29. A Tragedy

148 20 6
                                    

.

Ten terdiam di balkon kamarnya. Menatap langit malam yang bergelayut awan gelap. Ia menarik napas dalam, lalu dihembuskannya pelan. Pikirnya menuju kejadian siang tadi.

****

"Saya suka kamu, Yu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Saya suka kamu, Yu."

Ayu yang sedang duduk santai di samping Ten sambil meminum Thai Tea dan melihat pemandangan danau di depan mereka menoleh pada Ten dengan ekspresi kaget.

Ten tersenyum gemas melihat ekspresi bengong Ayu.

"Kamu lucu banget, sih!"

Ten meletakkan buku yang sedang dipegangnya, tangannya terulur untuk mencubit pipi Ayu yang bengong dengan sedotan yang masih menempel di bibir.

Ayu mengerjap, mendadak sadarnya kembali. Ia menarik tangan Ten yang melakukan kekerasan di pipinya. Ia berdeham. Menaruh Thai Tea miliknya di samping badan.

"Kak Ten serius?"

"Hm?"

Ten menatap Ayu dalam, "Menurut kamu?"

Ayu menunduk. Memainkan jari-jari kecil tangannya. Ayu gugup.

"Gak perlu dijawab kok. Saya cuma confess aja,"

Ten tersenyum di ujung kalimatnya. Ayu yang masih menunduk lantas mendongak.

"Kak, tau gak?"

"Apa?"

"Kita beda,"

Ten tertegun lalu mengangguk.

"Heem, makanya saya cuma confess. Saya gak berani minta kamu untuk jadi pacar saya, takut Tuhan kita marah."

Ayu terdiam. Ia menunduk dalam lalu menghela napas berat sebelum mendongak dan melontarkan pertanyaan.

"Kakak kenapa suka saya?"

"Nah itu, saya juga gak tau." Jawab Ten dengan kekehan di ujung kalimatnya.

"Kak, temenku ada yang suka kakak."

Ten mengulum bibir, "Oh ya? Siapa?"

"Kakak pasti kenal,"

Ten berpikir sebentar, lalu ia menggeleng.

"Gak tau, gak kepikiran kalo ada yang suka sama saya."

"Tasya, kak. Dia suka kakak."

Ten menatap Ayu dengan pandangan bertanya-tanya, "Serius kamu?"

Ayu menjawabnya dengan anggukan singkat.

"Tapi saya sukanya kamu, bukan dia. Gimana, dong?"

[1] HEY, AYU! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang