KM 11

17K 832 6
                                    

Yey bisa apdate lagi

Semoga suka sama kalanjutan ceritanya. Trima kasih yang udah baca sama kasih dukungan suara buat cerita ini

Biasakan vote sebelum baca
Happy reading

.
.
.



Sudah hampir dua bulan berlalu setelah kecelakaan itu. Wajah cantik itu terlihat sangat pucat dan matanya pun masih setia untuk tertutup. Pasti mimpinya sangat indah sehingga tidak ingin membuka matanya

"Bangunlah sayang" ucap pria itu (Rian) dengan mengecup lembut punggung tangan wanita yang masih setia menutup matanya

"Kumohon bangunlah. Aku sangat merindukanmu. Kau sudah sangat lama tertidur, apa kau tidak capek tertidur terus?" tanya Rian dengan lembut

"Rian pulanglah dulu bersihkan dirimu, istirahat dan makan" tegur Fidya saat melihat putranya masih saja tidak peduli

"Rian dengarkan bunda, apa kau...". "Mau saat Aisyah sadar ia melihat kondisimu yang seperti ini" Rian melanjutkan ucapan bundanya yang sudah sangat ia hafal

"Rian tidak perduli. Kondisi Rian baik ataupun tidak Rian sama sekali tidak perduli. Rian hanya mau Aisyah segera sadar bunda" ucap Rian terlihat sangat frustasi

Fidya menghembuskan nafas berat sudah seminggu ini putranya itu tidak mau menjauh sedikitpun dari sisi Aisyah, kecuali sangat ingin buang air. Itupun hanya dikamar mandi didalam ruangan itu

"Setidaknya makan sedikit saja nak. Wajahmu sudah sangat pucat karena kau tidak mau memberi asupan pada tubuhmu beberapa hari ini" ucap Fidya lagi membujuk. Rian sama sekali tidak bergeming dari posisinya

Fidya menghembuskan nafas pasrah "baiklah terserah kau saja" pasrah Fidya. Ia mendudukkan dirinya disofa ruangan itu, memperhatikan putranya dari sana

Rian menggenggam erat tangan Aisyah dan membaringkan kepalanya di atas tangannya yang satunya yang ia lipat. Lama dalam posisi itu akhirnya Rian dapat tertidur

*
Rian terbangun dari tidurnya saat merasakan tangan yang berada dalam genggamannya bergerak

Rian segera mengangkat kepalanya membuat Fidya ikut terkejut karena baru saja melihat putranya itu sangat nyenyak tertidur

"Ada apa?" tanya Fidya dengan heran saat melihat putranya yang terus menatap tangan yang digenggam putranya

"Jari Aisyah gerak bunda" ucap Rian. Raut bahagia terpancar jelas dimatanya

Fidya yang mendengar itu segera berjalan mendekat kearah putranya. Benar saja jari Aisyah bergerak perlahan

Fidya segera memencet tombol yang berada disamping bankar Aisyah

Rian menatap lekat kearah wajah Aisyah. Mata Aisyah mulai terbuka secara perlahan, beberapa kali mengerjakan matanya sebelum mata itu terbuka dengan sempurna

Aisyah menatap kosong kearah langit-langit kamar. Entah apa yang ada didalam pikirannya

Dokter yang baru saja masuk, langsung memeriksa kondisi Aisyah dengan cekatan

"Alhamdulillah kondisinya sudah mulai membaik. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan" ucap dokter itu menjelaskan

"Terima kasih dokter" ucap Fidya. Dokter itu menganggukkan kepalanya sebelum berjalan keluar ruangan

Keikhlasan Melepaskan (Risya)(COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang