Luna terbangun dari mimpi nya, saat ia sadar bahwa alarm jam disamping tempat tidurnya telah berdering. Ia berjalan menuju kamar mandi, setelah selesai mandi Luna langsung memakai seragam putih dengan rok abu.
" Udah rapi dan cantik " gumamnya sambil tersenyum simpul. Luna segera berlari sambil membawa tas nya menuju ruang makan." Udah siap, na?" Tanya Chandra
"udah yah, hari ini aku kesekolah naik apa?" Ucapnya sambil memakan sandwich
" Ayah yg nganter kamu kesekolah, nanti pulangnya ayah kabari" jelas Chandra
" Huftt okay " dengus Luna .
Setelah sarapannya habis, segera saja ia menuju ruang tamu untuk memakai sepatu. Dan saat itu juga Chandra sedang memanaskan mobilnya.
"Luna, sudah siap berangkat belum?" Teriak Chandra dari mobil, hingga secara spontan, Luna langsung segera masuk ke dalam mobil. Mobil yang dikendarai Chandra, melaju cukup kencang dan saat itu juga kondisi kota belum cukup padat. Beberapa menit kemudian menempuh perjalanan, akhirnya Luna tiba di sekolah baru nya. Bangunan besar dengan cat putih, seolah-olah tampak megah itu benar-benar mengesankan sekolah kualitas tinggi. Ya sekolah baruku itu bernama, SMA Kusuma Bangsa.
" Baiklah na, sekarang kamu bisa masuk kesekolah itu dan pergilah menuju ruang 'tata usaha'. Bilang kepada penjaga kalau kau murid baru disini. Apakah kau bisa melakukan nya?" Terang Chandra kepada Luna.
"Aaaa yaa, tentu saja bisa" jawab Luna terbata bata.
Setelah mendapat penjelasan dari sang ayah, kini Luna turun dari mobil dan berjalan masuk ke area sekolah. Setiap sepasang mata selalu memperhatikan langkah gadis keturunan Belanda-Indonesia ini, ada banyak komentar bersaut sautan. Namun itu semua tidak menghalangi Luna untuk pergi menuju ruang TU. Luna telusuri setiap koridor sekolah tersebut, dan akhirnya ia tiba di depan pintu bertuliskan Ruang 'Tata Usaha'.
"Ini dia ruangannya" ucap Luna lirih. Ia mengetuk lalu membuka pintu ruangan tersebut perlahan dan ia pun masuk secara perlahan. Dan melihat guru jaga ruang tersebut." Ada yang bisa dibantu?" Tanya guru jaga tersebut.
" Saya Luna Rosella, murid baru disini pindahan dari SMA Chendikia" jelas Luna sambil tersenyum simpul kepada sang guru jaga.
" Ohh kau Luna ya?" Tanyanya
" Benar saya Luna " jawab Luna sambil mengikuti arah pandang guru tersebut.
" Baiklah, ini jadwal pelajaran mu dan kau mendapatkan kelas 11 IPA 1, letak gedung IPA ada disebelah barat" jelas guru tersebut.
" Mmmya, terima kasih Bu. Saya permisi" ucap Luna penuh dengan nada sopan.
Luna berjalan keluar kelas dan mencari dimana letak ruang kelas nya. Setelah berputar-putar menyusuri koridor, akhirnya ia berhenti tepat di kelas 11 IPA 1 .
Tanpa berpikir panjang, Luna segera mengambil langkah masuk kedalam kelas. Luna mendapat sorotan banyak dari warga kelas. Dan ia melihat ada satu bangku yang kosong, di sebelah bangku tersebut ada seorang laki yang sibuk dengan buku bacaan nya. Luna berjalan dan duduk disebelah laki tersebut. Tak ada respon dari laki tersebut, seolah-olah kedatangan Luna tidak terlalu penting untuk diketahui. Luna hanya mendengus sambil melirik laki tersebut.
"Pasti dia bukan tipe cowok kaya yang keliaran diluar deh" gumam Luna pada dirinya sendiri. Jam pelajaran pertama telah dimulai.
Setelah lama mengerjakan tugas, akhirnya bel istirahat berdering nyaring di telinga Luna. Itu membuatnya tersenyum bahagia, karena ia telah terbebas dari tugas-tugas. Saat Luna berniat hendak keluar kelas, tiba-tiba lelaki yang duduk dibangku sebelahnya menyapanya. Secara spontan tubuh Luna kaku sekejap, tak menyangka jika laki itu menyapa nya baru saja. Dan Luna membalas dengan senyum simpul nya yg terkesan imut. Laki laki itu tertawa lepas melihat reaksi Luna." Heii kenalin gua Antares Narendra Abimanyu, lho bisa panggil gue Antares" dia memperkenalkan dirinya lalu, menyungging kan senyum kecil
" Nama gue Luna Rosella " ia tersenyum penuh kehangatan dimata Antares, dan Antares hanya tertawa geli melihat Luna.
" Oiya gue mau ke kantin, lho mau ikut sekalian nggak?" Tawar Antares. Luna masih menimbang nimbang untuk menerima atau menolak tawaran laki tersebut. Ternyata Antares memperhatikan reaksi Luna, yg bimbang dengan tawarannya.
" Yaellah santai aja, ntar gue temenin lho kemana aja deh, muter satu sekolah juga boleh kok " Antares semakin menyunggingkan senyum simpulnya.
"Boleh deh gua ikut, tapi sebelum nya gapapa nih, ntar kalo ada salah paham mungkin sama cewek lho gimana?" Luna menerima penuh keraguan.
Bukan nya ia mendapat jawaban dari Antares, justru laki dihadapannya itu tertawa lepas mendengar pertanyaan Luna.
" Udah santai aja gapapa, lagian cewek gue yang mana " jawab Antares masih tertawa lepas.
" Jadi maksud lho, elo belum punya pacar?" Luna bertanya, dengan raut muka serius.
"Belum, ya walaupun banyak cewek yang ndeketin gue tapi semua bukan selera gue sih, jadi gue tolak mereka semua" Antares menjelaskan seluruh perasaannya.
Dan menurut Luna itu hal biasa pada seorang lelaki. Luna dan Antares berjalan menuju kantin, sesampainya di kantin mereka membeli minuman lalu, duduk di pojok kantin.
" Lho anak pindahan dari mana?" Antares membuka percakapannya.
" Gue dari SMA Chendikia, Rotterdam" senyum tipis Luna terbentuk.
" Lho anak belanda? Terus kenapa lho pindah kesini, bukannya sekolah di sana jauh lebih enak ya"
" Emang sih lo bener, tapi gue harus pindah kesini ikut ayah gue" jawab Luna
" Lha emang disana gada keluarga Lo" raut muka laki itu, terlihat serius.
"Ga ada, ibu gue baru aja tiada maka nya ayah mutusin agar gue pindah ke Indonesia" Luna menunduk, ia tak bisa lepas dari sang ibunda.
" Ohh, kalo gitu Lo tetep semangat ya " kali ini laki itu memberi nya semangat, Luna tersenyum bahagia melihat Antares.
Bel masuk telah berdering dan sekarang semua murid masuk ke kelas. Pelajaran jam berikutnya dimulai, Luna menghabiskan waktu pelajaran sambil mengobrol dengan Antares. Ternyata cowok tipe dia, bener bener bikin Luna nyaman banget. Waktu terus berlalu, hingga sekarang menunjukkan pukul 3 sore.
Akankah Luna jatuh cinta dengan Antares??
Jangan lupa Coment ya!!
Thanks all..9 Desember 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlight [ COMPLETED ]
Teen FictionAda banyak perasaan yang mendekati hati Luna. Namun, tidak mudah untuk dapat menyentuh semua perasaan itu. Luna berharap ada seseorang yang mau menemani hidupnya dan mengganti kan posisi ibunda nya. Luna adalah anak tunggal yang tidak bisa merasakan...