Spin Off ; Ten (The reason why I love her)

167 32 0
                                    

Saya gak berhenti tersenyum lebar, tiba-tiba lelah dan penat saya setelah latihan basket tadi menguap digantikan rasa bahagia yang membuncah.

Mungkin ini terasa berlebihan, tapi ini yang lagi saya rasakan.

Kalian mau tau?

Untuk pertama kalinya. Di belakang saya, tepatnya di atas Gege--motor saya tercinta, duduk dengan tenang seorang gadis manis berbadan mungil, Ayu namanya.

Biar jelas, akan saya deskripsikan bagaimana manisnya gadis manis bersurai pendek sebahu di belakang saya ini.

___

Namanya Ayu, lengkapnya Ayu Salfan Wulandari. Dari awal saya sudah bilang dia manis, kan? Tapi kalau kalian lihat dia secara langsung, mungkin bukan cuma manis tapi juga menggemaskan. Saya gak berlebihan, sungguh!

Rambutnya pendek sebahu dengan ujung yang agak bergelombang, matanya besar dengan iris berwarna coklat terang, hidungnya cukup mancung, pipinya agak tembam.

Tingginya hanya sebatas dagu saya, dengan badan mungil dan agak berisi. Dia sering memakai baju yang kebesaran untuk badannya.

 Dia sering memakai baju yang kebesaran untuk badannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dia gadis yang ceria, murah senyum.

Saya suka lesung pipi yang ada di kedua pipinya saat dia sedang tersenyum, membuat dia tambah manis. Manisnya dia lebih manis dari madu, gula, atau bahkan sakarin sekalipun.

Hobinya menulis, dan membaca novel. Kemarin, baru saya ketahui bahwa dia tidak terlalu suka membaca  buku pelajaran.

Ahh-- saya rasa sudah terlalu banyak saya menceritakan Ayu. Kembali ke keadaan sekarang.

___

Saya menaikkan kaca helm saya. Melirik Ayu sekilas dari spion.

"Kok diem aja?" Tanya saya dengan suara keras.

Saya bertanya untuk memecah keheningan yang ada, Ayu menatap spion sebentar lalu hanya tersenyum kaku. Pandangannya kembali pada jalan di sekeliling kami.

"Kamu mau makan dulu gak?"

"Ha?"

Dia sepertinya tak mendengar perkataan saya, ekspresinya lucu. Saya tersenyum kecil.

Saya menepikan motor.

"Kamu mau makan dulu gak?" Tanya saya lagi, dia terlihat berpikir sebentar.

Ayu menggeleng, "Enggak. Takut kesorean, bentar lagi maghrib."

Saya mengangguk kaku, kembali ingat kalau dia berbeda dari saya.

"Oke."

**

"Makasih ya," Katanya sambil mengulurkan helm yang langsung saya ambil.

Saya tersenyum, "Sama-sama."

[1] HEY, AYU! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang