14 - Ajaib

94 8 2
                                    

"Jika dia sayang dia akan berjuang demi kamu" - (banyak)

***

Kringg..

Bel pulang sekolah telah berbunyi cukup keras. Satupersatu siswa siswi SMA Tunas Bangsa berhamburan keluar dari gerbang sekolah, kecuali Aurel dan beberapa siswi yang piket.

Kini Aurel sedang menikmati ketenangan didalam kelasnya. Perlahan kepalanya terangkat dari tidurnya. Ia langsung melihat jam dinding dikelasnya itu. [11.09]. Bel sudah berbunyi sekitar sepuluh menit yang lalu. Rasanya sulit untuk bangun dari tempat duduknya sekarang.

Aurel merongoh sakunya berharap ia memiliki uang yang cukup untuk naik taksi menuju rumahnya. Namun hasilnya nihil. Tidak ada uang disakunya. Ia benar-benar lupa telah menghabiskan uangnya saat makan sop ayam di kantin tadi.

"Rel, lo ga pulang sama Arfi? Kalo ga mau Amel mau minta antar sama Arfi nih." Ucap teman kelas Aurel, Icha.

"Apa-apaan sih lo" ucap Amel yang langsung mengangkat kepalanya dari tidurnya.

"Lah, emang lo kan yang maks.... Arkkh.." ucap Icha dengan spontan membuat Amel cepat-cepat berdiri dan langsung menginjak kaki Icha. Icha meringis kesakitan dengan kakinya itu. Amel mendekat dan berbisik pada Icha.

"Bisa jaga mulut? Kalo ga bisa gue nanti beli lem" ancam Amel pelan sambil menatap Icha dengan serius. Icha langsung terdiam dan langsung meninggalkan Icha yang dari tadi melototinya.

Aurel memiringkan kepalanya sedikit dan melihat Amel yang tampak sedang memarahi Icha. Amel memutar balikkan badannya dan langsung menatapi Aurel dengan tajam. Aurel tidak bisa bergerak sama sekali. Ia kaku dilihat seperti itu.

Amel langsung mengambil tasnya dan cepat-cepat keluar dari kelas itu. Aurel melihatnya heran.

"Amel kenapa sih? Aneh ih."

Ting.
Ting.

Aurel langsung mengambil hpnya diatas meja saat hpnya beegetar untuk sekian kalinya. Aurel membuka kunci layar dan langsung membuka notifikasi.

2 pesan baru dari Arfi S.
Arfi : P
Arfi : Gue diparkiran. Cepet.

Aurel langsung mengambil tasnya dan menyimpan hpnya disaku roknya. Berjalan cukup cepat melewati ruang kelas lain. Ia juga merapikan rambutnya yang kurang rapi.

***

Arfi menunggu Aurel sambil memainkan hpnya. Harusnya hari ini dia rapat osis tapi dibatalkan. Padahal dia sudah menyusun jadwal hari ini. Terpaksa jadwalnya berubah lagi.

Aurel berjalan cukup cepat menghampiri Arfi yang tengah menunngu dirinya di parkiran. Cukup panas hari ini. Aurel menepuk bahu kanan Arfi membuat Arfi langsung matapnya.

"Lambat banget sih lo"

"Hum..sorry ya Arfi" ucap Aurel dengan pellan sambil menempelkan kedua tangannya dipipinya. Membuat dirinya sangat lucu. Aurel tersenyum dengan lebar. Arfi merasa dirinya sedang bertemu bidadari sungguhan. Lucu juga cantik.

"Untung lo lucu, kalau tidak mungkin gue ga maafin" ucapmya sambil menggunakan helmnya dan membenarkan letak spionnya.

Aurel langsung naik ke motor sport milik Arfi sambil membenarkan roknya.

"Peluk"

Aurel langsung tersiam saat Arfi menyuruhnya untuk segera peluk pinngangnya. Jantung Aurel saat ini todak bisa dikondisikan dengan keadaan.

Cold Boyfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang