12. Fake Love

335 62 10
                                    


"Kakak pulang....."


"Kak, yang pesenan aku tadi udah dibeliin??" Euiwoong langsung menanyai Ara sebelum gadis itu mencapai ruang tengah. Mengabaikan nada suara Ara yang terdengar lemas.


"Belum. Besok aja kakak beliin," jawab Ara tanpa berhenti dan terus berjalan dengan lesu menuju kamarnya di lantai 2.


Jaehwan-yang sedang duduk di sofa menonton tv bersama 2 putranya-mengerutkan kening melihat tingkah anak sulungnya yang tidak seperti biasa. Ia memandang punggung Ara yang dengan cepat tertutup oleh pintu kamarnya.


"Dek, coba samperin kakak sana. Kayanya kakak lagi ada masalah deh,"


"Adek, siapa pah?" tanya Junhyuk.


"Kalian berdua," jawab Jaehwan sembari menatap kedua anaknya.


"Loh? bukannya kalo ada masalah, mestinya dibiarin sendiri dulu ya, pah?" tanya Euiwoong


"Nggak. Kakakmu itu butuh temen cerita. Sana tanyain."


"Takut ah, pah. Ntar kak Ara marah gimana? Nanti Jun dilempar pake bantal kena tangan Jun gimana?"


"Hadeuhhh, Hyuk. Emang pernah kakak marah sama kamu? Nggak pernah kan?"


"Pernah, pah!"


"Udah, tenang. Papah yakin kakak nggak marah kok. Sana samperin! Tanya kakak kenapa, gitu. Nanti kalo tangan kamu diapa-apain lapor papah!"


"Tapi, pah--" Belum sempat Euiwoong selesai berbicara, omongannya terputus oleh kata-kata papanya.


"Samperin atau papah potong uang sangu kalian?"


Cukup dengan satu kalimat tanya beserta ancaman dari mulut Jaehwan, berhasil membuat Euiwoong dan Junhyuk berdiri dari posisi nyaman mereka dan bergegas menuju kamar Ara.


Jaehwan tersenyum penuh kemenangan. Ia melihat kedua putranya berjalan menaiki tangga dengan senyum lebar. Remote tv ada ditangannya. Kini saatnya ia mengganti saluran tv untuk menonton acara favoritnya.


Sejeong yang melihat kejadian itu menggeleng pelan melihat tingkah suaminya. Sudah menjadi makanan setiap hari melihat Jaehwan dan anaknya berebut remote tv.


Suaminya itu ingin menonton film Transformers, yang entah sudah diputar ulang berapa kali olehnya. Sedangkan 2 putranya ingin menonton ajang pencarian bakat atau kontes rapp. Belum lagi kalau di tambah anak sulungnya yang ingin menonton drama dan dirinya yang ingin menonton acara gosip. Bisa dipastikan akan terjadi Perang Dunia ke VI di rumah ini nanti.


"Pah, itu Ara kenapa sih?" tanya Sejeong yang mendadak dilanda rasa penasaran. Ia menghampiri Jaehwan dan bersandar dibelakang sofa.


"Nggak tau juga. Tapi, papah yakin kayanya itu urusan percintaan, masalah hati."


Sejeong menepuk pundak Jaehwan pelan. "Papah tau dari mana? Jangan sok tau deh, pah.."


"Eyy! Papah yakin gitu, mah. Soalnya Ara kalo masalah kuliah dia pasti ngeluarin unek-uneknya langsung ke kita pake marah-marah. Tapi, ini dia pulang-pulang lesu trus langsung masuk kamar. Pasti masalah percintaan."


"Ish! Masa sih? Mamah nggak percaya, ah!"


"Di bilangin nggak percaya lagi si mamah. Mamah lupa ya? dulu waktu kita masih pacaran, mamah juga gitu?"


I Just Do __ Jeon Doyum [AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang