36. penyiksaan

1.2K 82 2
                                    

Lizy menangis terisak, hatinya mencelos saat melihat kondisi para saudarinya yang bisa dibilang tak baik. Wajah penuh lebam, tangan dan kaki terikat, mulut tersumpal dan baju yang telah tersobek-sobek.

Lizy dilemparkan ke dekat Tisya, membuatnya tersadar. Matanya membulat saat melihat adik bungsunya ada disini. Tisya terus bergerak mencoba melepas ikatannya. Dan pergerakan itu berhasil membuat ketiga saudarinya yang lain terbangun.

Mereka sama-sama menangis dalam diam kecuali Lizy yang mulutnya memang tak tersumpal.

Suara tepukan kembali terdengar Lizy.

"Pertemuan yang indah bukan?" tanya Achy yang telah memasuki ruang itu.

"Apa yang sebenarnya kau inginkan kak? Kau ingin uang? Warisan ayah? Atau apa hah?" tanya Lizy berapi-api membuat Achy mendekat dan menarik dagunya keras.

"Aku tak butuh uang atau warisan apapun, yang kubutuh adalah nyawa kalian!" Desis Achy kemudian melepaskan dagu Lizy keras.

Bekas kemerahan kini tercetak didagu putih Lizy. Achy beralih melihat Tisya yang sepertinya akan bicara.

"Lepaskan sumpal mereka!" perintah Achy pada orang berjubah tadi.

Orang itu mengangguk dan melepas sumpalan mereka, setelah itu ia menghilang dan meninggalkan satu temannya.

"Dia bukan manusia."

Lizy terkejut mendengar ucapan Achy. Berbeda dengan saudarinya yang memang telah tahu.

"Tolong lepaskan Lizy kak! Dia tak bersalah!" ucap Tisya berharap Achy akan luluh.

"Kalian semua bersalah!" ucap Achy dengan nada tinggi.

"Kau bersekutu dengan iblis?" tanya Lizy mengalihkan perhatian mereka.

Achy tertawa kencang.
"Kau benar sayang. Bagaimana kau bisa tahu?" Achy kembali tertawa.

Lizy menggeleng tak percaya.
"Itu tidak benar kak! Kumohon kembalilah ke jalan Tuhan!"

Mata Achy menggelap.
"Tidak akan! Tuhan bahkan tak pernah memberiku kebahagiaan!"

Lizy terkejut, hatinya kembali mencelos. Ternyata ia salah, Achy tidak melakukan semuanya sesuai kehendaknya melainkan terpengaruh oleh iblis.

Achy keluar, namun sebelum itu segerombol pria berjubah tiba-tiba datang.

"Siksa mereka!"

Sekali perintah, semua iblis itu mengangguk dan menyiksa Lizy beserta saudarinya. Lizy memejam, kini bukan hanya kepalanya yang berdarah, tapi tubuh bahkan hatinya pun ikut berdarah.

***

Lizy meringis ketika ia menggerakkan tubuhnya sedikit. Rasa panas akibat pukulan dan cambukan itu terasa kembali. Ia melihat para saudarinya yang kini terpejam, entah tidur atau pingsan.

Lizy kembali menangis, entah sudah berapa banyak air mata yang ia keluarkan 4 jam terakhir.
Dalam benaknya terus bertanya-tanya apa yang membuat Achy melakukan ini semua?

Apa yang membuatnya bersekutu dengan iblis? Dan apa yang membuatnya merasa tak adil?

Lizy melihat ke arah pintu yang terbuka menampilkan sesosok gadis berambut merah, Achy.
Tidak hanya Achy, tapi ada beberapa orang berjubah yang ikut masuk membawa beberapa ember air dan jeruk nipis.

Tunggu. Jeruk nipis? Untuk apa?

Achy tersenyum, "ternyata kau kuat juga," ucapnya pada Lizy.

Achy kembali duduk di kursinya dan memerintahkan sesuatu pada orang berjubah itu.

"Lakukan!"

Tanpa peringatan empat orang itu menyiram satu-persatu saudari Lizy dengan air dingin membuat mereka tersentak dan merasakan perih yang teramat sangat akibat luka yang terkena air dingin itu.

Tak cukup sampai situ, mereka memeras jeruk nipis tepat di atas lukanya. Teriakan memilukan terdengar keras di ruangan itu, bahkan Lizy pun memejamkan matanya tak sanggup melihat.

Sementara Achy, ia tertawa puas.
Setelah berakhir dengan saudari Lizy, kini mereka beralih menatap Lizy. Melakukan hal yang sama pada gadis malang itu dengan sesuatu yang lebih menyakitkan.

Lizy terpejam, kepalanya terasa seperti tercabut dengan kasar.

"Kenapa kakak lakukan ini?" tanya Lizy disela-sela rasa sakitnya.

Achy menyuruh orang berjubah itu menghentikan penyiksaan mereka, ia menatap Lizy beserta saudarinya.

"Untuk sebuah alasan."

"Tapi apa kak? Bukankah kami saudari kakak?" tanya Lizy yang masih mencoba membujuk kakak sulungnya itu.

Mendengar kata saudari membuat mata Achy menggelap marah.

"Kalian bukan saudariku!"

Semua yang ada di ruang itu tersentak.

Tbc.

where are they? [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang