09. The Other Girl

200 29 0
                                    

.

"Chan, nanti gue nebeng lo ya?" Pinta Ayu, menghampiri Haechan yang sedang bermain game.

"He-eh." Jawab Haechan tanpa mengalihkan wajah dari handphonenya.

Setelah mendapat persetujuan Haechan, Ayu kembali lagi ke tempat duduknya. Di tempatnya terlihat Mark yang sedang menelungkupkan kepala di lipatan tangan besar lelaki itu.

"Kenapa Mark?" Tanya Ayu.

"Sleepy."

"Oh."

Ayu merespon singkat dengan membulatkan mulutnya.

"Punya minum gak?" Tanya Mark. Dia mengangkat kepala menghadap Ayu yang sudah duduk di bangkunya.

"Enggak. Udah abis." Jawab Ayu sambil mengangkat botol kosong bekas air mineral yang dibelikan Ten tadi. Mark menghela nafas berat.

"Haus banget ya? Beli aja sana di kantin. Masih ada waktu kok,"

"Lima menit lagi, sih." Kata Ayu lagi, matanya melirik jam dinding di depan kelas sekilas. Jam istirahat kedua memang akan habis lima menit lagi.

"Malas."

"Dih aneh, ya terserah sih situ yang kehausan kok." Kata Ayu cuek, lalu memainkan handphonenya.

Mark bangkit dari duduknya.

"Ayo!" Katanya.

"Kemana?" Tanya Ayu bingung.

"Kantin,"

"Antarkan saya." Kata Mark lagi.

Ayu berfikir sejenak sebelum mengangguk menyetujui.

"Kuy lah!" Kata Ayu lalu berjalan duluan ke luar kelas. Mark mengekor di belakangnya.

"Heh buruan! Bentar lagi masuk."

Ayu berkata dengan keras saat menengok ke belakang dan melihat Mark berjalan santai di belakangnya. Mark tak merespon namun mempercepat langkahnya, menyamakan dengan Ayu.

The center of attention benar-benar terjadi. Padahal sebentar lagi jam istirahat selesai. Banyak para siswi yang melirik bahkan terang-terangan menatap Mark dengan tatapan memuja. Mark terlihat risih, namun tak berkata apa-apa. Ayu tak ambil pusing, tetap melanjutkan jalannya untuk ke kantin menemani makhluk tampan di sebelahnya.

"Makanya jadi cowok tuh jangan ganteng ganteng." Kata Ayu pelan. Hampir berbisik.

"What? " Balas Mark. Ayu menggeleng lalu tersenyum kecil.

_______________

"Jen, bentar!"

Ayu menyetop Jeno yang sudah mengendarai motor besarnya.

"Mau nebeng, Neng?" Tanya Jeno sambil tersenyum.

"Enggak. Gue mau ambil helm. Sini!" Jawab Ayu sambil menadahkan tangan ke Jeno.

Jeno mengernyitkan dahi, "Tumben. Mau pulang sama siapa?"

"Chandra."

"Gak sama gue aja?" Tawar Jeno.

Belum sempat Ayu menjawab, tiba-tiba datang seorang gadis cantik dengan berlari memakai seragam yang sama dengan mereka, menghampiri Jeno yang masih menunggu jawaban Ayu.

"Jeno!" Panggil gadis itu, Jeno menoleh.

"Loh, Biya? Kok belum pulang?"

"Oh ini toh yang diomongin Tasya tadi." Batin Ayu sambil menatap Biya yang senantiasa tersenyum manis kepada Jeno.

[1] HEY, AYU! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang