11. S A B I L

917 149 30
                                    

Naruhina Fanfiction

Disclaimer Masashi Kishimoto Sensei
Story by nurryChan dan arthazulfana.

Genre Rohani, Travel, History,Romance.

Typo Always, OOC, AU, gaya bahasa mungkin kurang ngena, dll.

Tidak bermaksud menyinggung pihak manapun

Bismillah...

Happy Reading



Puk !

Bunyi sepatu saat bersentuhan dengan permukaan tanah pulau ini.

"Jadi tempat inikah yang disebut Serambi Makkah?"

"Uum... Benar !" jawab gadis di sebelahnya sambil membenarkan posisi tas gendongnya.

Ya, setelah melakukan perjalanan cukup panjang melalui jalur darat dan air akhirnya mereka sampai di bagian paling barat dari bumi Indonesia.
Aceh namanya, provinsi dengan sejuta kearifan dan budaya islam.

Mereka melangkah di tengah lalu-lalang jutaan manusia yang disibukkan dengan aktivitasnya masing-masing. Mata kedua gadis yang berlainan warna itu menyapu sekitar, dapat mereka lihat suasana dan bangunan-bangunan di tengah kesibukan itu begitu menyejukan dan kental dengan suasana keislaman.

"Sepertinya disebelah sana ada sesuatu, ayo kita lihat !" tunjuk Ino ke arah kerumunan. Mereka mengahampiri kerumunan itu, ternyata disana sedang ada pentas seni anak-anak SD yang akan menampilkan tarian khas aceh, tari saman.
Ino dan Hinata tidak menyia-nyiakan kesempatan, mereka langsung menyalakan kamera untuk meliput penampilan anak-anak lelaki mungil itu.

Tarian tradisional ini dulunya adalah tarian etnis Suku Gayo, ras tertua di pesisir Aceh. Dahulu tarian ini merupakan media untuk menyebarkan agama Islam. Sekarang, tarian ini bersifat hiburan dan sering dibawakan untuk mengisi festival kesenian di mancanegara. Tarian ini kira-kira dimainkan oleh 9 orang atau lebih, yang penting jumlahnya harus ganjil. Dan tari saman sudah diakui oleh UNESCO sebagai tarian warisan berharga di dunia.

Hinata dan Ino terpukau dengan gerakan anak-anak itu, semua penari cilik tersebut bergerak dengan sangat kompak, gerakan yang dianggap klimaks dari semua gerakan adalah ketika penari-penari itu mengangkat tangannya ke langit, dan memegang tangan temannya. Dimana sebagian penari menunduk, sebagian lagi seolah menegadah kebelakang, sebagian lagi mengangkat tangan.

"Gerakan itu seperti ombak." komentar Hinata terpesona.

Mereka sengaja kesini karena ingin melihat secara langsung bagaimana kultur Aceh. Bahkan rela menempuh perjalanan dengan jarak membentang, menaiki satu alat transportasi ke alat transportasi lain, menyebrangi luasnya laut biru Indonesia. Mengingat pantulan birunya air laut tadi mengingatkan Hinata pada seseorang, sosok pemilik mata biru sejernih samudera.

'Bagaimana ya kabarnya?' pikir Hinata tanpa sadar.

Dua gadis itu memang Hijab traveler, stay syar'i dengan segala misi nan ambisi mencari berita dan ilmu islam.

'Sing sajauh kumaha wae oge pasti di jug-jug' [Sejauh apapun, pasti akan didatangi]

#Lahh... Ngedadak nyunda, 😂😆 .. Nurry emang orang Sunda, orang Bandung 😃😍#

Begitulah kira-kira penggambaran tekad kuat keduanya. Dan mereka benar-benar mendapat 'sambutan' yang baik dari tempat ini.

"Ok, sekarang kita gunakan bahasa Inggris saja, supaya lancar." saran Hinata dengan cengiran yang membuat Ino tergelak pelan.

この世界の片隅に(Di Sudut Dunia Ini)[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang