13. That Day

324 64 20
                                    

"Jadi kamu nggak temenan lagi sama Yoojung sekarang, kak?"






"Iya mah. Ara nggak mau temenan lagi sama Yoojung.."






"Donghyun?"






"..Donghyun juga. Nggak keduanya."






Selesai memasang sepatu, Ara bangkit dari duduknya dan mengambil alih kotak dari tangan mamanya. "Ara berangkat ya, mah?"






"Kamu pergi sendiri, kak?" tanya mamanya.







Ara menggeleng. "Nggak mah. Ara sama Doyeom."





"Doyeom?"






"Iya, Doyeom. Semalem dia chat maksa buat ikut. Aku bingung dia tau dari siapa aku mau nemuin Donghyun, aku nanya dia nggak jawab," jelas Ara






"Ya udah, nggak apa-apa. Dari pada kamu sendirian kak. Tuh! udah ada Doyeom di depan," mama Sejeong menunjuk keluar pagar-yang memang terlihat sedikit dari pintu rumah-sambil tersenyum menggoda.






"Ih mamah kenapa senyum-senyum gitu?" Ara menautkan alisnya, pura-pura tidak tahu padahal ia mengerti apa maksud mamanya.






"Udah sana berangkat! kasian Doyeom nungguin kelamaan didepan." mama Sejeong mendorong-dorong pelan pundak Ara.






Ara mengangguk, "Iyaa, mah.. Ara berangkat dulu ya?" pamitnya.





"Iya, hati-hati ya kak.. Lama-lama aja jalannya sama Doyeom nggak apa-apa.." kata mama Sejeong. Lagi-lagi dengan senyum menggoda anak pertamanya. Ara sendiri hanya bisa menggeleng mendengar perkataan mamanya.












----0_0----








Ara sudah sampai diujung jalan, tinggal menyeberang maka ia sudah sampai taman. Tapi, Ara malah menghentikan langkahnya dan diam di tempat. Matanya melihat lurus ke arah sosok yang sedang berdiri seorang diri di bawah pohon. Sosok itu Kim Donghyun. Ara yang meminta untuk bertemu di taman.







"Kak? Kenapa berhenti?" tanya Doyeom bingung.





Ara tidak menjawab. Gadis itu menggigit bibir bawahnya, mendadak ragu untuk menghampiri Donghyun.






"Yeom, kita pulang aja yuk?" ucap Ara seraya memutar tubuhnya membelakangi taman.






"Hah? Kenapa kak? Nanggung loh, kita udah sampai sini."






"Aku..... Aku takut nggak kuat, Yeom. Aku takut aku nggak bisa nahan nangis nanti," jawab Ara. Ia memegang erat kotak persegi ditangannya, teringat dengan apa yang ia dengar kemarin saat di kampus. Perlahan matanya mulai berkaca-kaca.





"Kak," panggil Doyeom. Tangannya menyentuh bahu Ara. Matanya menatap gadis itu lembut. "Jangan takut, kakak harus kuat. Kakak nggak boleh nangis karena orang kaya dia. Aku yakin kakak bisa tahan diri kakak buat nggak nangis di depannya."






Ara hanya diam menatap Doyeom, membuat Doyeom menjadi salah tingkah.






"Eung.... atau kakak mau aku wakilin? Jadi kakak nggak perlu ketemu dia?" tanya Doyeom takut-takut.






Ara tersenyum tipis. "Nggak usah, Yeom. Nggak apa-apa, aku bisa temuin dia kok. Kamu tunggu sini, ya?"





Ara lalu melangkahkan kakinya menyeberang taman, menghampiri Donghyun yang menunggu di bawah pohon, setelah mendapat jawaban anggukan dari Doyeom.






I Just Do __ Jeon Doyum [AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang