Tiba-tiba ada seorang lelaki berperawakan tinggi dan sedikit gembul menuruni anak tangga rumah keluarga Kim.
Eunha menatapa lelaki itu penuh tanya. Minhyun yang mengetahui arah tatapan calon 'Menantu idamannya' itu langsung menyentuh pelan pundak Eunha.
"Dia adiknya Bobby. Namanya Chanwoo" jelas Minhyun
Eunha bernafas lega dan mengangguk lalu mendapati lelaki yang bernama Chanwoo tadi sekarang ada dihadapannya. Dan percayakah lelaki itu sedang menggumamkan kata 'cantik' dari mulutnya.
Eunha yang menyadari hal itu segera memberikan tatapan membunuhnya.
"Tenanglah kak aku tau siapa kau bukankah kau kekasih Bobby?" ucap Chanwoo santai.
"Kakak! Sayang" tegas Minhyun
"Iya bun" jawab Chanwoo seadanya.
Eunha tersentak.
Ba-bagai.... aaaa... ini semua. Pasti gara-gara Bobby batin Eunha.
"Sayang?!" Suara lembut minhyun membubarkan lamunan Eunha.
"Kau kenapa? Sakit? Atau ada yang dipikirkan? Bunda memanggilmu dari tadi" jelas Minhyun
"Ti-tidak bun Eunha tidak papa" jawab Eunha
"Bunda?!" Tanya Chanwoo kaget
"Iya. Kak Eunha akan memanggil bunda sebagai bunda. Karena pasti sebentar lagi kak Eunha akan menjadi menantu bunda" jelas Minhyun dengan bahagia
"Iya bun. Tapi tidak dengan Bobby. Melainkan denganku. Benarkan Kak?" Tanya Chanwoo kepada Eunha.
Eunha hanya menatapnya sinis.
"Sudahlah ayo kita ke ruang keluarga dan nikmati kue buatan Bunda dan Eunha" lerai Minhyun
Mereka semua duduk diruang keluarga. Dan tak lama Bobby turun dari kamarnya. Terlihat segar tampan dan mempesona. Dengan balutan kaos putih dan celana kain selutut dan jangan lupakan rambutnya yang basah itu menambahkan kesan 'seksi' pada dirinya. Eunha bahkan tidak berkedip melihat pesona Kim Bobby setelah mandi.
Bobby perlahan mendekati Eunha dan terkekeh geli. Kekasihnya itu sangat lucu.
"Jangan lupa berkedip" bisik Bobby dengan lembut lalu mengecup singkat pucuk kepala Eunha.
Eunha tersadar dari lamunannya. Dan tangan Eunha mulai tergerak untuk menjauhkan Bobby namun, Bobby lebih cepat karena sudah merangkulnya terlebih dahulu dan mengingatkan jika ini didepan orangtuanya.
Eunha pasrah dan mengikuti alur permainan Bobby dengan berpura-pura romantis.
Bobby ingin mencicipi kue buatan bundanya (yang ia tau). Ia mengambil sepotong dan mencobanya. Ia merasakannya. Kenapa rasanya lain? Kue buatan bunda enak tapi tidak seenak ini. Buatan siapa ini?
"Bunda, dimana kau membeli kue ini?" Tanya Bobby
"Beli? Hahaha. Ini buatan Eunha dan Bunda sayang kenapa? Apa tidak enak?" Ucap Minhyun bertanya kembali.
"Oo... jadi ini buatan calon tunanganku?" Ucap Bobby.
Eunha hanya memberikan tatapan yang tidak bisa diartikan.
"Ini enak. Bahkan sangat enak" lanjut Bobby.
Mereka berempat mengobrol dengan gembira membicarakan hal-hal yang bagi Eunha itu tidak akan pernah terjadi. Tentu saja kalian tau itu tentang apa.
Tentang pernikahan Eunha dan Bobby dan bagaimana mereka akan merawat anak mereka dan rumah tangga mereka. Dimana sang bunda dan mommy mereka akan menimang cucu sebagai pewaris tunggal di perusahaan keluarga Jung dan setengah dari milik keluarga kim karena harus dibagi dua dengan Chanwoo.
Chanwoo juga sedari tadi mencuri pandang kepada Eunha. Eunha tidak bodoh sehingga sangat mudah meyadari keadaan itu. Pertama Eunha memberi tatapan sinis, membunuh, dan terakhir tatapan tegas milik Eunha.
Bahkan siapapun yang melihatnya akan tertunduk takut. Tapi tidak dengan Chanwoo ia malah menunjukkan seringaiannya. Bobby yang menyadari suasana mulai tidak nyaman segera bergegas menghantarkan Eunha pulang.
Mengingat ia belum pulang kerumah sejak pulang sekolah. Mereka segera berpamitan kepada Minhyun dan Chanwoo. Bobby yang tidak ingin melihat kekasihnya tambah memiliki mood buruk segera menghantarkannya dengan mobil sport kesayangannya.
To be continue💚
![](https://img.wattpad.com/cover/167148227-288-k142997.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE AGREEMENT [SELESAI]
FanfictionCinta adalah rasa ketertarikan antar lawan jenis. Semua orang tau akan hal itu. Lalu jika suatu hubungan cinta yang didasarkan dari sebuah kesepakatan apa itu benar? Aku mencintaimu namun kau tak pernah percaya akan hal itu. Bahkan disaat aku bena...