20 : kotak ketiga

1.2K 84 1
                                    

Lizy sampai dirumahnya dengan wajah yang kusut. Ia menghempaskan tubuhnya ke atas sofa yang empuk sembari memijit kepalanya yang sedikit pusing.

Setelah ke tempat kerja Achy, Lizy tadi pergi ke panti asuhan. Tempat yang juga sering dikunjungi Achy. Lizy bertanya kepada ibu panti mengenai Achy, namun ibu panti mengatakan jika dari satu bulan yang lalu, Achy tidak berkunjung ke panti asuhan.

"Aakkh, kalau terus seperti ini, sampai kapan Kak Achy akan ketemu?" ujar Lizy frustasi.

Diteguknya segelas air yang ada di meja. Entah itu air apa Lizy tak perduli, yang penting itu bisa sedikit menenangkannya.

***

Tiga hari telah berlalu namun tak ada info sedikit pun mengenai keberadaan Achy. Lizy telah mencari Achy dimana-mana, bahkan teman terdekat Achy sudah didatangi oleh Lizy, namun nihil tetap tidak ada info apapun.

Kali ini saat Lizy akan pergi mencari Achy, ia menemukan sebuah kotak di depan rumahnya. Ingatannya melayang pada tiga hari yang lalu mengenai isi surat dari kotak yang sama.

Lizy membulatkan matanya tak percaya, hari ini kotak ketiga telah datang, apa itu artinya waktunya telah habis?

Tak mau ambil pusing, Lizy segera membawa kotak itu masuk kerumahnya.

Tak butuh waktu lama, Rey pun telah sampai di rumah Lizy. Rey yang melihat wajah panik Lizy pun bingung.

"Ada apa Lizy?"

"Gawat Rey! kotak itu, kotak ketiga telah datang," seru Lizy.

"Apa?" Rey pun masuk ke dalam rumah Lizy.

Mereka melihat kotak itu dengan sedikit was-was.

"Bukalah kotak itu Lizy!" Perintah Rey.

Lizy menggeleng, "aku takut, aku takut jika isinya..." ucap Lizy menggantung.

"Tak perlu takut, kita hadapi bersama," Rey melihat mata Lizy, berusaha memberikan semangat untuk Lizy.

Lizy mengangguk, perlahan ia mulai membuka kotak itu. Lagi dan lagi isinya adalah sebuah surat.

"Surat," ucap Lizy yang hampir seperti bisikan.

Rey mendekat untuk membaca surat itu.

Waktumu telah habis!
Sekarang giliranku yang akan bermain.
Permainan disebut petak umpet
Kau yang jaga dan aku yang sembunyi.
Kau harus menemukanku dalam batas waktu yang telah kutentukan.
Dan waktumu hanya 10 hari!

Jika dalam 10 hari kau tak berhasil menemukanku,
Maka...
Semua saudarimu mati!
Dan jika kau berhasil menemukanku, maka selamat!
Kau menang!

Ingatlah Lizy, aku ada dimana-mana, hanya butuh kejelian
Untuk menemukanku.
Jadi, selamat bermain dalam 10 hari!

"Ini... terlalu cepat!" seru Lizy. Untuk pertama kalinya ia tidak menangis.

"Maka kita harus lebih cepat Lizy,"

Lizy menggigit jarinya, ia bingung harus berbuat apa. Waktunya hanya 10 hari untuk menemukan peneror itu dan menyelamatkan para saudarinya.
Untuk kali ini Lizy berharap agar tidak terlambat.

***

Di tempat yang gelap, jauh dari pemukiman penduduk. Mereka terikat, dengan mulut tersumpal. Satu diantara mereka terus saja menangis sementara yang lain terus berharap agar mereka bisa terlepas dari wanita iblis di depannya.

"Aku telah mengirim kotak ketiga padanya, sekarang tinggal menunggu 10 hari kedepan. Jika dia tidak bisa menemukanku, maka kalian akan mati!" ucapnya dengan senyum sadis.

Mereka yang mendengar hanya mampu menahan amarah dan berharap agar Tuhan selalu bersama mereka.

"Tapi, kalau dia berhasil menemukanku, kalian tetap akan mati," gadis itu kemudian tertawa terbahak melihat orang-orang lemah didepannya.

Gadis itu pun maju dan membelai pipi masing-masing orang didepannya. Entah apa yang ia pikirkan, tiba-tiba ia menangis.

"Jika saja ibu kalian orang baik, mungkin kalian akan tetap hisup sekarang." Gadis itu mulai beranjak pergi.

Gadis itu melirik sekilas pada pengawalnya yang bertubuh besar.
"Lakukan!"

Para pengawalnya mengangguk. Membuat mereka yang terikat semakin histeris.

"Aku mohon jangan lagi," batin mereka.

Pria besar tersebut mengeluarkan cambuk dari bajunya dan mengarahkan cambuk tersebut ke arah mereka satu-persatu.

Air mata mulai membanjiri pipi mereka, jeritan mereka tertahan oleh kain penyumpal, jika boleh memilih lebih baik mereka mati sekarang daripada harus menahan rasa perih akibat cambukan yang terus menghantam tubuhnya.

Sakit dan perih terus mereka rasakan, hingga akhirnya pria besar itu menghentikan cambukannya. Karena kesalahan masa lalu yang membuat mereka merasakan ini semua. Kesalahan yang bahkan tidak mereka perbuat.

Tbc.


where are they? [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang