KL 18

652 81 2
                                    

"Mau makan apa na?" Tanya Adit begitu keluar dari boutique itu.

"McD yok?" Ajak Nana.

"Oke yuk." Balas Adit.

Laki-laki itu memegang tangan Nana sambil mulai berjalan. Awalnya hanya Adit yang menggenggam tangan Nana, lama kelamaan Nana juga mengeratkan genggaman tersebut. Nana ingin mencoba bersikap baik dan berusaha menerima bahwa ini memang takdirnya. Tiba-tiba gadis itu berhenti berjalan, pandangan nya beralih ke laki-laki di sebelah nya itu. Sementara si laki-laki tersebut mengernyitkan kening nya seolah berbicara 'ada apa?'.

Nana menghela napas cukup panjang kemudian akhirnya buka suara. "Maaf tadi aku emosi bang." Ucap nya perlahan menundukkan kepala. Nana menghela napas kali ini panjang. "Aku akan berusaha, kayak yang kamu bilang." Lanjutnya.

"Kita pasti bisa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kita pasti bisa." Ucap Adit sembari memeluk Nana dari samping.

Namun sial nya gadis itu malah menangis. Adit rasanya tidak berbuat salah. Lalu hal apa yang menyebab kan Nana menangis?

"Eh Nana sayang, kok nangis? Kenapa na? Apa aku ada salah ngomong?" Kini laki-laki itu semakin panik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Eh Nana sayang, kok nangis? Kenapa na? Apa aku ada salah ngomong?" Kini laki-laki itu semakin panik. Bahkan kini dia benar-benar membawa Nana ke dalam pelukannya.

"Maaf, aku ga sopan banget. Maaf aku kasar banget ke kamu. Aku mau ngerubah sifat aku mulai sekarang." Ucapan Nana belum benar-benar selesai, gadis itu kini menatap kedua mata laki-laki bernama Adit ini. Mencari suatu ketulusan. Lagi-lagi hati Nana menolak bahwa Adit itu tulus, padahal kedua mata indah nya benar-benar menunjukkan suatu ketulusan.

Masih dengan tatap-menatap, Nana bicara lagi "Aku mau mencoba menerima dan mencintai kamu." Ucap nya.

"Percaya sama aku ya na." Ucap Adit sambil memeluk Nana.

Nana hanya mengangguk di dalam dekapan hangat tersebut. Akhirnya mereka lanjut jalan lagi, sambil gandengan juga. Tapi lagi-lagi Nana tiba-tiba berhenti.

"Tapi aku ga pernah pacaran, aku ga ngerti yang kayak gituan." Sahut nya.

Astaga, benar-benar menggemaskan. Adit bahkan sampai tertawa kecil, kemudian tangan nya beralih mengelus manja puncak kepala milik Nana. Untuk ukuran anak SMA kelas 12, sikap Adit sangat dewasa.

Kriesha Leonardi (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang