32. From Last to Forever

269 21 5
                                    


.

Ten menatap gadis di depannya dengan debaran jantung seperti hilang kendali, senyumnya merekah bak mawar yang mekar di musim semi. Rasa bahagianya terlalu membuncah hingga rasanya ia tak dapat bahagia lagi karena stok kotak bahagianya sudah dihabiskan hari ini.

Tak butuh waktu lama, sang gadis dengan dress putih itu sudah berada dalam dekapan Ten.

"Kamu kemana aja? Saya rindu."

Ayu, sang gadis tersenyum lebar dalam dekapan hangat itu.

"Kakak apa kabar?"

Memilih tak menjawab, Ayu malah balik bertanya dengan nada ceria seperti biasa.

"Puji Tuhan, saya gak pernah merasa sebaik ini sebelum ketemu kamu." Jawab Ten jujur tanpa melunturkan senyumnya.

Ayu terkekeh kecil lalu balik memeluk erat Ten yang sekarang mengusap surai panjang Ayu.

"Rambut kamu sudah panjang ya." Pernyataan Ten hanya dibalas dehaman Ayu.

"Kamu kemana aja setahun ini? Saya nyariin kamu-- eh lebih tepatnya kami semua nyariin kamu."

"Aku gak dari mana-mana. Aku ada di hati kalian. Masih di hati kakak juga, kan?"

Ten langsung mengangguk tanpa berpikir panjang.

"Syukurlah,"

" Jadi, aku tenang mau pamitan." 

Senyum lebar Ten perlahan memudar, ia mengernyitkan dahi dalam dan mengendurkan pelukannya.

"Kamu mau kemana lagi?"

Mata tajam Ten menelisik wajah Ayu yang masih betah terbenam di dadanya.

"Mau pulang ke rumah."

"Ke kosan? Ayo saya anterin."

Ayu mendongak untuk menatap Ten. Ia kemudian menggeleng.

"Aku dianter Mark kok. Kesini mau pamitan aja, sekalian ngobatin kangen kakak."

Ayu melepas pelukan itu lebih dulu.

"Aku pulang ya."

Ten menatap Ayu yang sekarang berbalik dan berjalan menjauh, menghampiri Mark di depan pagar rumahnya.

**

Kringg..kringg..

Suara alarm itu mengagetkan Ten dari tidurnya.
Ia mengerjapkan mata kaget dan mematikan alarm dengan sedikit kesal. Matanya menelisik sekitar yang ternyata adalah kamarnya sendiri, helaan napas berat keluar.

"Kenapa ketemu kamu tadi kerasa nyata ya, Kecil?"

Dan tanyanya tentu tak berbuah jawaban.

Ten bangkit dari kasur dan segera siap-siap untuk ke sekolah karena sekarang sedang minggu UAS.

_____

"Sumpah demi deh! Gue gak boong!"

"Lo sliwer kali, Chan. Gak mungkin, ah!"

Haechan berdecak kesal lalu memukul tangan lawan bicaranya gemas. Ujin mengaduh.

"Astaghfirullah ngeyel banget, sih!" Kata Haechan sewot.

[1] HEY, AYU! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang