07. Taeyong dan Pesonanya

251 35 0
                                    


"Helm!" Ayu menodongkan tangan tepat di depan muka Jeno.

"Gak usah pake helm. Mau ke rumah sakit dulu, deket doang."

Ayu berjengit kaget, "Lah ngapain? Terong kecelakaan?"

"Ambil mobil Bunda, belegug! Emang lo mau boti sama Taeyong?!" Jeno menjawab keras lalu menjitak kepala Ayu keras.

Tanpa disadari keduanya melupakan perdebatan sia-sia soal 'Kak' dan sopan santun tadi.

"Eh iya ya, hehe." Ayu nyengir, menampakkan gigi rapinya. Jeno membuang muka kesal.

_________________

"Lama banget sih, aelah."

Ayu mengeluh lagi, Jeno yang di sampingnya melirik.

"Sabar kali."

"Udah sejam lebih Jeno! Korea sejauh apa sih? Kata Bunda tadi udah berangkat dari pagi. Ini udah jam empat lewat dua belas menit. Masa gak nyampe-nyampe?! Emang di atas ada rest area ya? Atau pesawatnya muter dulu kali ya, macet."

Jeno tak menanggapi racauan tak jelas Ayu, tangannya masih sibuk memegang karton dengan tulisan 'Taeyong'. Wajahnya juga terlihat lelah.

Ayu tak jauh berbeda, parahnya sekarang dia sudah lesehan di lantai bandara. Tak memperdulikan tatapan orang-orang yang menatapnya iba, bahkan ada yang terang-terangan meliriknya dengan tatapan tajam yang aneh.

"Lah lah! Ngapain lo glesotan di situ? Malu bege. Bangun!"

Jeno melirik Ayu tajam. Lalu menutup wajahnya dengan karton tadi, malu sekali dia. Ayu tak mengindahkan itu.

"Heh, bangun!"

Jeno menarik tangan Ayu yang sudah lemas selemas-lemasnya. Tak bergeming, Ayu menatap Jeno penuh arti.

"Capek, Jen."

"Ehmm,"

Jeno menunduk dan menatap Ayu, membiarkan gadis itu lesehan di lantai dingin bandara.

"Laper ya, Neng?"

"Yaiyalah!" Ayu langsung ngegas.

"Lo udah nyulik gue ke sini loh. Ini laper banget, mana belum ganti seragam. Lengket tau."

Ayu mengeluh lagi sambil memegangi kaki kiri Jeno. Menyandarkan tubuhnya di kaki itu.

"Sama atuh. Sabar ya, Neng."

Jeno mengelus rambut Ayu, menenangkan. Ayu mengangguk lemah, pasrah.

_________________

17.00 WIB

"Annyeonghaseyo."

Seorang cowok ganteng menghampiri Jeno yang masih memegang karton, di samping cowok itu terdapat satu koper tanggung berwarna dark blue. Cowok itu menggaruk tengkuknya, gugup. Jeno di depannya malah mengernyitkan dahi, memandang cowok itu heran.

Ayu yang masih lesehan di dekat kaki Jeno langsung mendongakkan kepala. Menatap cowok ganteng, putih nan tinggi di depan Jeno.

"Kayaknya ini Terong deh. Gantengnya Ya Allah. Nikmat mana lagi yang kau dustakan wahai Ayu."  batinnya menerka-nerka, Ayu tak dapat menahan senyumnya.

"Jevino?"

Cowok itu bertanya dengan ragu kepada Jeno. Sang empunya nama  mengangguk.

"Jeno," Kata Jeno mengoreksi.

"Emm..Terong ya-- eh Taeyong?" Tanya Jeno.

Cowok itu ganti mengangguk sambil tersenyum.

Diam-diam Ayu menghela nafas lega. "Akhirnyaa.." Batin Ayu senang.

[1] HEY, AYU! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang