HAI BALIK LAGI SAMA A-NING DAN A-SHI... JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA YA GUYS... THANK U.
🌹🌹🌹🌹🌹
Pagi menjelang dengan indahnya, Sunset pun terlihat dibalik gunung distrik Yun Meng. Wen Ning menggeliat manja, disisinya terlihat Yan Wushi masi nyaman dengan tidurnya. Wen Ning membelai lembut wajah Yan Wushi, mencium, menatap dan melumat bibir Yan Wushi...
"Sayangku, kamu sudah bangun? Kamu menginginkannya lagi? Kalau iya mari sayang dengan senang hati," ujar Yan Wushi menggoda Wen Ning.
"Tidak kak A-Shi, aku lelah. Tidak tau rasanya ingin seperti ini sepanjang hari. Hari ini aku ingin bersama kak A-Shi." ujar Wen Ning manja.
"Tumben, biasanya kamu minta latihan terus?" ujar Yan Wushi. Wen Ning tidak menjawab, dia hanya membenamkan kepalanya di dada Yan wushi.
"Kenapa kamu manja sekali hari ini? Membuatku gemas saja." ujar Yan Wushi sambil mencium puncak kepala Wen Ning.
"Kyaaaaaaaaa.... Kak A-Shi aku lupa sesuatu," ujar Wen Ning.
"Tuan, tuan ada apa? Apa anda baik-baik saja?" ujar Lin Xinyuan.
"A-Ning apa kamu baik-baik saja..?" ujar Ming Qio.
"Kami baik-baik saja... Tidak usah khawatir." ujar Wen Ning.
"Kenapa kamu berteriak?" ujar Yan Wushi.
"Aku lupa ada kak A-Qio, hari ini dia harus kembali ke Han Lang." ujar Wen Ning.
Yan Wushi pun mengangguk tanda mengerti dan mulai pergi menyiapkan diri. Mereka pun selesai dengan aktifitas mereka, Wen Ning juga selesai membereskan kamar yang berserakan itu. Mereka pun keluar kamar dan disambut senyuman hangat dari Ming Qio.
"Selamat pagi A-Ning dan Kaisar Yan Wushi." ujar Ming Qio sembari tersenyum.
"Selamat pagi juga kak A-Qio... Kakak sudah sarapan? Kalau belum ayo sarapan dulu." ujar Wen Ning membalas Ming Qio.
"Aku sarapannya nanti saja, aku buru-buru. Firasatku tidak enak." ujar Ming Qio. Jujur saja dia sebenarnya ingin berlama-lama bersama adiknya itu, tapi entah kenapa firasatnya mengatakan akan ada bencana di Han Lang.
"Baiklah kalau begitu, beritahu kami kalau ada apa-apa, dan segera kembali kesini." ujar Yan Wushi pun ikut khawatir.
"Baiklah, aku undur diri dulu. Adikku, jaga dirimu baik-baik. Aku akan kembali ke HanLang." ujar Ming Qio.
"Kakak hati-hati ya, sering-seringlah kemari, aku masih merindukan kakak." ujar Wen Ning.
"Iya adikku, setelah semuanya sudah aman, aku akan sering datang kemari, tapi sekarang sedang tidak aman, akan bahaya bagiku, kau, dan Yan Wushi. Kau juga jaga dirimu baik-baik. Kaisar Yan Wushi, aku mohon jaga A-Ning dengan baik, apapun yang terjadi sayangilah dia." ujar Ming Qio sedikit sedih.
"Aku akan menjaga dia dan melindunginya selalu, sebagai seorang kaisar sekaligus suaminya." ujar Yan Wushi penuh percaya diri. Jujur saja sejak dia bertemu Wen Ning hidupnya seakan-akan penuh keberkahan.
"Baiklah kalau begitu, aku undur diri dulu!" ujar Ming Qio.
Yan Wushi dan Wen Ning mengantarkan Ming Qio sampai ke gerbang tanaman berduri yang menjulang tinggi itu. Ming Qio pergi meninggalkan istana YunMeng, dalam hati ingin rasanya dia membawa Wen Ning ke Han Lang, namun dia mengurungkan niatnya mengingat kejadian yang terjadi di hutan malam itu, saat tau kaisar Wei Fenggang menginginkam Wen Ning, sudah pasti berbagai cara akan dilakukan oleh Wei Fenggang untuk mencelakai atau merebut adiknya itu. Mengingat Kaisar Wei Fenggang yang licik serta tamak. Yan Wushi dan Wen Ning memasuki istana, namun Yan Wushi segera berpamitan untuk ke balai kota YunMeng melihat perkembangan distriknya itu.
"Permaisuriku yang aku cintai, aku ingin kebalai kota untuk melihat perkembangan rakyat kita sayang. Apa kamu ingin ikut dengan ku?" ujar Yan Wushi sambil memeluk Wen Ning. Adegan mesra itu selalu saja terjadi antar Wen Ning dan Yan Wushi, bahkan Yan Wushi sendiri tidak pernah bosan selalu mesra dengan Wen Ning.
"Iya kaisarku sayang. Aku tidak ikut, aku ingin pergi berburu saja untuk melatih kemampuanku kak." ujar Wen Ning sembari membalas pelukan manjah dari Yan Wushi.
"Baiklah kalau begitu, Han Wen dan Han Zen akan ikut bersama mu." ujar Yan Wushi.
"Baiklah, kita keluar istana sama-sama, kak A-Shi hati-hati ya, salam untuk rakyat kita nanti dan juga untuk para perdana mentri." ujar Wen Ning.
"Iya sayang... Aku akan menyampaikan pesanmu!" ujar Yan Wushi sambil mencium kening Wen Ning.
Yan Wushi dan Wen Ning keluar istana dan berpisah jalan, Wen Ning kekiri dan Yan Wushi kekanan, Yan Wushi di dampingi oleh Han Jinwen dan Han Xinwen. Sementara Wen Ning bersama Han Wen dan Han Zen. Wen Ning sampai di dalam hutan, dia melanjutkan langkahnya. Dia mulai melakukan perburuan, Wen Ning melihat seekor rusa, Wen Ning membidik dan mulai berkonsentrasi.
WUUUUUUSSSSSHHH SRET SRET
Anak panah Wen Nin menembus perut rusa itu.
"Kemampuan memanah yang mulia semakin bagus. Anda dengan cepat menguasainya," ujar Han Wen memuji kemampuan Wen Ning.
"Terimakasih, baiklah ambil rusa itu, nanti dagingnya kita bagikan kepada distrik Zero yang membutuhkan." ujar Wen Ning.
"Sungguh tidak terhingga kemurahan hati anda yang mulia. Kami akan melakukannya," ujar Han Zen dan Han Wen bersamaan.
Ya 4 ekor rusa dengan ukuran yang besar cukup untuk di bagi-bagikan ke distrik Zero. Ya distrik Zero termasuk distrik kecil di YunMeng. Penduduknya hanya sedikit. Dan rata-rata penduduk adalah petani yang cukup miskin. Namun saat Wen Ning dan kedua pengawalnya sibuk menangani rusa itu, tiba-tiba Wei Fenggang hadir mengejutkan Wen Ning.
"Aaah sayangku, kita bertemu lagi disini..." ujar Wei Fenggang sambil tersenyum mesum.
"Mau apa kau?" ujar Wen Ning segera bersiap siaga.
"Aku hanya menginginkan mu..." ujar Wei Fenggang sambil tersenyum licik.
"Ciiiiiih, jangan berharap!" ujar Wen Ning mulai gerah.
Wei fenggang melirik dan para pengawal Wei Fenggang menyerang kedua pengawal Wen Ning. Wei Fenggang mulai menyerang Wen Ning, namun Wen Ning dapat menghindarinya. Anak panah Wen Ning menghunus perut Wei Fenggang, seolah tak merasakan sakit, Wen Fenggang terus tersenyum kepada Wen Ning.
Wei Fenggang mendadak merubah wujudnya menjadi seekor burung elang raksasa, tubuh Wen Ning di cengkeram dengan kedua kaki elang raksasa itu dengan kuat. Wen Ning meronta-ronta, busur panahnya terjatuh dan Wen Ning merasa lelah akhirnya dia tidak sadarkan diri....
Bersambung....
Maaf partnya dikit. Aku lagi puyeng soalnya....
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL]- RED HOODED MEN & WOLF (END)
Hombres LoboMy Original Story... Di sebuah desa bernama Yunmeng hidup seorang pemuda tampan yang tinggal bersama kakek dan neneknya. Mereka tinggal di sebuah gubuk yang kumuh jauh di katakan layak... " Wen Ning ,, antar kan dulu makan siang untuk kakekmu nak"...