18. Special (fast) day

57 5 0
                                    

Lampu jalan sudah tampak menyala setiap sudut jalan. Sekarang matahari sudah tergantikan dengan sang bulan yang saat ini sedang purnama. Udara malam sangat dingin saat ini.

Arfi menunggu hampir 30 menit di ruang tamu sambil melihat sekeliling foto keluarga dirumah Aurel. Setelah ia diberi izin oleh Calista, mama Aurel untuk mengajak Aurel makan malam disebuah cafe.

"Udah lama ya nunggunya?" Ucap Aurel sambil tersenyum manis menuruni tangga rumahnya. Arfi sontak terkejut dengan penampilan Aurel malam ini. Bukan hanya sekadar cantik. She's so pretty.

"Hayuk kita pergi" ajak Aurel sambil menarik lengan Arfi keluar dari rumahnya.

***

Aurel melangkah keluar dari mobil dengan pelan membuat beberapa pasang mata melihatnya dengan terpesona. Arfi yang melihatnya langsung bergerak cepat mendekat disamping Aurel. Setelah itu beberapa pasang mata langsung mengalihkan pandangan mereka ke arah yang lain setelah Arfi memandang sinis.

"Yuk masuk". Aurel mengangguk pelan sambil memiringkan kepalanya dan tersenyum. Arfi memberikan tangannya pada Aurel dan langsung digenggam oleh Aurel.

Arfi mendekat kemeja kasir dan menyuruh Aurel terus berada dibelakangnya tanpa pergi kemana-mana.

"Permisi saya mau ambil tempat yang saya pesan kemarin"

"Baiklah, silahkan langsung mengambil tempat anda" ucap seorang wanita kasir yang sedang menghitung uang seorang pelanggan lainnya. Arfi mengangguk setuju atas omongan itu tersebut.

Mereka menaiki lift menuju ke taman cafe diatas gedung yang telah dihiasi berbagai object disana khusus untuk mereka berdua yang disiapkan dari kemarin oleh Arfi.

Setwlah sampai di atas gedung Arfi menahan lengan Aurel yang masih lurus jalan kedepan. Sontak mambuat Aurel terkejut dengan kelakuan Arfi. Arfi mengeluarkan sehelai kain hitam dari sakunya.

"Untuk apa?" Tanya Aurel.

"Gausah pake nanya, sini deket ke gue, gue pasangin" Jawab Arfi sambil menatap Aurel yang kini kebingungan.

"Yaudah deh". Aurel mendekat ke depan Arfi, betapa gugupnya ia saat sedekat ini dengan Arfi. Arfi tersenyum melihat Aurel yang tampak gugup seperti hal yang sama yang ia rasakan saat ini. Intinya sama sama gugup.

"Tutup matanya" perintah Arfi sontak Aurel langsung menutup matanya dengan cepat. Arfi memasangkan kain hitam itu di mata aurel. Menyisihkan beberapa helai rambut Aurel ke belakang telingannya.

Arfi terus tersenyum saat ia merapikan rambut Aurel yang tertiup angin. Rambutnya yang tertiup angin sangat membuat Arfi terkesima melihat Aurel malam ini. Hidungnya yang lucu, pipinya yang imut dannn bibirnya yang merah itu.

"Ikuti arah gue dari belakang, trus pegang tangan gue jika lo ga mau terpisah dari gue" tegas Arfi sambil berjalan lurus kedepan. Aurel yang mendengarnya langsung meraba mencari lengan Arfi dan memeluknya dengan kuat. Seolah-olah ia ketakutan jika dirinya tersesat nantinya.

Disini Arfi menang banyak ya guys.

"Udah sampai ya" tanya Aurel.

"Bentar ya" Aurel mengganguk paham dengan petunjuj Arfi. Aurel menunggu cukup lama. Sehingga Aurel merasa dirinya telah ditinggal oleh Arfi sekarang ini. Ia takut sendiri.

"Arfii?"

Tidak ada jawaban.

"Arfiiiiiiiiiii!" Teriak Aurel

Sekali lagi tidak ada jawaban.

"Hiks." Aurel menangis pelan sambil menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

Cold Boyfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang