3. Sekolah Baru, Teman Baru (2)

499 92 13
                                    


Doyeom mendesah pelan. Ia menatap malas ke arah nampan kosong di tangannya. Bukan, Doyeom bukan malas makan. Ia merasa malas berada di kantin karena ternyata kantin di sekolahnya itu terbuka untuk umum, yang berarti murid laki-laki dan perempuan akan bercampur dalam satu tempat.


Doyeom mengikuti Byeonghee ke meja dipojokan kantin saat nampan miliknya sudah penuh berisi makanan. Meja itu tidak kosong, sudah ada beberapa orang siswa duduk di sana. "Friends... ikut duduk sini ya?" tanpa menunggu jawaban Byeonghee langsung duduk di samping seseorang yang tidak terlihat asing di mata Doyeom.


"Oh! Doyeom!" seru orang di samping Byeonghee yang ternyata adalah Jinsung. "Situ duduk samping Shinchan. Kita makan bareng," Doyeom mengangguk lalu duduk di kursi kosong depannya. Doyeom langsung melahap makan siangnya, ia ingin segera kembali ke kelas. Ia tidak perduli dengan teman-temannya yang asik mengobrol.


Saat Doyeom mengangkat wajahnya dari mangkuk, tanpa sengaja matanya bertatapan dengan seorang gadis yang melihatnya tanpa berkedip. Doyeom langsung memalingkan wajahnya. Tanpa perlu dilihat lagi, Doyeom yakin gadis itu sekarang pasti sedang berbisik dengan teman disebelahnya, membicarakan dirinya.


Doyeom memasang sebelah earphonenya. Menyumpal telinganya dengan benda kecil itu agar tidak dapat mendengar suara gadis-gadis yang Doyeom yakin membicarakan dirinya. Doyeom bukan tanpa alasan seperti itu, ia sudah sering sekali mendengar para gadis berbicara tentangnya dan hampir setiap pulang sekolah ia akan mendapati lokernya penuh dengan amplop atau kotak hadiah. Hal itu menyusahkan Doyeom, karna ia harus selalu membawa kantong plastik besar untuk membawa semua barang itu pulang. Ia tidak mau kejadian di sekolah lamanya terjadi juga di sini.


Awalnya Doyeom senang menjadi populer, tapi lama-lama ia lelah juga. Gadis-gadis itu seringkali mengirim pesan ke Doyeom berdalih menanyakan tugas yang ujung-ujungnya menyatakan perasaan lalu terus-terusan mengirim pesan tidak penting hingga memenuhi kotak masuk diponselnya, menenggelamkan pesan-pesan lainnya yang lebih penting. Bukan hanya itu, beberapa kali Doyeom diikuti oleh seseorang saat berangkat atau pulang sekolah, saat ia berada di sekolah ia merasa seperti ada yang mengawasinya namun ia tidak tahu siapa. Yang lebih parah lagi ada beberapa gadis yang sampai menerornya dan teman-teman perempuannya yang dekat dengannya.


Okay, cukup sampai disitu. Doyeom tidak mau menceritakan lebih jauh lagi tentang masa lalunya di sekolahnya yang sebelumnya. Doyeom ingin kali ini ia bisa menikmati tahun terakhir di sekolahnya dengan tenang, tanpa perlu takut seseorang akan menerornya atau gadis yang disukainya. Ia juga ingin merasakan rasanya punya pacar seperti teman-temannya. Dengan wajah tampannya, aneh bila ia tidak memiliki pacar kan?


"Sudah!" semua orang dimeja itu menoleh ke arah Doyeom. Mereka yang sedang asik mengobrol langsung terdiam mendengar seruan Doyeom barusan. Doyeom salah tingkah karna semuanya menatapnya dengan bingung. Ia menggaruk tengkuknya pelan.  "Aku...... sudah selesai makan. Aku duluan ke kelas," katanya dan langsung pergi sambil membawa nampan untuk ditaruh ditempat pencucian.


Byeonghee mengerjapkan kedua matanya lucu. Byeonghee yang juga sudah selesai makan, tanpa aba-aba ia mengangkat nampannya dan langsung berlari mengejar Doyeom.


"YEOMYEOM TUNGGU AKU! NANTI KAMU NYASAAAR..."


I Just Do __ Jeon Doyum [AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang