6. Valencia dan Islam

955 139 18
                                    

Naruhina Fanfiction

Disclaimer Masashi Kishimoto Sensei
Story by nurryChan dan arthazulfana.

Genre Rohani, Travel, History,Romance.

Typo Always, OOC, AU, gaya bahasa mungkin kurang ngena, dll.

Tidak bermaksud menyinggung pihak manapun

Bismillah...

Happy Reading


Melepas pelukan singkatnya dengan Jameela, Hinata menangkupkan kedua tangan di depan hidung-memberi salam untuk suaminya-sembari mengucapkan terima kasih untuk informasi dan waktu yang mereka luangkan.

Rasa senang dan haru masih melingkupi dirinya.
Kau tau? Bertemu sesama muslim di negara yang masih minoritas seperti ini rasanya seperti berjumpa dengan saudara. Mereka akan memelukmu-bila sesama jenis dan dengan senang hati berbagi banyak informasi serta mendoakanmu.

Dan harus Hinata akui, pasangan di depan mereka adalah salah satu orang teramah yang mereka jumpa. Ya, kata 'mereka' disini tentu saja merujuk pada Hinata, Karin dan Naruto. Dua orang itu sedari tadi masih sibuk mengamati dalam diam, sambil mengambil beberapa foto menggunakan kamera yang setia bertengger di leher Naruto.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh"

Balasan salam itu terdengar seiring pintu mobil hitam mettalic yang terbuka. Karin sudah masuk terlebih dulu dan mengambil posisi kanan sementara Naruto yang selalu berprofesi sebagai sopir dadakan melirik perempuan yang baru saja mendudukkan diri disebelah Karin.

"Mereka terlihat masih muda ne?"

Hinata menganggukkan kepala menanggapi pernyataan Karin, ia tidak bisa tidak setuju tentunya. Jameela dan suaminya bahkan tidak terlihat seperti orang yang berusia awalan empat.

"Em, apa kita akan langsung pulang, atau kau mau mampir dulu ke suatu tempat? "

Hinata tampak menimbang sebentar sambil melirik pada jam tangannya yang melingkar di pergelangan kiri. Ia menatap pada Karin

"Apa kita bisa mampir dulu ke masjid terdekat? Aku harus sholat segera saat-"

"25 meter lagi nona" Naruto menyela pembicaraan dua kaum hawa dibelakangnya. Sejak dari berangkat sampai hampir pulang saat ini, dirinya hanya dijadikan penyimak. Bahkan kakaknya juga tak punya inisiatif mengajaknya bicara jika sudah mengobrol dengan gadis itu. Dia kan juga ingin, eh--

"Terima kasih tuan Namikaze"

Dude please, Naruto merasa jika Hinata terlalu formal padanya. Memang kadang rautnya terlihat serius, tapi hei.. Ia merasa seperti dipanggil oleh pelayan.

"Kau bisa panggil aku Naruto, nona Hinata"

"Tidak selama kau juga masih memanggilku nona, tuan"

Skak mate. Karin terkikik melihat Naruto hampir tak pernah menang berdebat dengan gadis di sebelahnya. Bukan jenis debat yang adu urat memang, tapi interaksi keduanya memang selalu menarik atensinya.

"Yak, kita sampai. Beri aku waktu 30 menit, boleh?"

Karin menganggukkan kepala melihat Hinata sudah riuh dengan ranselnya. Sementara Naruto sudah cukup tau diri untuk tidak mendebatnya lagi, dia kekurangan energi sebenarnya. Hembusan pelan nafas terdengar samar dari balik kemudi.

この世界の片隅に(Di Sudut Dunia Ini)[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang