KL 26

437 63 1
                                    

Nana menangis. Ya, siapapun yang melihat keadaan Adit saat ini pasti akan menangis. Sebenarnya keadaan Adit sudah lumayan membaik. Buktinya dia mampu datang mengunjungi Nana di sebuah taman kecil depan rumah nya. Meskipun di antar oleh Lea. Nana sendiri datang bersama Kriesha dan Leo. Benar, Leo. Laki-laki yang menjadi penyebab cedera nya Adit.

 Laki-laki yang menjadi penyebab cedera nya Adit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bang?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Bang?..........." Gumam Nana pelan.

Tubuh nya tiba-tiba melemah hanya karena melihat laki-laki yang akhir-akhir ini selalu bersama nya. Namun 2 minggu terakhir menghilang, dan ini lah sebab nya.

Adit tersenyum. Senyum tulus, namun terkesan lemah. "Maafin abang, dulu abang maksain kamu supaya kita mencoba, tapi abang sendiri yang nggak sanggup."

Nana seketika menghambur ke pelukan Adit, memeluk nya erat, tak peduli kaki Adit masih sakit, yang penting ia ingin melakukan hal itu. Dari dulu saat mereka masih kecil, Nana memang tidak pernah sedikit pun menganggap Adit untuk ia jadi kan sebagai kekasih suatu saat nanti. Ia memang benar-benar menganggap Adit abang nya sendiri.

"Dari awal gue emang ga pernah anggap lo calon suami atau apa pun itu bang. Gue udah bilang kan? Lo ngeyel sih!" Nana mengomeli laki-laki yang cedera itu habis-habisan. Setelah itu ia melepas pelukan nya, lalu menghampiri Leo. "Dan lo? Kenapa jahat banget sih? Gue tau lo belain gue tapi ga sampe bikin cacat juga dong! Bang Adit terpaksa harus ngambil paket C, Dan itu semua gara-gara lo tau ga."

Nana kini terduduk. Kepala nya ia tenggelam kan pada kedua lutut nya. Sambil terus menangis. Nana sangat menyayangi Adit, seolah Adit adalah abang nya. Maka dari itu ia sangat menolak di jodoh kan dengan Adit.

Kriesha memeluk tubuh mungil Nana, menepuk-nepuk pundak nya pelan, bermaksud menenangkannya. Leo kini mendekati kursi roda milik Adit.

"Gue minta maaf. Gue emosi banget waktu itu." Ucap Leo.

Adit yang sejak tadi menahan tangis nya, akhir nya menangis. "Lo ga salah. Gue yang harusnya minta maaf udah bikin Nana sesedih ini."

Leo tersenyum. Senyum yang memiliki arti menyudahi segala nya, senyum tanda perdamaian, senyum bangga kepada laki-laki di hadapan nya, bangga karena telah mengakui kesalahan nya.

Kriesha Leonardi (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang