(24) Aku lelah

19 7 0
                                    


plakk!!!

"APA SEPERTI INI CARAMU BERBICARA DENGAN IBUMU! WANITA YANG TELAH MELAHIRKANMU!! DADDY TIDAK PERNAH MENGAJARI INI! DIMANA SOPAN SANTUNMU! DIMANA ETIKAMU!" Amarah Jiyoung meledak.

Eunha Bobby dan Jae terkejut. Eunha yang merasakan pipinya panas segera menatap intens ayahnya.

"Daddy tau? Bagaimana rasanya hidup sendiri? Dibesarkan oleh pembantu? Aku memang berkecukupan segalanya dan sempurna fisik. Tapi aku? Apa daddy pernah berfikir bagaimana keadaan batinku? Tersiksa dad sangat. Aku membutuhkan kalian sebagai orangtuaku sumber kasih sayangku bukan sebagai sumber uangku. Bukankah harta kekayaanmu masih sangat cukup untuk 7 turunanmu nanti dad? Apa keluarga Jung masih kurang terkenal di negara ini?" Ucap Eunha mengeluarkan segala unek-uneknya.

Jiyoung hanya termagu mendengar setiap kalimat yang keluar dari mulut putrinya.

Dia benar- batin Jiyoung

Setelah mengatakan itu dan tidak ada respect apapun dari keluarganya termasuk Bobby. Eunha segera mengahapus air matanya kasar dan berlari masuk ke kamarnya.

Jae yang sudah sadar akan mengejar putrinya namun ditarik oleh Jiyoung.

"Biarkan. Biar Bobby kali ini" pinta Jiyoung

Jae hanya menekuk wajahnya muram ia hanya merasa bersalah. Di pikirannya terputar kembali kejadian yang hampir merenggut nyawa putrinya. Ia tidak mau hal itu terjadi lagi.

Bobby segera naik ke kamar Eunha. Pintunya diketuk perlahan tapi tidak ada jawaban yang terdengar hanya suara isakan kecil yang tertahan. Bobby yang mendengarnya seperti hatinya kini sedang diiris oleh pisau yang sangat tajam setiap kali mendengar isakan perempuan yang di sayanginya.

Bobby memaksakan diri masuk. Ia memasukkan sandi pada kamar Eunha dan memasukinya dengan perlahan.

Pemandangan didepannya, Eunha menangis di pojok kamar dengan rambut yang sangat acak-acakan. Bobby semakin ingin memberi pelajaran kepada orang yang telah berani menyakiti kekasihnya. Tapi itu tidak mungkin karena yang melakukan semua itu adalah ayah kekasihnya.

Bobby mendekati Eunha, menariknya perlahan dan merengkuhnya. Sangat pas dipelukannya. Eunha terus menangis sampai pukul 7 malam. Hingga akhirnya ia selesai dengan tangisannya lalu mendongak melihat Bobby. Dan Bobby hanya tersenyum. Bobby lalu menarik Eunha berdiri.

"Sekarang mandilah. Ini sudah malam aku akan mengambilkan makan malam untukmu" titah Bobby seraya mengecup lama kening Eunha.

Eunha yang sudah terbiasa akan sikap Bobby tidak menolak atau merasa risih.

Setelahnya Eunha melenggang ke kamar mandi dan Bobby keluar kamar dan menuju dapur.

Ternyata disana terdapat Jae yang sedang membuatkan kopi panas untuk sang suami.

"Bobby?" Ucap Jae

"Iya tan" jawab Bobby seraya menyunggingkan senyumnya.

"Bagaimana keadaan Eunha? Apa dia baik-baik saja?" Tanya Jae

"Eunha baik-baik saja tante. Dia sedang mandi. Dan aku akan membawakan makan malam untuknya. Apakah masih ada?" Ucap Bobby

"Masih nak masih ada. Ini ambilah dan antarkan ke kamarnya. Dan tante tadi sudah menelepon ibumu agar kau bisa menginap disini malam ini saja" jelas Jae

"Benarkah? Jadi aku bisa semalaman dengan Eunha? Oohh.. terima kasih tante" ucap Bobby seraya menerima nampan dari tangan Jae.

"Iya-iya tapi awas jika kau berani macam-macam" ancam Jae

"Siap!!" Ucap Bobby sembari memberi tanda hormat.

Dan melenggang pergi ke kamar Eunha. Eunha juga telah menggunakan piyama tidurnya. Bobby segera mendekat dan memberikan senampan penuh makanan dan segelas susu.

"Makan dan beristirahatlah" titah Bobby seraya menyodorkan nampan.

"Aku tidak nafsu makan. Aku kenyang" tolak Eunha.

Bobby tampak berfikir dan akhirnya meletakkan nampan di meja kecil samping tempat tidur Eunha.

"Kenapa lagi? Katakan padaku. Bukankah kau sudah menganggapku sebagai temanmu?" Tanya Bobby sembari menarik kedua tangan Eunha.

"Aku,    aku tidak tau harus menceritakan ini semua kepada siapa lagi. Aku lelah. Bukankah kau tau bagaimana daddy membuatku seolah aku putri yang sangat sempurna" kata Eunha

"Iya sayang. Aku tau itu. Aku sangat tau tentang dirimu. Jangan bersedih lagi aku disini untukmu. Tenang ya.." ucap Bobby menghibur.

"Ta-huaaaaaaa" Eunha menangis kembali.

Dan Bobby hanya mengehela nafas kembali.

Eunha menangis hingga tertidur didekapan Bobby. Bobby yang merasa tangannya sudab keram perlahan menempatkan Eunha di ranjang tempat tidurnya dan menyelimutinya.

Bobby meraih 1 bantal dan selimut yang sudah disediakan untuknya. Lalu beranjak menuju sofa didekat kamar Eunha dan tidur.








To be continue💚

LOVE AGREEMENT [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang