Kring...
Bel pulang sudah berbunyi cukup nyaring mengisu disetiap sisi area sekolah saat ini. Bu Nina tengah melanyani walimurid terakhir yang masih berada didalam kelas Mipa 1 itu.
"Iyaa buk makasih ya buk" ucap seorang walimurid itu sambil menyalami tangan bu Nina. Walimurid itu berjalan keluar ruangan kelas dambil mengenggam erat raport milik sang anak.
"Aurel" panggil bu Nina sambil melihat kearah luar pintu. Aurel yang dari tadi melamun menatapi suasana sekolah yang kini sudah sepi langsung menatapi wajah Bu Nina yang tadi memanggilnya.
"Iya bu? Kenapa? Aurel ada salah ya bu?" Tanya aurel sambil menunjuk dirinya sendiri.
"Mama kamu kenapa belum datang jam segini?" Ucap bu Nina sambil mengecek hpnya sejenak
"Ehmm.. mama Aurel lagi diluar kota, bu" jawab Aurel dengan sedikit menundukkan kepalanya agak rendah.
"Kira kira kapan pulangnya"tanya bu Nina lagi sambil menaruh kembali hpnya ke tas kecil miliknya.
"Ehm.. gapasti, bu"jawab Aurel lagi sambil menarik narik ujung bajunya dan menggingit bibir bawahnya.
"Eh. Yaudah ini raportnya kamu ambil aja, soalnya ibu mau pulang" Bu nina langsung memberi raport ke arah Aurel. Aurel mengambilnya dan langsung memeluk raportnya sambil tersentum
"Ehmm.. maaf ya bu mama Aurel ga datang ke sekolah" ucap Aurel yang merasa ada yang salah dibenaknya.
"Iya gapapa" bu Nina langsung berjalan melewati Aurel yang dari tadi berdiri didepan pintu kelasnya dan menuju ke majelis. Sepertinya.
"Huaaa.. nilai Aurel naik semua" teriak Aurel setelah membuka raportnya. Ia terkejut saat nilainya cukup memuaskan dan nilainya pada semester ini sebagian besar naik.
"Ha?! Juara satu?! Lagi?!" Aurel mengarahkan pandangannya ke arah kolom prestasi di bawah lampiran raportnya.
"Yeaaayyyyyy... akhirnya Aurel bisa mempertahankan juara kelas Aurel" teriaknya sambil tersenyum riang melihat isi raport itu.
"Hey gembira amat neng" kejut seseorang sambil memegang bahu Aurel dari belakang. Aurel seolah terkejut langsung membalikkan badannya menghadap kearah seseorang itu.
"Ha?! Oh Arfi, bikin kaget Aurel aja" Arfi terkekeh pelan dan mengaruk belakang kepalanya yang tak gatal
"Gimama nilainya bagus?" Tanyanya.
"Sangat bagus dan memuaskan kata bu Nina" jawab Aurel sambil tersenyum ria membuat Arfi terpesona melihat kedua sudut bibir Aurel yang terangkat manis.
"Juara?"
"Iya juara 1" ucap Aurel sambil tersenyum yang semakin manis. Diabetes si Arfinya tu.
"Pintar" puji Arfi sambil mengacak-acak rambut Aurel hingga berantakan.
"Aurel emang pintar jadi gausah dipuji lagi" ucapnya sambil menunjukkan deretan giginya.
"Yuk pulang"ajak Arfi sambil menarik lengan Aurel.
"Tapi" satu kata keluar dari mulut Aurel. Membuat Arfi langsung membalikkan badannya kembali mengarah ke depan Aurel.
"Tapi kenapa? Takut kena marah mama kucing?"
"Bukan" ucap Aurel sambil menggelengkan kepalanya.
"Terus?"kata Arfi yang keheranan.
"Ehmm.. biasanya kalau Aurel nilainya tinggi hadiahnya eskrim, jadi.." ucap Aurel sambil mengoyang-goyangkan tubuhnya kekiri-kanan. Terlihqt menggemaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Boyfriend
Teen Fiction[First book✔] Masa depan memang selalu ada untuk mengubah apa yang terjadi dimasa lalu. Namun tidak untuk Aurel. Nyatanya masa depannya selalu saja bertemu dengan masa lalunya. Penuh dengan peristiwa yang kelam dan tragis. Separuh ingatannya sudah h...