KL 13

747 97 4
                                    

Sudah tiga hari semenjak acara kisseu nya Leo dan Lea. Yang dilakukan kriesha tiga hari  ini hanya selalu menghindar saat bertemu Leo maupun Nana. Bahkan kriesha menjadi jauh lebih galak di bandingkan awal dia masuk sekolah ini dulu, entah kenapa alasan nya. Tas nya yang tertinggal saat itu juga masih berada di rumah Leo seolah kriesha tidak menginginkan tas itu lagi. Dan permasalahan nya dengan Nana juga belum beres sama sekali. Padahal tiga hari yang lalu Kriesha sudah berniat ingin menyelesaikan masalah nya. Tapi saat berpapasan dengan orang nya langsung, lidah nya menjadi kelu, bahkan untuk mengatakan hai saja rasanya tidak sanggup. Ia malah menghindar, membuat Nana terus menerus bingung.

Saat ini yang dilakukan kriesha adalah duduk di bangku taman sendirian sambil bermenung ria. Entah mengapa sekarang yang terlintas di otak nya adalah 'kejadian' malam itu. Dia tidak tau perasaan apa yang sebenarnya dia rasakan ini. Yang dia tau dia hanya sangat membenci Lea entah apa alasannya. Kriesha sangat membenci perempuan itu. Sangat-sangat membenci nya.

"Hai." Ucap Juna yang baru datang sambil langsung duduk di sebelah Kriesha.

Kalo biasanya kriesha tidak ingin mengobrol dengan laki-laki itu, kini dia menyahut.

"Eh Juna." Ucap kriesha sambil melirik Juna sebentar. Setelah itu pandangan nya kembali lurus kedepan.

Juna be like: wow.

Cowok itu kaget tentu saja. Kriesha yang biasanya tidak pernah mau jadi teman Juna kini menyahut sapaan nya barusan. Sepertinya dengan menyahut saja sudah membuktikan bahwa mereka seperti teman bukan? Ada apa dengan nya?

Juna menyimpan rasa kagetnya. Kini dia menatap dalam cewe di samping nya itu. Kriesha tampak seperti cewek bermasalah detik ini.

"Lo kenapa kries?" Tanya Juna lembut.

"Gue mau nanya boleh ga?" Sahut cewek itu.

Lagi-lagi Juna ternganga dibuat nya. Dan lagi-lagi Juna menyimpan rasa kaget nya itu dulu.

"Nanya apa beb?" Sahut Juna cemas-cemas. Dia takut aja kriesha marah di panggil beb. Tapi ternyata enggak.

"Gimana perasaan lo kalo lo ngeliat musuh lo ciuman sama temen lo?" Tanya kriesha serius.

Juna bingung. Kalimat kriesha terlalu berbelit untuk otak Juna yang dangkal.

"Maksudnya?" Juna benar-benar tidak mengerti.

"Gini, misal kan lo itu temen gue, terus gue punya musuh yaitu misalnya Nana. Terus gue ngeliat kalian ciuman." Jelas kriesha.

"Tapi kita ga ciuman." Balas Juna cepat.

"Kan misal nya Jun." Ucap kriesha lagi.

"Walaupun cuma misalnya, gue gamau." Balas Juna lagi seperti seorang anak kecil yang sedang ngambek.

"Yaudah kalo gitu musuh gue Lea." Balas kriesha lagi.

"Lea sepupu gue, gamau." Sahut Juna masih seperti anak kecil ngambek.

"Terus lo mau nya apa sat?" Sahut kriesha semakin emosi.

"Gue mau nya sama lo." Ucap Juna.

"Yaudah gue, eh masa gue musuhin diri sendiri?"

"Karena musuhan itu gak boleh. Apalagi tanpa alasan yang jelas."

Iya juga. Kriesha kan gatau kenapa dan sejak kapan dia bisa menjadikan Lea musuh nya.

"Terus musuhin diri sendiri boleh gitu?" Tanya kriesha lagi.

"Ya enggak juga. Seenggak nya sebagai contoh jadiin diri sendiri aja" ucap Juna dengan senyuman manis milik nya.

Kriesha Leonardi (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang