18. Terungkapnya misteri

6 2 0
                                    

Luna membuka matanya dan ia terkejut melihat sekeliling nya. Luna bangkit dan saat itu juga tangannya ditahan oleh orang bertopeng yang selama ini ia hindari dan ia takuti. Luna sekarang sendiri, ia tak bersama Rigel ataupun Antares maka ia harus bisa menghadapi orang tersebut. Kalau pun Luna tak bisa bertahan didepan orang bertopeng itu, ia akan memilih mengakhiri hidupnya.

Luna berjalan mundur dan menarik tangannya ia terus menghindar dari orang itu. Namun tampaknya orang itu tidak menanggapi reaksi Luna malahan orang itu melepas topeng nya. Dan seketika Luna terkejut melihatnya, dibalik semua ini DIA pelakunya. Luna tak menyangka ia didalam hati ia benar-benar ingin sekali melontarkan kata-kata amarah nya.

"Hai Luna, lo pasti masih inget gue kan. Akhirnya kita bisa ketemu lagi" ucapnya mendekati luna.

"Lo sekarang udah tau semuanya dan hanya lo yang tau sekarang. Dan gue bakal bilang semuanya ke lo Luna" ucapnya sekali lagi, Luna hanya diam

"Selama ini yang ngirim surat berantai itu adalah gue, dan orang dibalik topeng itu juga gue. Semua gue lakuin setelah gue tau lo jadian sama Rigel, ya gue benci dengan Rigel. Sebelum Rigel merebut semua ini dari gue, gue udah punya perasaan serius ke lo dan itupun gue udah berjuang mati-matian. Dan gue gagal cuma gara-gara si Rigel itu" ucap nya kasar.

"Dan Lo ga perlu tanya darimana gue bisa tau kalian udah jadian. Karena gue tau secara nyata, malam itu lo sama Rigel ada disebuah kafe di daerah perbukitan kan? Kebetulan gue ada disana waktu itu juga habis nganter barang milik saudara gue yang kerja di kafe itu. Gue penasaran kenapa lo malem-malem sama Rigel ke kafe itu dan gue ngikuti kalian berdua sampe akhirnya gue tau kalo kalian jadian dan waktu itu juga hati gue hancur. Gue ga tinggal diem buat balas semua yang udah direbut Rigel diatas perjuangan gue kali ini" jelasnya dengan nada tinggi namun ia menampilkan senyum nya.

"Gue benci dan bener bener ngerasain rasa benci saat tau lo jadian sama Rigel. Saat itu juga gue benci banget sama Rigel. Dulu gue paling dipandang semua perempuan di Kusuma Bangsa dan gue dapet tawaran buat jadi Most Wanted waktu itu tapi begitu Rigel hadir semua jadi beralih ke Rigel bahkan di dalam lingkungan kelas pun semua lebih memilih dirinya gue semakin benci buat kenal dengannya. Dulu juga pernah gue suka sama anak musik dia benar-benar cantik dan waktu itu gue udah mau nembak dia, gue gagal karena keduluan Rigel, perempuan itu nolak gue karena dia suka sama Rigel. Dan terakhir kemarin Lo jadian itu, gue bener-bener benci Rigel" ucapnya sambil membanting buku dihadapannya.

Luna hanya bergetar mendengar penjelasan nya. Ia mengerti perasaan kecewa pria itu, namun bukan dengan cara ini dia melibatkan Luna. Pria itu kini meninggalkan luna didalam gudang tersebut. Luna langsung merosot kebawah dan berjongkok. Hatinya benar-benar tak tau harus bagaimana, intinya ia harus cari cara menemui Rigel dan Antares.

Ia pun meraih ponselnya dan menelpon Rigel. Sekali belum ada jawaban dua kali, tiga kali dan ke empat kali baru mendapat jawaban dari Rigel. Tubuh Luna gemetar saat menelpon Rigel.

"Luna... Luna Lo dimana, Na Lo baik-baik ajakan, bilang sama gue Lo ada dimana" ucapnya panik

"Rigel tolongin gue, gue takut disini gue gatau ada dimana ini sekarang gue ada didalem gudang dan orang bertopeng itu aa.." Luna langsung mematikan telepon nya dan memasukkan ke dalam saku seragamnya saat pintu gudang itu terbuka.

Rigel benar benar kembali panik saat sambungan telepon nya dengan Luna terputus. Ia tidak sempat berbicara lagi karena telepon nya terputus dan nomor Luna tidak bisa dihubungi kembali. Saat itu menunjukkan pukul 4 pagi.

"Gel tadi Luna yang telepon?" Tanya Antares.

"Iya dia gatau keberadaan nya karena dia ada di dalem gudang, Res" ucap Rigel

"Oke tenang dulu kita sabar dulu nunggu kabar berikutnya" ucap Antares dan Rigel berusaha menenangkan diri.

Luna berjalan mengikuti orang itu karena orang itu yang menyuruhnya untuk berjalan mengikutinya. Hingga akhirnya ia tiba di sebuah taman kecil terbuka. Luna benar-benar asing dengan tempat itu ia tak tau dimana ia berada dan kebetulan sekali matahari mulai muncul setidaknya ada cahaya yang sedikit menyinari tempat Luna berada.

"Luna, gue minta sama lo buat putusin Rigel. Karena gue disini punya perasaan ke lo, gue suka sama lo bener-bener tulus dan serius gue mohon Na" mohon laki-laki didepannya.

Tak mungkin ia menerima begitu saja, walau sebenarnya ia bisa mengerti perjuangan dan perasaannya selama ini ke Luna. Namun tidak mudah dengan sekejap menerima dia, karena ia sudah menempati hati Rigel tak mungkin ia berpaling darinya.

Luna menggeleng dan melangkah mundur menjauhi pria itu serta mencoba melepaskan tangannya yang memegang tangan Luna.

"Ga maafin gue tapi gue gabisa lakuin itu"
Ucap Luna

"Na, lo selama ini itu udah kena virusnya si Rigel biar lo bertahan sama dia, tapi kompromi hati lo gaakan sejiwa sama laki-laki kaya Rigel, Na" ucapnya Luna semakin berjalan mundur lalu ia mencoba lari namun ia sudah tertangkap duluan oleh pria itu. Luna meronta-ronta melepaskan genggaman laki itu dan ia juga menjerit untuk minta tolong. Tak ada yang mendengarnya dan pria dihadapannya itu tak bisa tinggal diam ia menutup mulut Luna supaya suara Luna tak didengar orang lain.

Kebetulan keberadaan taman tersebut dekat dengan rumah Vega, itu yang tidak disadari Luna sejak awal. Vega pagi itu juga sedang joging ditaman tersebut dan ia melihat Luna yang meronta-ronta serta mulutnya yang ditutupi. Dengan segera Vega dari belakang memukul pria yang mendekap Luna dengan kayu. Luna langsung menjauhi pria itu dan melihat Vega di hadapannya.

"Luna cepet lo lari sekarang juga, berlindung Na" suruh Vega dan Luna langsung berlari.

Luna bersembunyi di semak-semak yang rimbun menutupi tubuh nya. Ia pun segera mengambil ponsel dan menelpon Rigel.

"Rigel tolong info gue, cepetan gue takut Rigel, gue mohon" ucap Luna sambil terisak tangisnya tak mampu dibendung lagi.

"Na lo bilang sekarang lo dimana bilang sama gue" desak Rigel

Namun tiba-tiba ponsel Rigel direbut Antares.

"Luna Lo gapapa kan, sekarang lo ada dimana coba Lo cerita lokasinya sekarang" ucap Antares

"Antares gue gue gatau dimana ini, tapi Lo masih inget Vega kan anak pradipa. Sekarang gue lagi diselametin dia sekarang gue berlindung di semak-semak gue lagi ada disebuah taman tapi tempat ini asing buat gue, Res" jelas luna

"Oke oke tenang intinya lo ada di Vega, gue minta sama lo tetep sama dia dulu. Gue sama rigel kesana sekarang" ucap Antares lalu menutup teleponnya.

Rigel menatap Antares bingung, Antares langsung berlari menuju mobil Rigel dan meminta kunci mobil tersebut. Rigel langsung memberikannya dan ikut naik kedalam mobil. Antares mengemudikan mobil dengan kecepatan tinggi, ia mencoba menuju rumah Vega.

"Res, Res lo gila kita mau nyelametin Luna kemana" ucap Rigel

"Lo diem aja udah ikut aja perintah gue sekarang, secepatnya kita bakal nemuin Luna" Antares tetap fokus menyetir.

Vega telah membuat pria itu lemah dan jatuh ke tanah. Sementara ia langsung berlari menghampiri Luna.

"Luna Lo gapapa kan lo baik-baik aja kan" tanya nya Luna langsung mendekati Vega dan Vega memeluk nya.

"Gue pengen balik ga, dari semalem gue sama orang itu, gue takut gue mau balik Vega" rengek Luna sambil menangis.

Vega menenangkan Luna dan membawanya pergi dari tempat tersebut.

20 Desember 2018

Moonlight [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang