2

3.3K 85 0
                                    

"kapan kau akan mengabariku?!" bentak sebuah suara di balik android milik Laura.

"aku akan menelpon besok. Kau saja yang tidak sabaran. " Laura terkekeh.

"kau tau betapa khawatirnya aku. Ku pikir kau memilih tidur di jalan di banding meminta bantuanku"

Sebenarnya itu memang benar. Jika saja Laura tidak mendapatkan pekerjaan ini, maka Ia akan tidur di jalan setidaknya sampai wanita di seberang sana menghubunginya.

"kau masih di sana?"

"Ya. Aku masih di sini. Kau tenanglah. Aku sudah berada di tempat yang sangat layak saat ini. Maaf membuatmu khawatir."

"tentu saja aku khawatir. Kau sudah seperti adikku sendiri. Syukurlah jika kau benar-benar mendapat pekerjaan itu. Aku harap semua berjalan lancar mulai saat ini"

"terima kasih. Semoga doamu terkabul. Aku akan menghubungimu akhir pekan nanti. Kita bisa makan siang bersama."

"jangan mengingkarinya, aku akan mentraktirmu."

"kau memang kakak terbaik." Laura terkekeh, "aku tutup dulu ya"

Mereka berpamitan kemudian menutup panggilan masing-masing.

Laura merapikan pakaian dan perlengkapan pribadinya. Ia sangat menyukai kamarnya, bahkan kamar itu lebih besar dari kamar kostnya. Kamar mandi juga sudah tersedia di kamarnya.

"aaaaahhh.. Lelahnya" keluh Laura sambil menghempas pelan tubuhnya ke tempat tidur empuk itu.

Matanya menangkap sebuah laptop menyala di atas meja tak jauh dari tempat tidurnya.

Laptop itu terhubung dengan semua cctv di rumah itu. Laura membutuhkannya karna pada jam istirahat Ia tidak boleh berkeliaran di hadapan bos-nya itu.

Setelah melihat beberapa saat, Laura menutup tampilan cctv itu dan membuka dokumen yang harus Ia kuasai terkait pekerjaannya, "kelihatannya aku harus lembur malam ini" lagi lagi Laura mengeluh.

***

Jarum jam sudah menunjuk pada angka 2, namun mata Laura masih merenungi dokumen di laptop itu. Untungnya itu dokumen terakhir, setelah ini Ia bisa beristirahat.

"suara apa itu?"

Laura mencongak saat mendengar suara langkah kaki dari atas kepalanya.

Ia cepat-cepat menampilkan rekaman cctv. Laura tidak memiliki cctv di kamar tidur bos-nya, jadi Ia dengan sabar menunggu hingga bos-nya turun. Ia tampak penasaran dengan sosok bos yang sepertinya orang yang sangat penting itu.

Sayangnya penantian Laura tidak membuahkan hasil. Ia tidak lagi mendengar suara langkah dari kamar di atasnya.

"apa dia sudah tidur?" gumam Laura.

Laura mengedip-ngedipkan matanya yang mulai lelah, "baiklah. Aku juga harus tidur bos"

***

Laura hanya tidur tiga jam, tapi Ia masih saja bangun di pagi buta untuk berolahraga.

Ia tampak berlari ringan di sekitar rumah bosnya itu. Sesuai dengan yang telah dijelaskan Dony, bosnya setiap pagi berolahraga. Setiap pukul 6 pagi lebih tepatnya. Maka dari itu Laura berolahraga lebih cepat satu jam agar mereka tidak berpapasan.

Tempat itu sangat nyaman, pemandangan hijau di sekitar sangat menyejukkan mata Laura. Di tambah dengan langit yang masih biru gelap, menambah ketenangan bagi Laura.

Laura berhenti di sudut taman. Ia mengatur nafasnya sambil menatap ke langit luas yang terpapar di depan matanya.

"aku bahkan tidak kecewa jika harus hidup sendiri, asal ketenangan ini menjadi milikku selamanya" gumam Laura.

Ia sudah melewati begitu banyak kesulitan hingga akhirnya sampai pada karirnya saat ini. Hidupnya tidak pernah tenang dikejar rentenir yang menagih hutang orang tuanya yang sudah sepuluh tahun tiada.

Tidur satu atau dua jam sehari sudah biasa Ia lakoni, karena harus bekerja di dua tempat. Hanya dengan begitu Ia bisa membayar hutang orang tuanya dan membiayai kuliahnya.

Dengan otaknya, Ia bisa saja menjadi dokter. Namun masa pendidikan yang telalu lama mengurungkan niatnya. Lalu, seseorang yang selalu mendukungnya menyarankan agar Ia menjadi sekretaris setelah mempertimbangkan kemampuan serta penampilannya.

Tentu saja, Laura memiliki tubuh yang ideal karena kegemarannya berolahraga. Selain itu, parasnya tidak hanya cantik biasa, manis, begitu pria memujinya. Kemampuan berbahasanya juga di atas rata-rata. Ia menguasai 4 bahasa sekaligus, indonesia, inggris, jerman dan jepang. Perusahaan mana yang tidak akan membeli kemampuan orang sepertinya.

Matahari semakin menyingsing, Laura tampak beranjak dari posisinya dan kembali ke rumah itu. Sebelum bos-nya keluar nanti.

Selain itu Ia juga harus membuat sarapan, mandi dan bersiap ke kantor.

***

The Boss: When A Man Fallin Love - COMPLETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang