"Banyak hal yang dapat menjatuhkan harga dirimu, salah satunya sikapmu sendiri" - R.A Kartini
***
Tampak dua orang siswi yang sedang berada disuatu ruangan. Manda berupaya untuk mencongkel loker salah satu pemain basket SMP Permata.
"Ihh.. kenapa kita kesini sih, Manda?" Protes Aurel yang saat ini masih was-was dengan kelakuan mereka.
"Kasih cokelat sama surat dong untuk Shadiq " ucap Manda yang masih fokus untuk mencongkel loker milik Shadiq itu.
"Ohh.. kata Bagas, kalau ada orang yang kasih seauatu seperti cokelat pada lawan jenisnya, berarti dia suka sama orang itu. Berarti Manda sesang jatuh cinta.. wahhh.. hebat Manda" ucap Aurel menjelaskan panjang lebar pada Manda. Manda hanya berdehem cukup kuat dengan ocehan Aurel.
"Tapi ya, Manda, Aurel rasa kita kayak uji nyali deh masuk ke ruang pergantian baju pemain basket apalagi ini kan ruang pemain basket cowok. Kalo ketauhan gimana? Uji mati ya?" Ucap Aurel yang merasa gelisah dengan perbuataan mereka sekarang. Sedangkan Manda masih fokus dengan loker itu.
Clek.
"Akhirnya.. berhasil juga" ucap Manda sambil memengang kepalanya yang kesakitan karena lama menekuk. Manda menaruh cokelat dan suratnya pada loker yang ia berhasil buka dengan cepat dan menutup loker itu kembali.
Aurel menghela puas dengan apa yang terjadi. Akhirnya menit ke menit ia bisa keluar dari ruangan itu.
"Yaudah yuk, kita ke kelas. Udah bel tadi" ucap Aurel sambil berlari kecil meninggalkan ruangan namun pandangannya terus kehadapan Manda yang berjalan cukup lambat.
Brak.
Tiba-tiba Aurel bertabrakan dengan seseorang yang sedang kedepannya. Manda langsung melihat Aurel yang tengah tersungkur di lantai.
"NGAPAIN KALIAN KE SINI? MAU LIAT BODY COWOK BASKET, HA?!"
teriakan salah satu pemain basket itu membuat pusat perhatian di ruang ganti tersebut. Satu per satu anggota pemain basket datang mengkrumunin mereka berdua. Mereka sangat takut dengan kejadian barusan.
"Tuh kan kita uji mati, man"
Manda mendegus kesal dan perlahan mengangguk setuju dengan apa yang Aurel katakan. Dengan cepat Manda lari dengan cepat keluar dari ruangan meninggalkan Aurel sendirian.
"Manda.. Aurel jangan ditinggalin" teriak Aurel sambil berusaha berdiri dan berlari namun tangannya di genggam oleh seseorang.
"Udahlah.. lepasin aja. Kasian bukan kalian melihat cewe polos satu ini menangis ketakutan melihat lo bentak tadi." Ucap salah satu pemain basket, Rio, sambil mengelus rambut Aurel. Pemain basket itu pun melepaskan Aurel dan semuanya pergi meninggalkan Aurel dan Rio.
"Ihh.. jangan ngelus rambut Aurel, nanti berantakan." Protes Aurel sambil menepis tangan Rio dengan keras. Rio langsung terdiam dengan perkataan Aurel.
"Wuih.. galak bener lo ya" katanya sambil mencolek hidung Aurel.
"Ihh.. gabole pegang hidung Aurel, nanti mama marah"
"Ayolah.. mamamu kan gaada disini" ucap Rio sambil mendekati tubuhnya pada Aurel. Perlahan mereka semakin dekat hingga tubuh Aurel tidak bisa mundur karena dibatasi oleh dinding.
Rio semakin mendekat dan coba menghalangi Aurel dengan tangannya didinding.
"Mamamu kan gaada disini, jadi tidak ada larangan bukan?" ucapnya dengan tersenyum miris. Aurel merasakan hal yang aneh dijantungnya. Jantung nya saat ini mulai bekerja. Ditambah dengan suasana sepi diruangan itu.
Perlahan Rio mendekati Aurel cukup dekat sekali. Jarak mereka begitu dekat sampai Aurel tidak bisa menghindari wajah Rio dihadapannya. Perlahan, perlahan Rio mendekati bibir Aurel.
"MAMA.." teriak Aurel dengan kuat tapi tidak membuat Rio untuk mundur selangkah pun. Beberapa detik kemudian.
BRUK.
Satu gempalan tangan seseorang tepat melukai pelipis Rio. Rio tersungkur ke lantai dan merigis kesakitan. Sedangkan Aurel dari tadi hanya menutup eajahnya dengan kedua tangannya.
Seseorang itu adalah Shadiq, yang baru saja mengecek lokernya dan mendengar suara teriakan Aurel yang berada di belakang susunan loker.
Shadiq perlahan melihat dibelakang susunan loker dan melihat dengan jelas ketika Rio ingin mencium bibir seorang gadis. Shadiq berlari secepat mungkin supaya ciuman mereka tidak terjadi. Dan satu gempalan tangan Shadiq tepat berada di pelipis Rio.
"Arhh.." ucap Rio sambil memengang pelipisnya. Luka. Rio langsung melihat siapa yang menonjok dirinya. Shadiq.
"Lo kenapa ha? Mainin bibir perempuan aja yang lo tau." Protes Shadiq sambil berusaha melindungi Aurel dibelakangnya. Rio mendecak kesal yang dengan perbuatan Shadiq barusan.
"Urusan lo apa? Tak senang bilang, diq" emosi Rio pun mulai keluar setelah Shadiq memprotes dirinya. Terjadilah perkelahian yang memicu pusat perhatian murid-murid SMP permata.
"Woi, kalian dipanggil ke bk tuh"
Mereka pun menyudahi perkelahian yang cukup menjadi pusat perhatian. Aurel yang dari tadi hanya terduduk lemah juga ikut ke bk.
***
"Tapi, bu, saya cuma khilaf"
"Gaada tapi tapi" tolak guru bk.
"Aurel itu masih polos, jangan rusakkin dia, Rio, ibu kecewa pada kamu, ibu kira kamu murid yang unggul karena prestasimu baik akademik maupun nonakademik, tapi apa? Karena kelakuan kekhilafan kamu bisa membuat orang yang percaya padamu sekarang menjadi kecewa. Pokoknya pulang nanti orang tua kamu dan orang tua Aurel harus berhadapan sama ibu." Protes guru bk, bu Endang.
"Iy-iya buk" ucap Rio tanda paham.
***
"Mama minta maaf ya, gara-gara mama kurang perhatian sama kamu membuat kamu disekolah mudah diperlakukan dengan cara tidak baik." Ucap mama Aurel sambil menatap Aurel yang masih duduk disofa ruang tamu rumahnya.
"Iya ma, itu bukan saja salah mama, itu salah Rio juga, ma"
"Yaudah kamu tidur ya" ucap mama sambil menghelus rambut Aurel. Mama Aurel langsung masuk kedalam kamarnya.
Ting.
Ting.
Ting.Aurel tampak terkejut dengan notifikasi hpnya. Aurel mengambil hpnya didalam tas sekolahnya.
Whatapps
3 pesan baru dari Shadiq
•Shadiq : P
Shadiq : Aurel, gw mw ksi tw lo sesuatu.
Shadiq : plis***
Oke gaes, chapter kali ini singkat dulu ya :)
Chapter kali ini menceritakan pengalaman kisah Aurel dengan Shadiq dulu.
Apakah ada cinta antara mereka?
Tungguin aja kelanjutan cerita masa lalu antara Aurel dan Manda.
Bakal diceritain kok kenapa Manda benci sama Aurel. 👌Votement gais...
12.02.19
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Boyfriend
Teen Fiction[First book✔] Masa depan memang selalu ada untuk mengubah apa yang terjadi dimasa lalu. Namun tidak untuk Aurel. Nyatanya masa depannya selalu saja bertemu dengan masa lalunya. Penuh dengan peristiwa yang kelam dan tragis. Separuh ingatannya sudah h...