggalkannya sendiri di rumah.

Lizy sangat menyayangi saudarinya, karena hanya merekalah keluarga yang Lizy punya sekarang.

Lizy tidak akan pernah lupa dengan kecelakaan beruntun dua tahun lalu yang membuat ayah dan ibunya meninggal. Saat itu umurnya masih 14 tahun. Lizy sangat terguncang, ia terus mengunci dirinya dikamar. Untunglah Achy berhasil membujuknya dengan ancaman akan bunuh diri jika Lizy tak mau keluar.

Sejak itulah Lizy menjadi dekat dengan Achy. Lizy kagum dengan kegigihan Achy menghadapi ini semua. Bahkan Achy berusaha tidak menangis di depan adiknya. Sungguh beruntung Lizy memiliki kakak seperti Achy.

***

Hari ini adalah hari terakhir ujian Lizy. Ia bersyukur sekaligus lega, bukan hanya karena ujiannya telah selesai tapi juga karena para saudarinya sampai dengan selamat di Amsterdam. Baru saja tadi malam mereka melakukan video call. Ah tidak, lebih tepatnya hanya dengan Achy karena Achy bilang yang lain sedang sibuk saat itu.

"Oh senangnya, ujian ku udah selesai. Tinggal dua minggu lagi Kakak juga akan pulang," ucap Lizy senang.

Dengan riangnya ia melangkah pulang. Sudut bibirnya tak pernah berhenti tersenyum. Dua minggu begitu cepat berlalu. Hari ini adalah kepulangan kakak Lizy.

"Halo, Kakak. Aku rindu Kakak. kapan jadwal keberangkatan Kakak? Kakak naik pesawat apa?" tanya Lizy setelah teleponnya tersambung.

"Halo sayang, Kakak juga rindu padamu, jadwal keberangkatan Kakak pukul 2 siang nanti. Kakak menaiki pesawat Pion Air," jawab Achy diseberang sana.

"Ok Kakak, hati-hati cepatlah sampai aku sayang Kakak."

"Kakak lebih sayang padamu. Baiklah Kakak putus dulu ya."

"Iya kak." sambungan telpon pun terputus.

Rasanya Lizy sudah tak sabar menunggu kedatangan saudarinya. Sekarang sudah pukul 11, artinya tinggal tiga jam lagi jadwal keberangkatan para saudarinya. Dengan segera Lizy membersihkan rumahnya, ia tak mau jika saudarinya datang dan melihat rumah berantakan. Sekitar dua jam Lizy baru selesai membersihkan rumah besar ini. Lizy pun beristirahat dan tertidur.

***

Suara peringatan begitu nyaring terdengar seluruh penumpang pesawat Pion Air. Para staf pesawat terlihat berlarian untuk melihat bagian yang rusak pada mesin pesawat. Semakin lama pesawat itu hilang kendali, badan pesawat terombang-ambing di udara hingga berputar 180 derajat. Jeritan histeris para penumpang sungguh memilukan hati.

Sampai akhirnya pesawat tersebut jatuh di sebuah hutan lebat dan terseret sejauh 250 meter. Para penumpang bernapas lega. Tapi napas itu menjadi bergemuruh ketika pesawat mulai mengeluarkan asap dan akhirnya meledak serta terbakar. Suara ledakan itu begitu nyaring membuat siapa saja yang mendengar akan merasa seperti jantungnya dihantam peluru tak berwujud.

Semua habis terbakar, hanya tinggal abu dan beberapa puing pesawat. Seluruh penumpang meninggal akibat tragedi mengerikan ini.

Tbc.

Hai, cerita ini lagi proses revisi. Nggak banyak, cuma beberapa aja yang nanti bakal direvisi biar lebih enak dibaca.

Dan untuk part yang udah diberi tanda ceklis berarti udah selesai revisi ya. Silahkan komen kalau revisian ini dirasa kurang, nanti bakal saya revisi ulang. Terimakasih.

selamat menikmati cerita,,

where are they? [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang