A sheet; short-term.

136 23 3
                                    


Welcome to Budi Bangsa Basket Turnament.
Keep sportsmanship!

Kira-kira seperti itulah bunyi dari isi banner di atas pintu masuk gerbang SMA BUDI BANGSA yang sedang melangsungkan turnamen basket antar sekolah ini.

Akhirnya setelah OSIS rapat berkali-kali, timbul cek-cok, perencanaan yang hampir gagal, dan lain-lainnya yang tak bisa dijelaskan--karena memakan waktu yang tak sebentar. Turnamen basket ini resmi dibuka oleh sang kepala SMA BUDI BANGSA tepat satu jam yang lalu.

Seluruh pengurus OSIS sibuk, tak terkecuali Ayu yang sedari tadi mondar-mandir mencari objek foto yang bagus. Meskipun tangannya agak bermasalah, ia tetap ngotot ingin menjadi seksi dokumentasi.

Tak jauh dari Ayu, ada Jeno yang juga menjadi partner dokumentasinya. Mereka masih saling tak menyapa.

"Yu, dicariin Kak Dio, tuh!"

Ayu yang baru ingin membidik objek fotonya tersentak kaget--hampir latah malah, dan ia kontan mengurungkan niat setelah mendengar pernyataan dari Nana-- salah satu pengurus OSIS juga, dan mencari Kak Dio yang langsung ia temukan di dekat Lucas yang sedang berkoar-koar mengomentari pertandingan yang sedang berlangsung antara SMA 18 versus  SMA 127.

_____

Ayu langsung pergi ke kantin untuk mengambil barang yang Dio perintahkan untuk diambil. Sebuah galon kosong yang Dio pinjam dari Mbak Ani. Entah untuk apa benda itu.

Sesekali ia mendengus, heran dengan ketua OSIS-nya itu, ia sudah bosan disuruh-suruh.

"Gue lagi, gue lagi. Emang gak ada yang lain apa yang bisa disuruh?!"

Ia berhenti tepat di depan pintu kantin yang sepi--karena kebanyakan siswa memilih untuk menonton pertandingan basket. Matanya menatap pada satu titik, mulutnya terkatup rapat. Ia terdiam melihat pemandangan di depannya.

Ten duduk berdua bersama seorang gadis dengan pakaian cheerleader- nya, dengan wajah yang berseri-seri dan senyum lebar tak lepas dari keduanya. Ayu menyipitkan mata, menatap lekat-lekat sang pemeran wanita, memastikan penglihatannya tak salah. Setelahnya ia mengangguk kaku.

Segera ia mengangkat kamera lalu menjepret momen tersebut. Senyum manisnya mengembang, tak lama digantikan senyum miris, lalu ia melihat hasil jepretannya.

"Cocok."

Setelahnya ia memilih berbalik, pergi dari kantin.
Meninggalkan tanda tanya besar dan perasaan yang tak baik-baik saja. Namun ia memilih tak peduli.

Perintah Dio pun ia lupakan begitu saja. Padahal Mbak Ani sudah memanggil Ayu yang langsung berbalik itu.

"Mbak Ayu!"

"Loh loh kok pergi? Ini galonnya!"

Hatinya berkecamuk, apa nama perasaan ini?  Ada apa dengan perasaannya?

Yang tidak Ayu ketahui, setelah Mbak Ani berteriak memanggilnya. Ten dan gadis di depan cowok itu kompak terbelalak lalu menoleh bersamaan, dan hanya mendapati punggung Ayu yang semakin menjauh.

____

Jangan pergi, saya butuh kamu.
- Ayu

Gilsss drama-drama.

[1] HEY, AYU! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang