03. Absen

431 54 0
                                    

.

"Wankawan, hari ini jam olahraganya free. Pak Arip ada urusan katanya."

Jeno sebagai ketua kelas memberi informasi kepada teman-temannya yang sudah ready dengan baju olahraga.

Sebagian siswa berseru senang. Apalagi Haechan and the geng yang sekarang sudah mengeluarkan handphonenya masing-masing dengan wajah yang super sumringah. Tapi tidak dengan Ayu yang sedari tadi sudah semangat sekali untuk berolahraga, Ia mendesah kecewa.

"Ehh jangan seneng dulu. Karena gak boleh ada yang di kelas apalagi ke kantin. Semua siswa harus ke luar, minimal pemanasan karena ada guru piket yang ngawasin," Kata Jeno lagi, menyambung ucapannya yang tadi.

Setelah itu ia ke luar kelas, menuju lapangan.

"Huu.. Ini mah sama aja!" Haechan berseru keras, menyuarakan kekecewaannya mewakili beberapa siswa yang sudah ingin mabar, booyah.

Ayu kembali sumringah, lalu dengan cepat menarik tangan Tasya dan Mima yang sedari tadi ada di sampingnya yang awalnya dalam keadaan senang -lalu kecewa setelah mendengar perkataan Jeno yang kedua- ke luar kelas menuju lapangan.

"Kuy lah!" Kata Ayu semangat. Sedangkan Tasya dan Mima hanya pasrah ditarik Ayu.

________________

"Udah ah, Yu. Capek gue."

Mima berhenti berlari lalu duduk dengan menyelonjorkan kakinya, ia terengah-engah. Tasya mengikuti di sampingnya. Sedangkan Ayu masih tetap berlari keliling lapangan.

"Enam," Ayu menghitung dalam hati.

Bermenit-menit berlalu, Mima memperhatikan Ayu yang masih berlari keliling lapangan. Sedangkan Tasya sedikit curi-curi pandang pada Mark yang sekarang sedang bermain basket bersama siswa yang lain.

"Woy, Ayu! Gak capek apa lo?! Berhenti woy!"

Mima berteriak dari pinggir lapangan. Ayu yang merasakan lelah memutuskan untuk berhenti.

Ia menghampiri Tasya dan Mima, duduk menyelonjorkan kaki di sebelah Mima, dan terengah-engah.

"Gilaa.. berapa puteran lo tadi?"

"Delapan doang," Jawab Ayu, masih terengah-engah.

"Delapan lo bilang doang?! Gue yang cuma tiga puteran aja rasanya mau putus napas ini."

Mima berseru heboh lalu memberi Ayu botol minumnya. Ayu menerima botol dari Mima dan meminum isinya. Lalu mengoper botol itu pada Tasya yang langsung menghabiskan isi botol tersebut.

"Kantin kuy!" Ajak Tasya yang sudah bangkit dari duduknya.

Mima merespon cepat, ikut berdiri, "Kuy lah!"

"Ehh bentar. Emang udah boleh ke kantin?"

"Udah lah. Itu tadi Nancy sama Susi udah ke kantin." Jawab Tasya enteng.

"Bentar deh, gue tanya Jeno dulu."

Tasya dan Mima hanya mengangguk setuju.

"JENO!"

Ayu berteriak memanggil Jeno dari pinggir lapangan basket, sang empunya nama langsung berlari ke pinggir lapangan menghampiri Ayu.

"Naon?"

"Udah boleh ke kantin kan?" Ayu langsung to the point. Jeno mengangguk, napasnya masih terengah-engah.

"Yaudah."

"Ehh, Yu!" Jeno balik memanggil. Ayu yang sudah berlari langsung berhenti dan menengok.

"Apa? Beliin minum?"

Jeno nyengir memperlihatkan barisan gigi rapinya, matanya ikut menyipit. Kepalanya mengangguk-angguk, pertanda iya.

"Iya, tunggu aja." Kata Ayu, lalu kembali melanjutkan lari menyusul Tasya dan Mima yang sudah jalan duluan.

_________________

"Setdah! Liat deh! Itu Hechan sama gengnya udah nongkrong aja di kantin. Mojok sama hape, kek orang autis gitu, ya?" Kata Mima, memukul pelan lengan Tasya yang duduk di sebelahnya. Ayu ikut melihat ke arah tempat Haechan and the geng, kantin bagian pojok.

"Ya biarin aja si, mereka juga kok yang autis." Tasya malah sewot. Mima merengut. Ayu tak mengindahkan perdebatan kecil kedua temannya.

"Gue langsung ke lapangan lagi, ya? Mau nganterin minumnya Jeno," Ayu bangkit dari duduknya, pergi membawa 2 botol air mineral. Tanpa menunggu jawaban dari dua orang di depannya yang masih adu argumen, ia langsung pergi saja.

___________________

Setelah Ayu memberikan minum pada Jeno, ia langsung menuju kelas untuk mengambil seragamnya, ingin mengganti baju olahraga yang sudah lengket oleh keringat dengan baju seragam batik khas sekolahnya.

"Hey!"

Tiba-tiba Haechan memanggil Ayu yang tak langsung menengok. Trauma.

"Heh, Ayu! Dipanggilin kok kagak nengok sih?" Haechan tiba-tiba sudah di samping Ayu, jalan beriringan menuju kelas.

"Gue trauma, Chan." Kata Ayu jujur.

"Takut di-Tayo-in ya?"

"Kok lo tau?" Tanya Ayu heran. Haechan langsung tertawa keras sebentar lalu berhenti.

"Yaiyalah, Cil. Adek gua juga tau kali, kan lagi viral prank hei tayo. Gitu aja gak tau."

Haechan dengan enteng menjawab lalu menjitak pelan kepala Ayu.

"Kok gue baru tau ya?" Ayu bertanya heran, lebih ke dirinya sendiri. Haechan tak menggubris.

"Hey kalian berdua! Sini!"

Ayu dan Haechan yang masih jalan beriringan tiba-tiba langsung menoleh ke kanan, arah meja guru piket. Ada Bu Dwi yang masih melambai-lambai ke arah mereka.

"Sini, atuh!"

"Itu manggil kita kan, Chan?" Ayu bertanya pada Haechan, memastikan itu bukan prank tayo seperti yang mereka bicarakan barusan. Haechan mengangguk lalu berbelok, lebih dulu menghampiri guru tersebut di meja piket.

"Nih! Kalian berdua teh tolong keliling ya, absenin kehadiran murid di kelas-kelas. Nanti kalau sudah, bukunya dibawa kesini lagi, kasihin ke ibu." Kata Bu Dwi menyerahkan buku absen tepat setelah Haechan dan Ayu tepat di depan beliau.

"Baik, Bu."

Ayu langsung menyanggupi dan mengambil buku tersebut. Beranjak dari sana, pertama menuju kelas atas dahulu. Haechan mengekor.

_________________

Setelah enam kelas selesai mereka masuki. Ketok pintu -- salam -- minta absen -- terima kasih, dan diulang lagi. Mereka tiba di depan kelas ke tujuh. Kelas 11 MIA 1, tepat seberang kelas mereka.

"Aduhh, Yu, gue duluan yak. Ini kebelet bener," Kata Haechan tiba-tiba.

"Lah? Terus gue sama siapa kelilingnya gila?!"

"Itu tu sama Mark aja. Woy Mark! Come here!"

Haechan reflek melambai kepada Mark yang sedang berjalan ke arah mereka --padahal ingin ke kelas-- yang dipanggil langsung berlari kecil menghampiri. Haechan langsung pergi begitu saja meninggalkan Ayu dan Mark yang kebingungan.

"Dia manggil saya, kan? Kenapa malah kabur?" Tanya Mark heran. Bahasa Indonesianya sudah cukup fasih sekarang.

"Kamu disuruh nemenin saya keliling,"

"Keliling? Ngapain?"

"Udah gak usah banyak tanya, ikut aja. Ayo!" Kata Ayu, lalu mengetok pintu kelas di depannya. Melakukan kegiatan meminta absen kehadiran seperti sebelumnya. Mark hanya mengikuti di belakang Ayu.

__________________

-tbc

Happy Birthday, Temanku Suci Ramadaniati sang kameramen!!🎂🎉🎉
Wish You all the best!😚
Karena aku tak bisa memberimu hadiah apa-apa, so update ini didedikasikan untuk hadiah ulang tahunmu, hope you like it yups!! suciramadaniati21

[1] HEY, AYU! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang