23. Let Us Just Love

100 19 49
                                    


"Ra!"


Satu tepukan keras dibahu mengejutkan Ara. Hampir saja ia tersedak bubur yang tengah disantapnya. Ara menoleh dan mendapati salah seorang temannya berdiri dibelakangnya.


"Bisa nggak sih, Yo, kalo mau manggil tuh nggak usah ngagetin? Hampir keselek aku tuh!"


"Iya, iya, nanti aku manggilnya ngagetin lagi ya? hehe."


Ara menatap tajam Yohan yang merupakan pelakunya. Yohan hanya menunjukan cengirannya seraya duduk dibangku depan Ara.


"Apaan?" tanya Ara sebal.


"Wiss santai dong, mbak... Judes banget, sama temen sendiri juga."


Ara tidak menyahut, membiarkan saja Yohan duduk didepannya sedangkan dirinya menyantap kembali buburnya sebelum dingin.


"Hei, Ara!"


"Hm?"


"Aku mau nanya."


"Hm?"


"Oy, Ra! Aku mau nanya nih..."


"Nanya apa?" kali ini nada suara Ara lebih lembut dari sebelumnya.


"Cowok yang kemaren itu pacar kamu? gantungan kunci Jerapah?"


"Hm? Jerapah? Iya. Kenapa?"


"Kamu pacaran sama anak sekolahan? Hyungseob bilang kemarin kalo cowok itu pernah dia liat pake seragam sekolah pas dia jemput adeknya."


Ara tidak langsung menjawab. Ia melirik ke sekitarnya. Mencari kata-kata yang pas.


"Iya... Dia... emang masih sekolah," jawab Ara akhirnya


"Serius? Jadi kamu pacaran sama yang lebih muda?" tanya Yohan. Lelaki itu menunjukkan ekspresi kaget yang cukup berlebihan menurut Ara.


Memang semengejutkan itukah fakta kalau dirinya berpacaran dengan yang lebih muda?


"Iya, dia emang lebih muda. Kenapa emang?"


"Kok kalian bisa pacaran? Kenalannya gimana? Kenapa kamu mau sama dia? Kamu pacaran sama dia karna emang suka?"


"Sejak kapan kamu jadi kepo gini, Yo?"


Ara menatap Yohan malas. Sepertinya virus kepo Hyungseob menular padanya. Biasanya ia tidak secerewet ini kalau bertanya.


"Udah, jawab aja pertanyaan aku. Kenapa kalian bisa pacaran? Kenalannya gimana? Kenapa kamu mau sama dia?" Mata Yohan menyipit. "Kamu... nggak nerima dia karna kasian, kan?" tanyanya curiga.


Ara melebarkan matanya. "Nggak, ya! Aku pacaran sama dia bukan karna kasian!" kilahnya, tak senang hati.


"Okey, berarti karna emang suka sama suka?"


"Iya dong."


"Beneran?"


"Iya, Yo."


"Kok kamu nggak pernah kasih tau aku? Berapa lama kalian udah pacaran? Dia orangnya kaya gimana? Kamu nyaman nggak pacaran sama dia? Kalian sering gandengan? Dia nggak suka aneh-aneh kan kalau kalian kencan? kalo peluk? ... cium?"


Ara memijat pelipisnya. Pusing. Yohan cerewet sekali hari ini. Tingkat keingintahuannya juga meningkat drastis.


Melihat reaksi Ara atas runtutan pertanyaannya membuat Yohan sedikit merasa tak enak. "Ra, sorry kalo aku banyak tanya dan terkesan cerewet banget hari ini. Aku begini karna aku khawatir, Ra. Aku nggak mau kejadian waktu kamu sama Donghyun kemarin keulang lagi."


I Just Do __ Jeon Doyum [AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang