Jika ada gadis yang paling bahagia di dunia saat ini, maka Kriesha lah orang nya. Akhir-akhir ini, seseorang membuat hari-hari nya seolah di timpa bunga-bunga dari langit yang berdampak sangat menyenangkan untuk ia rasakan. Bahkan hanya dengan memandang wajah damai dan tenang milik kekasih nya saja, ia bisa merasakan suatu ketentraman. Meskipun ia belum tau pasti sampai kapan hal itu akan selalu menghiasi hari-hari di setiap hidup nya. Sebenarnya khusus untuk hari ini Kriesha sedikit kesal dan kecewa karena Leo melupakan sesuatu yang penting.
Orang yang sejak tadi ia perhatikan di balik kaca mobil, kini mulai meninggalkan rekan bicara nya barusan, mendekat, dan memasuki mobil tempat gadis itu menatap kekasih nya puas-puas.
Laki-laki jangkung itu terlihat menghirup nafas, kemudian membuang nya kasar. Seolah melalui nafas tersebut ia ingin mencampakkan suatu masalah dari dalam tubuh nya. Membuat sang pacar penasaran Dan tentu saja khawatir dengan keadaan nya.
Kriesha beralih menyentuh pelan tangan Leo yang secara spontan ia taruh di atas setir mobil nya. Kemudian raut wajah nya ia tampil kan sebuah senyuman kecil tanda memberikan semangat kepada laki-laki itu meskipun ia belum tau mengapa laki-laki di samping nya ini menjadi tidak bersemangat.
"Ternyata selama ini papa terkena gangguan jiwa. Makanya dia setega itu sama semua nya. Sama mama, mama nya Lea........."
Leo memberi jeda ucapan nya. Kemudian ia melakukan hal yang sama seperti yang ia lakukan sebelumnya, menghela napas.
".......dan kak Tiff juga."
Kriesha hanya mengangguk. Ia masih tersenyum. Hanya saja senyum yang kali ini lebih memudar.
"Papa juga melakukan beberapa kriminal lain sama orang yang dia enggak kenal." Lanjut Leo.
Terlihat sangat jelas pada garis wajah nya, dia benar-benar sedih.
"Jangan sedih dong. Males ih, katanya mau ngedate." Hibur Kriesha.
Membuat laki-laki itu kini tersenyum.
"Siapa yang sedih? Siapa? Kan aku laporan doang sama kamu. Bukannya sedih." Ucap nya di akhiri dengan menoel dagu si pacar.
Kriesha hanya memutar bola matanya malas.
***
"Kamu yakin makan ginian doang? Emang kenyang?"
Leo tidak habis fikir dengan pacar nya ini. Padahal tadi Leo sudah mengajak makan di salah satu restoran, atau setidak nya cafe. Atau bisa juga di warung makan nasi padang kesukaan nya. Tapi Kriesha malah hanya ingin makan bakso bakar. Ada lima belas tusuk bakso bakar untuk berdua di temani dua gelas es teh manis pada plastic cup, mereka makan di pinggiran kota di atas trotoar. Bayangkan saja, mereka datang dengan BMW mewah milik Leo yang baru saja mendapat sim. Tapi hanya makan di pinggir jalan. Beberapa cewe akan merasa gengsi, namun tidak untuk Kriesha. Leo sedikit bangga akan fakta tersebut, tapi kini perutnya lapar.
"Makan aja kenapa sih, kamu lapar? Maju depan dikit ke sono ada nasi uduk, mau?" Jelas Kriesha masih sibuk melahap bakso bakar milik nya.
Spontan Leo mengangguk. Dia benar-benar lapar.
"Yaudah sana beli." Ucap gadis itu lagi sambil mengambil tusuk kedua.
Tapi yang Kriesha suruh malah tetap diam. Dia malah terkekeh, dan Kriesha sama sekali tidak tau alasannya kenapa.
"Ga pernah beli beb. Ngomong nya gimana?" Bisik Leo membuat Kriesha kesal.
"Ih kamu tuh. Norak banget perasaan. Ya tinggal bilang mau beli apa susah nya sih? Udah tunggu sini aja biar aku yang beli." Ucap nya senafas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kriesha Leonardi (End)
Fiksi Penggemar2 on #busted 2 on #kimsejeong 1 on #sesecouple apa jadi nya sesama es ketemu? bagaimana jika kedua es ini mencair? akan kah ada benih benih cinta? let me introduce my new story, just for you, KRIESHA LEONARDI.