"Terkadang sikap kamu yang aneh menjadikan kamu lebih istimewa" - asj
***
Terdengar suara langkah kaki seorang gadis yang berjalan sepanjang dikorditor kelas XII MIPA SMA Tunas bangsa.
Seorang gadis itu bernama AURELLIA PUTRI ARMELLYA.
Aurel berjalan menuju ruang majelis guru dengan memengang erat tali tas mungil yang ia bawa hari ini. Aurel sungguh takut terjadi apa-apa dengannya nanti. Berjalan perlahan menurutnya dapat menenangkan suasana hatinya saat ini.
TOK TOK TOK.
"Permisi, saya dipanggil dengan Bu Rina" ucap Aurel dengan kaku. Seorang guru pun menunjuk arah tempat Bu Rina berada. Aurel mengangguk paham atas petunjuk guru tersebut. Langkah demi langkah ia langkahkan menuju meja Bu Rina.
Dari jarak jauh Aurel melihat seorang cowok yang juga sedang mengahadapi Bu Rina. Perlu kalian tau, jika ada siswa sudah berhadapan dengan Bu Rina maka tandanya siswa tersebut mempunyai masalah. Menurutnya ia tidak melakukan kesalahan sedikit pun, jadi Aurel merasa tenang saja.
Perlahan Aurel mendekati meja Bu Rina dengan kondisi jantung yang tidak tau seperti apa lagi keadaannya, rasanya keringat dingin mulai keluar dari badannya.
"Permisi Bu Rina, ibu memanggil saya?" Ucap Aurel dengan sopan. Seketika Bu Rina menatapi dirinya sambil menurunkan kacamatanya.
"Hm. Iya ibu memanggil kamu, lebih tepatnya kalian berdua." Jawab Bu Rina sambil mengepalkan kedua tangannya diatas meja. Tampak terdapat dua amplop bewarna putih berada di kepalan tangan kanan Bu Rina.
Aurel mulai berpikir yang aneh-aneh. Aurel takut kalau itu surat berisikan surat hukuman bahkan sampai berpikir bahwa itu adalah surat drop out. Aurel tampak cemas jika hal yang ia pikirkan itu memanglah benar.
"Ibu memanggil kalian berdua untuk memberitahu sesuatu kepada kalian" ucap tegas Bu Rina saat berbicara kepada mereka berdua sehingga membuat Aurel susah untuk menelan air ludahnya.
"Se-sesuatu seperti apa Bu Rina?"ucap seorang aurel dengan ragu.
"Sesuatu hal yang akan membuat kalian bahagia" ucap Bu Rina dengan tersenyum, baru kali ini Aurel melihat Bu Rina melukiskan senyumannya di wajahnya. Senyumannya yang selama ini ia pendam ternyata sungguh manis menurut Aurel.
"Kalian berdua lolos Olimpiade Sains tingkat provinsi. Selamat anak-anakku"ucap Bu Rina dengan penuh bahagia melihat kami. Aurel terlihat senang mendengar perkataan Bu Rina barusan. Aurel lupa bahwa ia mengikuti Olimpiade Sains bulan lalu. Perasaannya pengumuman lolos tidak lolos itu akan diumumkan minggu depan, tapi itu bukan masalah buat Aurel.
Bu Rina mengancungkan dua jempolnya dan memberikan ucapan selamat berkali-kali. Kami menyalami Bu Rina sambil tersenyum.
Beberapa detik kemudian Bu Rina menyuruh mereka berdua keluar dari majelis dan langsung mengikuti kegiatan kelas meeting.
***
Aurel berjalan keluar menuju kelasnya. Disepanjang jalan Aurel berjalan beriringan dengan cowok yang tadi. Dari tadi ia terlihat diam, sejujurnya Aurel tidak pernah melihat cowok tersebut saat lomba Olimpiade Sains kemarin, bahkan saat persiapan Olimpiade Aurel tidak pernah melihat sosok cowok tersebut.
Aurel mulai berani membuka mulut, awalnya ia ragu untuk berbicara dengan cowok tersebut.
"Hei! Kenapa diam saja?"tanya Aurel yang ingin tau apa yang menyebabkan cowok tersebut diam saja dari tadi namun cowok tersebut tidak merespon Aurel. Aurel menghela napas berat. Aurel ingin bertanya sekali lagi.
"Hei! Kenalkan aku Aurellia putri armellya dari kelas sepuluh MIPA satu."ucap aurel sambil tersenyum.
Cowok itu tetap diam tanpa menyebutkan satu kata pun membuat Aurel semakin ragu jika ia ingin bertanya lagi. Kesunyian tampak terjadi lagi setelah cowok itu berdehem tadi. Aurel mulai mencari topik percakapan untuk menghilangkan sesunyian antara mereka.
"Nama kamu siapa sih? Kok aku ga pernah liat kamu pas persiapan Olimpiade? Trus aku ga pernah liat kamu lomba Olimpiade sih?"ucap aurel sambil meletakkan tangannya kedepan badannya. Namun percuma saja, cowok itu kembali tetap tidak menjawab pertanyaannya. Aurel memdengus kesal dengan kelakuan cowok itu.
Kesunyian mulai terjadi saat mereka melewati Korditor sepanjang kelas X IPS. Bagaimana tidaklah sunyi, ini adalah waktu kegiatan pertandingan final basket justru itulah semua siswa berbondong-bondong menuju lapanngan basket.
Lorong korditor sungguh menjadi angker jika tidak ada kehidupan yang terjadi saat ini.
Tiba tiba langkah cowok itu pun terhenti, Aurel sontak melihatnya dengan binggung. Aurel ingin menanyainya namun ia berpikir bahwa itu hanyalah sia-sia ia lakukan.
Aurel pun melanjutkan langkahnya namun tangannya tiba-tiba digenggam oleh cowok itu, Aurel sontak terkejut dengan apa yang cowok itu lakukan. Dengan cepat Aurel menepis genggaman tangan cowok itu.
"Lepasin tangan Aurel, kata mama nanti mama marah kalo dipegang sama cowok." protes aurel sambil menggenggam tangannya dengan erat namun sang cowok itu malah menggenggam tangan Aurel lagi.
"Sini" kata sang cowok itu dengan singkat. Aurel yang tak mengerti apa-apa pun hanya mengangguk tidak paham dengan kelakuan sang cowok itu.
Mereka pun berputar arah mereka berjalan dan berlari secepat mungkin meninggalkan korditor kelas X IPS itu. Tampak seseorang yang juga berjalan cepat menuju mereka.
"Ck, sialan. Kabur dia."
***
Mereka berlari ngos-ngosan dengan nafas tidak beraturan. Mereka terus berlari dengan cepat hingga sampai di aula.
Aurel berhenti berjalan dan mulai membuka mulut.
"Ng-ngapain si-sih ki-kita lari Aurel capek tauu" ucap aurel dengan nafas yang masih tidak beraturan. Namun cowok tersebut masih tidak merespon pertanyaan Aurel dari tadi. Aurel hanya menarik nafas panjang menanggapi kelakuan si cowok tersebut.
"Kamu kenapa sih dari tadi? Kan punya mulut, digunain kek. Jangan diam mulu, harusnya kamu it..." ucap aurel panjang lebar namun ucapannya terpotong. Mulutnya tiba tiba menjadi kaku kerena si cowo itu menatapnya dingin.
"Bisa diam tak sih!" Bentak cowo tersebut membuat aurel terdiam sejenak matanya mulai berkaca-kaca. Aurel sangat benci dengan orang yang membentakinya.
"Nama gue ARFI SHADIQ BIGANTARA" ucap arfi sambil menjulurkan tangannya dengan muka tidak bersalahnya. Aurel yang tadinya terkejut dengan bentakan Arfi sekarang ia melonggo dengan ucapannya si Arfi.
Aurel bigung dengan kelakuan Arfi tadi, tadinya ia marah-marah namun mengapa ia berkata itu sekarang, seolah-olah ia tidak tau apa yang tadi terjadi.
"Lo tadi nanya nama gue kan?"ucap Arfi menyakinkan Aurel. Aurel mengangguk sambil mengingat kata-katanya saat ia berbicara dengan Arfi di korditor kelas X IPS tadi.
"Eh.. iya Aurel lupa." ucap Aurel dengan terkekeh pelan.
"Masih muda kok udah pikun" ucap Arfi membuat Aurel terasa tersinggung.
"Cih. Masih mending Aurel dari pada kamu"ucap Aurel yang tidak mau kalah dengan ucapan Arfi tadi.
"Apaan?" Ucap arfi heran
"Iss.. tadi marah-marah bentak-bentak Aurel, sekarang tanpa ada salah apa-apa kamu." ucap Aurel sambil menciutkan bibirnya.
"Sebenarnya aku itu ada maksudnya"ucap Arfi sambil memutarkan bola matanya.
"Apa maksudnya?" Ucap aurel yang ingin tau.
"Sebenarnya.."
***
Hayyyyi
Slamat membaca karya prtma ak
Maklumin aj klo bnyk typo. HeheheVotement:)
Salam kenal,
Jihan sadira aurellia
06.12.18
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Boyfriend
Teen Fiction[First book✔] Masa depan memang selalu ada untuk mengubah apa yang terjadi dimasa lalu. Namun tidak untuk Aurel. Nyatanya masa depannya selalu saja bertemu dengan masa lalunya. Penuh dengan peristiwa yang kelam dan tragis. Separuh ingatannya sudah h...