10. Cafe

101 8 0
                                    

"Lo bunganya, gue kupu-kupunya. Lo itu cantik seperti bunga makanya jangan heran gue terpikat dengan kecantikan lo."

***

"Mama!" Teriak Aurel dari dalam kamarnya. Entah mengapa ia merasakan hal-hal yang aneh sekarang. Bi Sari yang mendengarnya langsung datang membuka pintu kamar Aurel.

"Non Aurel mimpi buruk lagi ya?" Tanya bi Sari sambil duduk dipinggir tempat tidur milik Aurel. Bi Sari mengusap kepala Aurel dengan perlahan.

"Emangnya udah berapa kali Aurel mimpi buruk?"

"Sekitar tujuh delapanan lah non untuk malam ini." Lapor bi Sari pada Aurel yang masih menyelimuti dirinya dengan selimut tebal. Aurel tampak cemas ketika mendengar berapa kali ia terbangun untuk malam ini. Malam ini dia tampak gelisah sehinnga ia tidak dapat tidur dengan nyenyak.

Aurel melihat alarmnya dimeja yang menunjukkan pukul [03.55]. Sebentar lagi sekolah namun dirinya seperti tak siap hari ini. Bi Sari meninggalkan Aurel yang sekarang mulai baikkan dikamarnya.

Dengan kepergian bi Sari dari kamar Aurel membuat Aurel ingin melanjutkan tidurnya yang nyenyak.

Ting...
Ting..

Aurel terbangun lagi dengan suara yang berisik, Ia tau itu berasal dari hpnya. Aurel terbangun untuk sekian kalinya. Aurel langsung duduk. Ia langsung mengecek hpnya dan suara itu adalah alarm.

Aurel langsung menonaktifkan alarm itu. Seketika notifikasi Whatapp langsung ada di layar hpnya.

Whatapp.
Pesan dari Arfi S.
"Besok temenin gue ke cafe" [20.07]
"Tidak ada kata penolakan." [20.07]

Aurel mengehela napasnya dengan panjang dan mengeleng-gelengkan kepalanya. Ia merasa tak percaya jika Arfi mengajaknya ke cafe.

Sejujurnya Aurel baru pertama kali ke cafe dengan cowok. Aurel biasanya ke cafe dengan teman-temannya. Aurel merasa sedikit takut jika ia ke cafe bersama cowok. Aurel takut salah tingkah.

Aurel langsung merebahkan tubuhnya yang capek ke kasurnya kembali. Aurel menatapi langit-langit kamarnya yang berwarna putih sambil memeluk gulingnya.

Aurel menutup matanya dan tersenyum tipis. Dan kembali membuka matanya. Setetes air mata turun di pipinya dan membasahi pipinya itu.

"Mama, Aurel rindu mama." batin Aurel sambil menangis pelan.

***

Kringgg..

Bel terdengar cukup kuat petanda pulang. Sorak-sorakan siswa siswi mulai meriah ketika gerbang sekolah dibuka. Waktu pulanglah sangat ditunggukan oleh siswa siswi tersebut.

Aurel mengemas buku batas pelajaran yang ia susun hari ini. Azka mendekatinya bersamaan dua rekannya, Devrika dan Syifa. Mereka mendekati Aurel yang tampak tak seperti biasanya hari ini.

"Hey!" Kejut Azka membuat Aurel hampir melempar buku batasnya kearah wajah Azka.

"Eh.. Azka jangan kejutin Aurel dong" ucap Aurel sambil menciutkan bibirnya. Azka tertawa terbahak-bahak melihat wajah Aurel yang sangat terkejut dengan kejutannya sambil diakhiri dengan batuk-batuk.

Syifa mendekati Azka yang sedang terbatuk-batuk karena terlalu terbahak-bahak menertawai Aurel. Syifa menepuk-nepuk punggung Azka dengan kuat membuat Azka semakin terbatuk-batuk dibuatnya.

"Makanya jangan gangguin anak orang, noh kena karma kan?" Ucap Syifa sambil menepuk-nepuk punggung Azka dengan kuat.

"Woyy, kampret. Jangan kuat-kuat mukulnya. Sakit goblok." Protes Azka sambil menepis tangan Syifa dari punggungnya.

Cold Boyfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang