KM 5

14.2K 793 4
                                    

Maaf karena lama apdate 😔😔😔
Saya tau saya salah, tapi saya mohon jangan karena saya apdatenya lama apdatenya kalian malah meninggalkan cerita ini 😭😭

Saya mohon ceritanya dibaca ya kalau bisa kasih dukungan biar semangat lanjut ceritanya

#
Biasakan vote sebelum baca 😊
Happy reading

.
.
.

Rian membanting ponselnya dilantai karena amarah menguasainya. Ponsel itu hancur berkeping-keping

Apa ini yang ayahnya maksud dengan hal penting

Flashback on
Rian tiba dirumahnya dan segera turun dari mobilnya dan berjalan masuk kedalam rumahnya

"Bun, ayah sudah pulang?" Tanya Rian pada bundanya yang sedang berjalan menuju dapur

"Ayah belum pulang. Kenapa? Tumben kamu pulang-pulang Langsung cari ayah" ucap Fidya pada putranya

"Rian juga tidak tau. Tapi kata ayah dia mau bicara hal penting pada Rian" jawab Rian menghampiri bundanya

Rian memeluk bundanya untuk menggoda bundanya

"Lepas Rian kamu itu bau. Lepas. bunda baru aja mandi tadi. Rian lepas" berontak Fidya dari pelukan putranya

Bukannya melepaskan bundanya Rian malah makin mengeratkan pelukannya

"Rian" teriak bundanya karena anak nakalnya itu senang sekali menggoda bundanya yang memang pecinta kebersihan

Rian pun melepas pelukannya dengan tertawa terbahak-bahak. Lalu berlari kearah kamarnya

"Dasar nakal" teriak Fidya dengan senyum. Anaknya itu paling nakal dan jahil

Selesai mandi Rian keluar dari kamarnya. Rian menahan tawanya melihat bundanya yang masih saja memasang wajah cemberut

"Bunda masih marah ya sama Rian" ucap Rian duduk disampingnya bundanya yang duduk di sofa ruang tamu

Fidya tetap diam tak memperdulikan keberadaan putranya. Fidya malah berdiri dari duduknya lalu berjalan menjauhi rian

"Bunda jangan marah dong. Bunda" Rian mengejar bundanya yang masih saja tidak menanggapi keberadaannya

"Bunda cantik" bujuk Rian tapi masih sama tak dihiraukan

"Bunda. Bunda. Bunda" Rian menghalangi jalan bundanya dengan badannya. Fidya berhenti berjalan tapi masih tetap diam

"Bunda maafin Rian ya?" Bujuk Rian menjewer kedua telinganya sendiri. Tawa Fidya nyaris meledak tapi berhasil ditahannya. Wajah putranya ini sangat menggemaskan jika seperti itu. Mata yang bulat dikedip-kedipkan dan bibirnya yang dimanyunkan

"Assalamu'alaikum" ucap Ramdan dari arah pintu membuat Fidya bisa bernafas lega karena Rian langsung merubah raut wajahnya

"Wa'alaikumssalam" jawab orang dari dalam rumah

Rian segera berjalan menghampiri ayahnya keruang tamu. Rian duduk disebelah ayahnya yang duduk di sofa ruang tamu

"Kamu sudah pulang?" Tanya Ramdan pada putranya

Keikhlasan Melepaskan (Risya)(COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang