Luna telah selesai membereskan diri. Dan kali ini ia berniat untuk mencoba berdiri dari kursi rodanya. Perlahan Luna mengumpulkan konsentrasi dan mencoba bangkit dari duduknya. Dan akhirnya ia berhasil berdiri, Luna berdiri dengan sempurna ia benar-benar tak menyangka dirinya berdiri seperti orang normal lainnya. Lalu Luna berniat mencoba untuk melangkah, tanpa takut dan ragu-ragu Luna langsung mengangkat kaki kiri kedepan lalu saat ia mengangkat kaki kanannya. Tiba-tiba Luna langsung kehilangan keseimbangan, dan akhirnya Luna pun terjatuh ke lantai.
"Aauuu, ga mungkin sial.. gue bisa berdiri kok dan gue pasti juga bisa jalan" teriak Luna tak terima saat ia tau dirinya belum mampu berjalan
Luna mencoba bangkit dari lantai namun saat kaki kirinya dibuat tumpuan untuk bangkit ia pun langsung kembali jatuh kelantai. Luna berteriak histeris karena kegagalannya. Dan tak lama kemudian, ternyata pembantunya mendengar Luna berteriak sejak tadi.
"Non, yaampun non Luna. Non..non Luna gapapa kan?" Tanya bi inah khawatir
"Luna gapapa bi"
"Tadi non Luna ngapain, kenapa ga panggil bibi non kalo ada yang mau diambil" ucap bi inah sambil melirik kearah lemari baju disampingnya.
Luna menggeleng "enggak Luna gapapa bi, tadi Luna yang salah karena Luna maksain diri buat mencoba berdiri" jelas Luna jujur
"Yaampun non, tapi kaki non Luna ini kan belum sembuh total. Masa non Luna maksain diri buat berdiri" ucap pembantunya, Luna hanya tertawa sumbang tak menghiraukan ucapan bi Inah.
Kemudian pembantunya keluar kamarnya, Luna memilih duduk di depan jendela kamarnya yang terbuka. Ia mengarahkan pandangan ke suasana di luar rumahnya, di wajahnya tampak begitu jelas ada semburat kebahagiaan dan juga kesedihan yang ia rasakan. Lama sekali Luna memandang ke luar jendela hingga tak terasa setetes air mata menetes dan jatuh tepat di atas punggung tangannya. Namun Luna tak menghiraukan jatuhnya air mata tersebut, ia tetap tersenyum menatap kearah luar jendela bersamaan dengan turunnya air mata.
"Mama, Luna kangen banget sama mama. Luna ga pernah bisa ngelupain kenangan tentang mama, termasuk kejadian dimana kenyataan menyatakan mama harus pergi ninggalin Luna selamanya. Luna kangen mama, sekarang Luna ga punya teman yang setia disamping Luna setiap waktu dulu hanya mama yang selalu bikin hidup Luna berarti. Tapi sekarang walaupun banyak orang-orang disekitar Luna yang sayang sama Luna. Tapi semua ga sebanding sama semua kenangan bersama mama. Luna sayang sama mama, Luna mohon mama kembali temani hidup Luna" ucap Luna sambil mengarahkan pandangan ke langit malam yang dihiasi para bintang dan setetes demi setetes air matanya turun.
Sejak tadi tanpa disadari Luna, ternyata ayahnya mendengar semua ucapannya dari balik pintu yang terbuka sedikit. Dan saat itu juga perasaan ayahnya juga ikut menangis, kemudian ayahnya memberanikan langkahnya menghampiri anak semata wayangnya.
Chandra berdiri di samping Luna dan tangannya menyentuh lembut pipi anaknya itu. "Sayang maafin ayah ya, ayah selalu ga bisa kasih waktu buat ada disisi Luna termasuk sebagai teman hidup Luna" ucap Chandra menunduk dan tangannya berpindah menggenggam lembut tangan milik Luna.
Luna tersenyum menatap ayahnya, "ayah ga pernah salah, Luna tetep sayang sama ayah. Apapun yang terjadi meskipun ayah gaada disamping Luna, aku tetep bahagia. Karena Luna gamau kehilangan ayah setelah Luna kehilangan mama di kehidupan Luna"
"Makasih ya nak, ayah sayang banget sama Luna. Sekarang Luna makan ya habis itu langsung tidur" ucap Chandra
"Iya ayah, Luna sayang sama ayah" ucap Luna tersenyum lalu memeluk ayahnya.
Luna dan ayahnya saling berpelukan dan akhirnya chandra melepaskan pelukannya. Lalu berjalan keluar kamar dan memanggil pembantunya. Bi Inah datang ke kamar luna sambil membawakan makanan dan juga minuman. Kemudian kembali keluar kamar, Luna langsung menghabiskan makanannya. Setelah selesai, ia langsung duduk ditempat tidurnya dan kembali membaca novel kegemarannya. Hingga pukul 9 malam, Luna memutuskan untuk tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlight [ COMPLETED ]
Teen FictionAda banyak perasaan yang mendekati hati Luna. Namun, tidak mudah untuk dapat menyentuh semua perasaan itu. Luna berharap ada seseorang yang mau menemani hidupnya dan mengganti kan posisi ibunda nya. Luna adalah anak tunggal yang tidak bisa merasakan...