Nesa menarik tangan mungil pelayan itu dan membawanya keluar.Namun sebelum itu dia meminta ijin dengan pemilik restoran.
"Mr. saya meminta ijin membawa salah satu karyawan anda.Atas nama Vannesa Alexandra Pratama"
"Eoh?Eh...ba-baik"
"Terimakasih"
Nesa segera keluar dengan menyeret tangan pelayan tadi.Dia menghampiri motornya dan menyalakannya.Dia menyuruh pria mungil itu untuk naik.
Sementara si pria mungil tampak bingung namun tetap naik.Pikirannya kacau balau.
Nesa melajukan motornya menuju rumah sakit.Dia segera menemui dokter pribadinya disini.Dia ingin melakukan tes DNA.Sungguh,dia tidak tau apa yang salah dengan dirinya.Dia hanya mau melakukan tes itu.
Sang dokter segera melakukan apa yang diminta Nesa.
"Saya akan mengantar hasilnya ke mansion anda"
"Baik.Kalau begitu kami permisi"
Nesa kembali melajukan motornya ke tempat favoritnya.Taman bukit.Disana sangat sepi.
Nesa duduk di bangku taman.Dan pria cantik itu duduk di sebelahnya.Nesa menolehkan wajahnya ke arah pria yang duduk disebelahnya.Meneliti setiap lekuk wajahnya.Dia akhirnya buka suara.
"Siapa namamu?"
"A-aku P-park Ji-jimin"
"Bahkan suaramu mirip denganku.Tunggu...Sepertinya aku pernah mendengar namamu.."
"Oh...Kau punya sahabat bernama Jeon Somi??"
"Iya.Di-dia sahabatku"
"Emm...Maaf mengajakmu tanpa persetujuanmu.Aku tak tahu kenapa.Tiba-tiba aku ingin selalu bersamamu.Aku seperti sudah mengenalmu sejak lama"
"Eoh?Aku juga begitu.Apa kita pernah bertemu sebelumnya?"
"Aku tidak tahu"
"Err...Bukankah tadi kau mau makan?Kenapa tidak jadi?"
"Entahlah.Aku merasa kenyang setelah melihatmu.Aku juga merasa senang entah karena apa"
"Hm?Kau harus makan.Kalau tidak,nanti kau sakit"
"Hmm..."
Nesa akhirnya bercerita ini itu kepada Jimin.Dia bingung dengan dirinya sendiri.Biasanya dia sangat sulit menceritakan masa lalunya kepada orang,bahkan orang terdekatnya sekalipun.
Hari mulai gelap.Nesa mengantar Jimin ke sebuah panti yang Jimin tempati.
"Besok tidak usah bekerja dulu.Aku akan kesini untuk memberitahu hasilnya"
"Tapi-"
"Tidak ada tapi-tapian.Aku pulang,bye..."
Nesa melajukan motornya sebelum sempat Jimin menjawab.
Keesokan harinya...
Hari ini,mansion Nesa kedatangan tamu,yaitu dokter kemarin.Dia membawa sebuah map berwarna coklat.
Kemudian menyerahkannya kepada Nesa.Dia langsung pulang karena masih ada pekerjaan jadi tidak bisa berlama-lama disana.
Nesa segera pergi ke panti asuhan dimana Jimin tinggal.Dia belum membuka map yang diberikan dokter.
Kali ini,dia mengendarai mobil.Di bagasinya penuh dengan makanan yang akan dia berikan untuk anak-anak beserta pengurus panti.
"Jimin!!"
Dia mengetuk pintu dan memanggil nama Jimin berulang kali.Hingga pintu itu dibuka oleh seorang anak kecil yang kira-kira berusia 4 tahunan.
"Jimin oppa ada di dalam.Silahkan masuk"

KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Fake Nerd Girl (END)
Teen FictionSeorang gadis yang dibuang keluarga kandungya sendiri karena kesalahpahaman. Membuat sifatnya berubah 180° dari sifat aslinya.Dulu dia adalah gadis yang ceria dan murah senyum. Tapi sekarang,jangankan tertawa.Senyumnya pun merupakan sebuah keajaiban...