Sementara Eunha yang sedang berbahagia dengan ibunya. Para sahabat Eunha beserta Bobby sedang merencanakan hal baru untuk Eunha karena rencananya harus tertunda karena kedatangan sang ibu.
"Jadi maunya tanggal berapa lo resmiin?" Ucap Rose mengawali.
"Bukannya seharusnya kita nungguin keputusan tante Jae" Wendy
"Iya juga sih" Rose
"Emang rencana lo kedepan apa Bob?" wendy
"Gue sih pengennya kasih Eunha surprize. Gue udah siapin beberapa hal buat dia. Ya contohnya dinner sama gue juga udah pesenin sebuah gaun buat Eunha, ya kan Wendy pernah bilang ke gue kalo Eunha itu suka perpaduan warna merah dan hitam. Dan gue juga udah booking resto buat nembak Eunha. Ya lumayan lah restonya gak gede-gede amat. Tapi gue yakin Eunha pasti suka. Gue juga udah bilang sama manajernya kalo buat malam itu nanti, gue suruh dekor nuansa merah dan hitam. Oh ya gue juga udah sewa limousine buat jemput Eunha nantinya"
Wendy dan Rose cengo mendengar penjelasan Bobby. Bagaimana tidak? Semua persiapan itu. Astaga!!! Siapa yang tidak akan terkesan dibuatnya. Sungguh menakjubkan.
Tapi Rose selain cengo hatinya juga mencelos. Jantungnya serasa ada yang menusukkan seribu jarum ke dalamnya. Sakit. Benar-benar sakit.
Seberapa besar cintanya pada Eunha? Batin Rose.🚩🚩🚩
Setelah acara makan yang sungguh menyenangkan bagi Eunha. Sekarang adalah waktu bagi Jae untuk beristirahat.
Tapi bukannya beristirahat Jae malah pergi ke kamar Eunha.
"Sayang"
"Ya mom, masuk"
"Tidak tidur? Sedang apa?"
"Eunha tidak mengantuk mom, hanya melamun saja memperhatikan bintang-bintang. Ada apa mom?"
"Bukankah Eunha sekarang sudah kelas 12?"
"Ya. Lalu?"
"Bukankah Eunha sudah dewasa?"
"Ya mom"
"Apa Eunha tidak ingin membuka hati untuk seseorang? Apa Eunha belum melupakan seseorang yang sudah menghancurkan Eunha?"
Eunha yang tau arah pembicaraan Jae segera mengalihkan topik pembicaraan.
"Bukankah bintang itu sangat cantik mom?" Ucap Eunha sembari menunjuk bintang yang paling terang
"Ayolah sayang. Untuk kali jangan ubah topik pembicaraan kita"
Eunha mengehela napas panjang.
"Belum mom. Eunha belum ingin. Dan dia...
Eunha masih belum bisa melupakannya"
"Sayang.. dengarkan mommy. Mommy akan sangat bahagia jika ketika mommy akan kembali ke singapura. Kamu sudah memiliki seseorang yang setia menjaga menemani dan mencintaimu nak"
"Bukankah pak Jaja sudah cukup untuk itu mom?"
"Apa pak Jaja memberimu cinta?"
"Meskipun tidak tapi seluruh ART disini mencintaiku mom"
"Untuk kali ini maukah kamu menerima saran dari mommy?"
"Apa itu mom?"
"Mommy mengetahui tentang seseorang yang tengah mati-matian mengejarmu dan mommy sudah menyelidiki tentang keluarganya, kebiasaannya dan segala-segalanya. Mommy pikir dia orang yang baik dan pas untukmu nak"
"Maksud mommy Bobby?"
"Ya, bagaimana?"
"Apa mommy gila?"
"Demi mommy untuk kali ini saja!"
"Tapi bagaimana dengan daddy?"
"Tentu saja. Setuju!"
"Aku tidak bisa menolak permintaanmu mom" ucap Eunha sedikit tertunduk
"Kau setuju sayang?"
Eunha hanya mengangguk lemas.
"Terima kasih" ucap Jae seraya mencium pipi putrinya dengan sayang dan pergi keluar kamarnya.
Di dalam hati Eunha, hati kecilnya sedikit masih ragu akan keputusan itu. Tapi memang sejak kecil Eunha diajarkan untuk tidak melawan kehendak orangtuanya karena jika Daddy nya mengetahui perbuatannya itu akan sangat membuatnya marah. Sebagai pewaris tunggal perusahaan ayahnya. Eunha dituntut menjadi sempurna.
"Apa keputusanku ini benar?"
"Apa akan seperti ini akhirnya?"
"Apa aku bisa mencintainya?"
"Aarrggghhh apa arti semua ini!!"Sementara Eunha yang sedang galau didalam kamarnya. Jae sedang membagikan kabar gembira kepada sekutunya. Tentu saja Hyera dan Yejin.
Mereka berdua yang juga sedang menunggu kabar ini merasa sangat bahagia jika pada akhirnya Eunha akan benar-benar bersatu dengan Bobby.
To be continued
![](https://img.wattpad.com/cover/167148227-288-k142997.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE AGREEMENT [SELESAI]
FanfictionCinta adalah rasa ketertarikan antar lawan jenis. Semua orang tau akan hal itu. Lalu jika suatu hubungan cinta yang didasarkan dari sebuah kesepakatan apa itu benar? Aku mencintaimu namun kau tak pernah percaya akan hal itu. Bahkan disaat aku bena...