"Rendy, kamu tau gak, hari ini hari apa?"
Kini aku dan Rendy sedang berdua di taman sekolah, dengan kepalaku menyender di bahunya. Memang bukan hal romantis, tapi tetap saja hal ini selalu membuatku senang.
"Emm, hari ... kamis?" tebaknya.
Bibirku mengecil tak kala mendengar jawabannya, bagaimana mungkin dia lupa?
Kala Rendy melihat ekspresiku, ia bertanya dengan polos, "Eh, salah, ya?"
Aku mengangkat kepala dari bahu Rendy,tak menghiraukan pertanyaannya, lalu membalikkan badan membelakangi pacarku.
"Hei, maaf, Sayang. Aku bener-bener lupa, memangnya hari ini hari apa?" Ia memegang bahuku perlahan.
Aku membalikkan badan, memandangnya dengan sebal. Ia benar-benar lupa atau sengaja menggodaku?
"Kamu bener-bener gak tau hari ini hari apa?" Aku balas bertanya.
Rendy menganggukkan kepala, dan wajahnya sama sekali tak mencerminkan rasa bersalah. Jika ia bukan pacarku, ingin sekali rasanya menghajar muka Rendy.
Aku menarik napas perlahan, berusaha meredam keinginan itu. Apa aku harus memberitahunya?
"Inget gak apa yang terjadi dua minggu lalu?" ucapku memberi petunjuk.
Kening Rendy berkerut, berusaha mengingatnya. Seketika ekspresi wajahnya berubah.
"Oh! Aku inget!" Mataku membulat mendengarnya, aku berhasil! "Waktu Lian nampar kamu, 'kan?"
Uh, harusnya aku tak terlalu berharap. Ia lebih mengingat kejadian aku ditampar daripada yang lain?
"Bukan itu." Aku kembali memonyongkan bibir.
"Eh, terus apa?" Ia masih tak menunjukkan ekspresi bersalah.
"Ihh, kamu mah, masa gak inget?" omelku.
"Serius, Yang. Aku gak inget." Rendy mengacungkan dua jarinya.
Mau bagaimana lagi? Terpaksa aku memberitahunya.
"Hari ini kan tepat dua minggu kita pacaran, Rendy," ungkapku.
Aki menatap wajah Rendy, ingin melihat ekspresinya. Ia tak terkesan, sepertinya itu bukan jawaban yang ia inginkan.
"Oh," balasnya.
Astaga! Ia melupakan hal yang penting! Dan hanya menjawab 'oh'? Maksudku, heii, aku dan dia sudah berpacaran selama dua minggu! Ya, dua minggu! Lalu dia seenaknya melupakan dan hanya menjawab 'oh'? Boleh aku mencelupkan mukanya ke seember air?
"Kan baru dua minggu, Yang. Nanti kalau udah sebulan baru di rayain," tuturnya.
Ember mana ember?
"Emangnya gak boleh, ya?" aku bertanya sok polos.
"Ya boleh aja, cuman ngapain coba? Kita ngerayain dua minggunya pacaran?"
Sungguh! Aku butuh Ember!
"Aku gak minta di rayain kok. Aku cuman ngingetin kamu doang." Aku menyilangkan tanganku di dada.
"Heii, jangan ngambek dong. Oke, aku ngaku salah. Maaf aku lupa." Ia menarik-narik tanganku layaknya seorang balita.
Dinding kokoh yang tadi aku buat seketika hancur kala melihat wajahnya yang penuh penyesalan.
"Iya deh, aku maafin."
Seketika raut wajah Rendy berubah bahagia. Ia mendekatkan bibirnya ke bibirku. Aku hanya memejamkan mata, bersiap menerima.
Kriinggg
KAMU SEDANG MEMBACA
Jalan Hijrahku [Selesai]
Teen Fiction[Tahap Revisi] Mulai : Oktober 2018 Selesai : 8 Maret 2019 Velly Lestari, seorang gadis dengan masa lalu yang ingin sekali dia lupakan. Masa lalu yang menyebabkan dirinya terlalu obsesi pada cinta, hingga ia rela melakukan apapun untuk mendapatkan c...