KL 12

744 91 1
                                    

Hati manusia memang aneh. Dalam satu hari mood seseorang saja bisa berubah-ubah. Kriesha saja contoh nya. Hari ini ia merasa benar-benar lelah. Baru pagi saja dirinya sudah badmood gara-gara Nana walaupun sebenarnya hal ini bukan salah Nana. Beberapa jam berikutnya mood kriesha menjadi kembali lebih baik berkat Leo. Mood kriesha berakhir badmood 'lagi' di rumah sakit. Kalian tau kenapa? Gara-gara Tiffany, kakaknya, yang memunculkan diri sehingga membuat mama kriesha mengamuk. Padahal tadi nya mama kriesha sudah mau di suapi oleh kriesha dan itu semua berkat Leo. Namun kehadiran Tiffany merusak segala nya.

Saat itu Tiffany memanggil kriesha. Awal nya Rennata sama sekali tidak sadar akan kehadiran Tiffany karena dia terlalu sibuk ngobrol bersama Leo. Sialnya, akibat emosi kriesha melontar kan kalimat "ngapain lo kesini?" Kepada Tiffany, otomatis perhatian mama nya mau pun Leo teralihkan kepadanya. Melihat wajah Tiffany, mama Rennata langsung mengamuk. Rennata sama sekali tidak suka jika harus melihat Tiffany.  Niat awal Tiffany hanya ingin bertanya mengapa kriesha bukannya sekolah tetapi malah disini, namun gara-gara hal itulah sang mama mengamuk serta membuat Kriesha, Tiffany, maupun Leo bingung sekaligus sedih. Sedih karena melihat para suster mulai menyuntik kan obat yang mereka sendiri tidak tau zat apa yang di ada di dalam nya, apakah zat itu tidak menimbulkan efek samping? Atau  justru berbahaya bila digunakan terlalu sering? Sang mama mulai pingsan dan kembali di bawa ke kamar nya. Saat si mama pergi, yang dilakukan kriesha maupun Tiffany adalah menangis. Kriesha menangis dalam diam sambil nafas nya terengah-engah. Ia berusahan menahan suara nya. Hati nya hancur, rapuh, sedih dan sakit rasanya melihat mama nya harus di suntiki banyak obat seperti itu hingga pingsan.

"Kriesha maaf......." Ucap Tiffany saat itu.

Kriesha memotong ucapan Tiffany cepat. "Pergi." Ucap nya masih dengan nada bicara yang tidak terlalu tinggi.

"Maafin kakak." Ucap Tiffany sambil masih menangis sejadi-jadinya

"Aku bilang pergi." Bentak Kriesha.

Ia marah sekarang. Mama nya tidak seburuk itu saat bersama Kriesha tadi, tapi saat melihat Tiffany ia menjadi seperti ini. Kriesha benar-benar kecewa. Akhirnya Tiffany memilih pergi. Leo? Jangan tanya. Dirinya benar-benar pusing harus bagaimana sekarang. Sepeninggal kakak nya, kaki kriesha terasa lebih lemas. Seolah tulang di kaki nya telah hilang. Kini dirinya terduduk di tanah. Melihat hal itu, cepat-cepat Leo membawa kriesha kedalam dekapan nya. Kriesha sendiri juga pasrah. Dia merasa benar-benar lelah. Bahkan saat di mobil saat menuju jalan pulang, kriesha tidak bersuara sedikit pun. Leo juga mengerti situasi jadi dirinya tidak mau banyak omong dulu.

Kini yang dilakukan kriesha adalah berbaring di ranjang nya sambil masih memikirkan masalah apa saja yang di terima nya hari ini. Tak lama, Dewi masuk ke kamar kriesha sambil membawa nampan berisi makan malam. Ditaruh nya nampan itu pada meja nakas kriesha.

"Makan dulu nona." Ucap Dewi.

"Makasih." Ucap kriesha cuek. Bahkan mata nya tetap memandang langit-langit kamar.

"Nona darimana? Kenapa pulang nya malam-malam begini? Sama cowok pula, bahaya non." Ucap Dewi.

"Urusan nya sama lo apa? Sibuk aja." Ucap kriesha semakin kesal.

Melihat respon kriesha yang seperti itu, Dewi lebih memilih untuk diam. Namun dia teringat sesuatu.

"Nona tadi pulang gak bawa tas sekolah nya deh kayak nya?" Tanya Dewi penasaran.

Dan benar saja. Kriesha terlihat kaget.
"Sial." Umpat nya.

"Gue pergi bentar, pake mobil." Ucap nya lagi.

"Saya antar non? Emang mau kemana sih?" Tanya Dewi lagi.

"Gue sendiri aja. Mau jemput tas." Ucap kriesha sambil berlalu meninggalkan Dewi.

Kriesha Leonardi (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang