Bab 19

1.8K 145 8
                                    

HAI BALIK LAGI SAMA WEN NING DAN YAN WUSHI. MAAF YA AKU LAMA UPNYA...

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA YA...

WARNING 🔞🔞🔞🔞

🌹🌹🌹🌹

Di lain tempat, Yan Wushi dan Wen Ning masih berjalan menunggangi kudanya. Yan Wushi merasa cemas karena sedari tadi Wen Ning tidak berkata apapun. Dia merindukan omelan dan bawelnya Wen Ning. Yan Wushi menghentikan kudanya di sebuah danau dimana dulu mereka bertemu waktu Wen Ning masih kecil.

"Sayang... Maafkan aku terlambat menolongmu. Hukum aku jika kau ingin menghukumku," ujar Yan Wushi. Wen Ning menatap sendu Yan Wushi, dia tersenyum lalu membelai lembut wajah Yan Wushi.

"Bagaimana aku bisa menghukum orang yang tidak bersalah? Kau terluka, aku akan mengobatimu," ujar Wen Ning, Wen Ning mengambil air danau menggunakan wadah yang dia dapatkan di sekitar danau untuk mencuci luka Yan Wushi. Wen Ning kembali dan mulai mencuci luka itu.

"Luka ini tidak seberapa sayang, aku dapat menahannya. Aku akan sangat terluka jika aku melihatmu diam dan murung seperti tadi. Dan aku akan lebih terluka jika aku harus kehilanganmu!" ujar Yan Wushi lirih.

"Aku akan selalu berada disisi kak A-Shi, aku janji," ujar Wen Ning sambil terus mengobati kuka itu.

Wen Ning merobek ujung bajunya dan membalut luka di tangan Yan Wushi. Yan Wushi tersenyum lembut dan tangannya menyentuh dagu Wen Ning dia mendongakkan kepala Wen Ning agar Wen Ning menatapnya. Wen Ning tersenyum lembut kearah Yan Wushi dan langsung memeluk Yan Wushi.

"Pakailah jubahmu kak, udara sangat dingin saat ini," ujar Wen Ning.

"Tidak apa-apa sayang, aku dapat menghalau rasa dingin ini. Kau harus menutupi bagian bajumu yang robek itu, aku tidak ingin orang lain melihatnya," ujar Yan Wushi.

"Cium aku kak, Aku merindukanmu..." ujar Wen Ning. Yan Wushi yang mendengarnya dengan sigap mencium Wen Ning dengan lembut dan terus melumat bibir Wen Ning yang semerah Cerry.

"Lebih baik kita segera ke istana, sebentar lagi akan turun salju," ujar Yan Wushi.

"Iya kak, Sekarang sudah masuk musim salju, ah aku tidak sabar ingin bermain-main salju seperti dulu," ujar Wen Ning.

"Apa kau tidak ingin berhibernasi bersamaku?" ujar Yan Wushi.

"Gak mau, kak A-Shi saja. Aku akan menjaga istana dan distrik," ujar Wen Ning.

"Aku tidak akan berhibernasi sayang. Bagaimana bisa aku meninggalka istriku yang cantik ini... Terlebih banyak yang menginginkanmu diluar sana. Aku harus menjagamu dengan ekstra!" ujar Yan Wushi sambil mencium Wen Ning berkali-kali.

"Kak A-Shi lihat jalan, nanti Binggo menabrak pohon," ujar Wen Ning.

"Binggo? Siapa itu?" ujar Yan Wushi bertanya-tanya.

"Nama kuda yang kita tunggangi sekarang. Aku memberinya nama Binggo. Ahahhaha," ujar Wen Ning.

"Kamu ada-ada saja, tapi itu lucu juga," ujar Yan Wushi. Mereka pun berjalan menuju istana, Yan Wushi dan Wen Ning sampai di istana. Aliana yang melihat Wen Ning dan Yan Wushi langsung menghampiri.

"Yang mulia A-Ning, anda baik-baik saja kan?" ujar Aliana yang mulai cemas.

"Aku baik-baik saja Aliana. Bagaimana dengan Han Wen? Apakah dia baik-baik saja?" ujar Wen Ning juga mencemaskan Han Wen.

"Tuan Han Wen Baik-baik saja yang mulia, beliau baru saja sadar dari pingsannya," ujar Aliana.

"Baiklah aku mau membersihkan diriku dulu, setelah itu aku akan menemuinya," ujar Wen Ning.

[BL]- RED HOODED MEN & WOLF (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang