22. Dia datang

62 7 0
                                    

Waktu liburan sudah berakhir, aurel sudah siap memulai pembelajaran semester barunya. Aurel berjalan keluar rumahnya dan mendekati cowok yang menunggunya sedari tadi.


"Udh siap neng pakai bajunya?"ucap Arfi sambil melipat tangannya didepan dada bidangnya.

"Sorry" hanya kata-kata inilah yang mampu keluar dari mulutnya.

"Hm"

"Aurel sayang Arfi, jangan marah"

"Arfi juga sayang Aurel, yuk pergi"

Aurel langsung naik keatas motor dan langsung memeluk Arfi sedangkan Arfi langsung menginjak gas menuju sekolah.

Sesampainya disekolah, sesuai dengan pemikiran Aurel, semua siswa bahkan sisiwi melihat kedatangannya bersama Arfi.

'Anjir mereka baru masuk udah pacaran aja

'Babang arfi gue ngapain sama cewek itu?'

'Arfi barengan sama cewek? Sejarah'

'Omg. Itu aurel anjir'

'Kenapa harus dia? Seharusnya gue'

Aurel turun dari motor Arfi dan melepaskan helmnya.

"Gue masuk kekelas duluan ya"ujar Aurel sambil berjalan meninggalkan Arfi yang masih berada diparkiran. Namun langkahnya terhenti sebab tangannya berhasil ditahan.

"Bareng gue"

Sepanjang korditor sekolah Arfi menahan emosinya dan berusaha menggengam jari Aurel dengan kuat. Bagaimana tidak? Aurel selalu membalas dengan senyumannya kepada semua cowok yang memanggil namanya. Sedangkan arfi hanya melihat mereka dengan tatapan sinisnya hingga mampu membuat mereka tiba tiba menunduk

"Bisa ga sih gausah dilayan cowo gatel seperti mereka?" Ucap Arfi sedikit marah dengan Aurel.

"Mereka baik kok sama Aurel"ucap Aurel membenarkan.

"Yang lo layan itu hanya gue, jangan sesekali layani mereka"

"Kenapa?"tanya Aurel

"Gue ga suka"

Akhirnya mereka sampai ke kelas mereka masing-masing. Aurel baru saja masuk ke dalam kelasnya langsung disambut Azka dengan heboh.

"Jelasin. Ke. Gue. Sekarang."

"Apanya"

"Kenapa. Lo. Bisa. Ditembak. Arfi. Pas. Liburan."

"Ya kayak gitu lah"

"Dan lo terima, rel?" Tanya Devrika

Aurel mengganguk dan langsung duduk di tempat duduknya. Dan langsung dihebohkan dengan Syifa dan Azka yang teriak "PJ ANJIR"

"Iya deh nanti gue tr"

"Yeaaaaaaaahhhh, irit uang jajan gue" teriak Syifa

Kringgg....

Bel petanda masuk kelas susah berbunyi nyaring membuat Aurel beserta 3 temannya langsung duduk ditempat mereka masing-masing.

"Azka, boleh temenin ke wc ga?"pinta Aurel sambil berlari kecil keluar kelas

"Kenapa?"heran Azka

"Gue mau pipis" jelas Aurel.

"Baru pagi loh" ucap azka sambil melihat arloji miliknya

"Yuk ah" ajak Aurel sambil menarik lengan Azka keluar kelas.

***

Aurel baru saja keluar dari tolilet dan merapikan bajunya agar terlihat rapi dan merapikan rambutnya yang sedikit berantakan

"Udh?" Tanya Azka. Aurel menggangguk mengiyakan pertanyaan Azka.

"Yuk kekelas tinggal 10 menit lagi bu endang masuk. Serem kalo masuknya terlambat" ajak Azka sambil menarik lengan Aurel untuk keluar dari toilet. Aurel berjalan menelusuri korditor kelas dan sesekali melihat beberapa siswa yang terlambat masuk kekelas.

Tiba-tiba Aurel berhenti berjalan. Tubuhnya seketika menjadi kaku dan berusaha sembunyi dibadan Azka. Aurel takut. Seeorang cowok tersebut mendekati Aurel dengan memakai seragam yang sama dan memasukkan kedua tangannya kesakunya.

"Hai syang" godanya sambil menyentuh bahu Aurel. Namun berhasil ditepis oleh Aurel dan Aurel langsung besembunyi disamping Azka.

"Jangan sentuh aku"

"Lo siapanya dia?" Azka memberanikan dirinya untuk bertanya seperti itu.

"Gue pacarnya dan akan tetap begitu"kata cowok itu dan tersenyum membuat Azka tercengang ditempatnya dan Aurel juga terkejut dengan perkataan cowok itu.

"Jauhin aku, aku benci sama kamu, dasar brengsek" teriak Aurel sambil mengeratkan pelukan dilengan Azka. Aurel sungguh takut kejadian itu terjadi kembali.

"Lo pergi aja deh"usir Azka sambil berjalan melewati cowok itu dilanjutkan dengan Aurel.

"Ga akan terulang lagi, aku gamau ninggalin lo lagi"ucap cowok itu sambil menahan lengan Aurel yang pergi dari hadapannya

"Gue bilang jangan ganggu dia" tegas Azka sambil menepis tangan cowok itu dengan kasar.

"Lo yang harusnya pergi, sebelum lo gue bikin gara-gara"bentak Cowok itu sambil mendorong kuat Azka hingga membuat dia jatuh kelantai.

"Akhh.. lo kasar banget sama cewek, dasar cowok brengsek" ucap Azka sambil meringis kesakitan.

"Gue kasar sama orang yang ngalang gue dekat dengan orang yang gue suka" bentaknya lagi. Sedangkan Aurel hanya bisa menunduk dan menangis dalam diam.

"Ka.. panggil dia"ucap Aurel dengan pelan

"Tapi rel.." bantah Azka yang tak mau meninggalkan Aurel sendirian. Apa lagi dengan orang yang belum dikenal

"Panggil arfi sekarang" ucap Aurel yang sedikit kuat

"Sebelum lo nyuruh gue datang gue udh datang"ucap Arfi tiba tiba sambil menyandarkan tubuhnya di dinding bangunan.

"Dia siapa sayang?"ucap cowok itu sambil menghelus pipi kiri Aurel dengan lembut namun Aurel mehindarinya. Arfi mulai panas melihat hal itu dan dengan cepat ia berjalan mendekati cowok itu.

"Brengsek" bentak Arfi sambil mengepalkan tangannya dan melayangkan pukulannya le pipi kanan cowok itu.

BUGH

"Lo siapanya Aurel ha?!" Tanya cowok itu sedikit menantang sambil mengusap pipi kanannya uang sakit.

"Fyi, She is my mine"jelas Arfi sambil merebut Aurel dari cowok itu.

"Gak. She is my mine forever " tolak cowok itu ketika mendengar penjelasan Arfi.

"Bacot lo nying"

"Lo yang bacot bangsat" bentak cowok itu sambil melayangkan satu kepalan tanganya.

BUGH

"Stop" teriak Aurel sambil ketakutan

"He's my mine, please jauhin aku, Rio"ucap Aurel sambil memeluk lengan Arfi dan membawa Arfi segera menjauhi cowok itu. Disusul oleh Azka sambil melihat sinis cowok itu. Rio andriawan saputra. Ya dia. Rio langsung mengepalkan tangannya dan menumbuk dinding yang ada disebelahnya.

"Gue ga nyerah gitu aja, ck" teriaknya.

***
Haii
Udh kelar ujiannya nih
Lega banget gais
Kalo masi ad yang ga kenal Rio
Cek chapter sebelum - sebelum nya ya ;)

Votement yaa gaiss

04.05.19

Cold Boyfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang