Aurel berjalan pelan keluar dari kamarnya. Sesekali ia menguap karena merasa ngantuk kembali. Seharusnya ia masih tidur jam segini. Tapi karena suara teriakkan yang khas pagi-pagi lah ia harus terbangun saat ini. Bahkan lebih awal dari pada biasanya. Suara bi Sari.
Sebuah koper besar kini tengah berada di samping pintu depan rumahnya. Seseorang laki-laki sekarang telah siap memakai sebuah kemeja berwarna hitam dan celana panjangnya sambil memakai jam tangan miliknya.
"Bagas mau kemana?" Tanya Aurel sambil beberapa kali ia menguap dan mengusap-usap matanya yang masih sayup. Bagas menoleh cepat saat Aurel bertanya.
"Mau pergi lagi" jawab Bagas sambil bercermin didepan kaca ruang tamu.
"Kemana?"
"Kan lo semalam yang ngusir gue" jawabnya kembali sambil sedikit merapikan rambutnya yang kurang rapi.
"Ihh.. Aurel kan cuma becanda" Rengek Aurel sambil melipat tangannya didepan dadanya.
"Waktu liburan sekolah gue disana tinggal seminggu lagi jadi gue harus cepet-cepet pulang kesana, takut kehabisan tiket kata mama."
"Ngapain lagi sih kesana selain belajar"
"Ehm.. salah satunya gue cuma numpang buang air kecil juga disana." Ucap Bagas yang sedikit kesal dengan perkataan Aurel barusan. Aurel langsung menciutkan bibirnya dan membuang pandangannya kearah sampingnya
"Yaudah deh, gue pergi dulu ya. Bilang sama mama lo, bilang makasih yang banyak karena udah kasih gue tinggal tiga hari disini. Nanti kalo ga disampaikan mamah tercintah gue marah. Gatau terimakasih katanya." Ucap Bagas sambil meraih kopernya dan menyeretnya keluar
"Iyaa deh. Jangan lupa kesini lagi ya.. nanti Aurel rindu sama Bagas, nanti juga ga ada yang lindungin Aurel" jawab Aurel dengan cepat sambil memeluk sebelah tangan Bagas.
"Kan udah ada yang jagain lo sekarang" ucapnya dengan singkat.
"Siapa" rasa ingin tau Aurel bertambah sekarang. Dirinya ingin tau sekali siapa orang yang Bagas maksudkan itu.
"Dalam waktu dekat lo udah tau kok, gue jadi ga terlalu jagain lo, repotin sih lo nya"
"Jahaat banget sih" ucap Aurel sambil merengutkan dahinya.
"Hehe. Maaf"
"Ihhss siapaa" tanyanya yang lebih ingin tau.
"Lo nanti tau kok, siapin diri lo aja sekalian hati lo takutnya lo nanti kebaperan tingkat dewa, yang susah siapa, gue juga, karena gue tau lo bakal lapor sama gue."
Aurel terkekeh pelan. Bagas mengelus rambut Aurel dengan pelan. Bagas menghentikan mengeluskan rambut Aurel dan langsung mengambil kopernya dan melangkah keluar pagar.
Baru beberapa langkah tiba-tiba badannya langsung terasa dipeluk seseorang dari belakang. Bagas tidak langsung menoleh, Bagas yakin itu adalah Aurel. Senyumannya masih ia kembangkan dari tadi. Perlahan ia membalikkan badannya.
"LOH, KOK BI SARI SIH" protes Bagas sambil menyingkirkan tangan bi Sari yang ada di pinggangnya. Sedangkan Aurel tertawa puas saat Bagas syok dipeluk sama bi Sari.
"Iyaa.. anuuu.. bibi takut kangen sama kamu, takut kamu ga kesini lagiii, jadi kayak pelukan perpisahan gitu.."
"udah udah gue mau cepet-cepet pergi nih takut lambat, masalahnya ambil jadwal pagi sih" ucapnya sambil membuka pintu mobilnya dan siap untuk memasukinya menghindar dari rasa malu dipeluk oleh bi Sari.
"Dadaaaahhh Bagas. Kalo kesini lagi jangan lupa bawa oleh-oleh dari Prancis untuk Aurel.. ooiyaaa eskrimnya jugaa.." ucap Aurel sambil melambaikan sebelah tangannya pada pandangan Bagas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Boyfriend
Teen Fiction[First book✔] Masa depan memang selalu ada untuk mengubah apa yang terjadi dimasa lalu. Namun tidak untuk Aurel. Nyatanya masa depannya selalu saja bertemu dengan masa lalunya. Penuh dengan peristiwa yang kelam dan tragis. Separuh ingatannya sudah h...