"Velly!! Jangan cepet-cepet!!" Terdengar teriakan cempreng seorang lelaki.
Lelaki itu terus berlari dengan kedua kaki mungilnya.
"Ayo, Bal!! Kejal Velly!!" Aku menoleh ke belakang. Mencari keberadaan Iqbal.
Tunggu, dimana dia? Kenapa dia tak ada di belakangku? Aku memperlambat kecepatan berlari. Kepalalu bergerak kesana-kemari mencari Iqbal.
Aku sendirian. Tak ada siapapun di sini.
"Bal!! Iqbal di mana? Jangan tinggalin Velly!" teriakku.Tak ada jawaban. Iqbal seperti menghilang di telan bumi. Aku yang masih berusia 5 tahun tak tau harus berbuat apa.
"Iqbal! Jangan tinggalin Velly!! Velly takut sendilian." Bulir air mata berhasil lolos dari mataku.
"Velly cengeng!!" teriak Iqbal. Ya, itu suara Iqbal. Namun, di mana dia?
"Iqbal! Iqbal! Kamu di mana?" Pandanganku menyapu seluruh ke seluruh taman.
"Di atas, Velly!" terang Iqbal.
Sontak aku langsung melihat ke atas. Terlihat Iqbal sedang duduk di salah satu dahan pohon.
"Iqbal! Tulun! Kamu kok bisa di sana? Itu kan tinggi banget!!"
Iqbal terkekeh dan melompat turun.
"Tinggi apanya, itu cuma 2 metel! Kamu aja yang pendek!" ejeknya.Memang benar, aku agak pendek dari teman sebayaku. Tinggiku bahkan hanya sebahu dari tinggi Iqbal. Padalah umur kami sama.
"Iqbal! Jangan gitu dong!!" Mataku memanas. Nampaknya aku akan kembali menangis.
"Velly, jangan nangis. Nanti Om sama Tente marah sama Iqbal."
"Bialin. Siapa suluh ngejek Velly?"
"Kamu mau apa, bial gak nangis lagi?" tanya Iqbal.
"Aku mau, kita nikah!!" ucapku penuh semangat.
"Nikah? Kita kan masih kecil, Velly. Hmm, ya udah. Nanti kalau udah besal Iqbal bakal nikahin Velly," ucap Iqbal
"Benelan? Janji ya."
"Janji." Iqbal berjanji.
~~~
~~~"Iqbal bohong! Katanya iqbal mau nikahin Velly. Tapi Iqbal malah pelgi!! Iqbal jahat!!" Air mataku lagi-lagi tak terbendung.
Iqbal berjalan mendekatiku. "Iqbal janji Iqbal bakal kesini lagi buat nikahin Velly," Iqbal menenangkan.
Mataku menbulat, "Benel, ya?? Awas bo'ong." Aku mewanti-wanti.
Iqbal mengangguk yakin.
"Benel."Aku memasukkan tanganku ke saku, mengambil sebuah gelang berwarna hijau tosca dengan corak batik berwarna yang agak--oke--sangat acak-acakan, dan ditambah bandul hati berwarna merah. Membuat gelang itu sangat mencolok.
Aku menyodirkan gelang itu padanya, "Ini buat Iqbal. Tadi aku beli gelang di sekolah, terus colak batiknya aku buat sendili loh." Aku tersenyum bangga.
Iqbal mengambil gelang oemberianku dan melihatnya, ia lalu tersenyum dan berkata, "Wah, bagus, makasih, Velly. Iqbal bakal pake gelang ini telus. Sampe nanti kita ketemu."
Aku menganggukkan kepala. "Dah, Iqbal. Jangan lupa balik lagi ya." Aku melambaikan tangan.
Iqbal lagi-lagi mengangguk yakin.
"Pasti."
KAMU SEDANG MEMBACA
Jalan Hijrahku [Selesai]
Teen Fiction[Tahap Revisi] Mulai : Oktober 2018 Selesai : 8 Maret 2019 Velly Lestari, seorang gadis dengan masa lalu yang ingin sekali dia lupakan. Masa lalu yang menyebabkan dirinya terlalu obsesi pada cinta, hingga ia rela melakukan apapun untuk mendapatkan c...