;
Taehyun tahu kejadian ini adalah disengaja, bayi yang dikandung Jungkook lagi-lagi mengalami masalah, dan ini bukanlah ke dua kalinya, Jungkook terus-menerus merasakan hal ini lebih dari dua kali dan penyebab orang yang berusaha untuk membunuh keduanya adalah adiknya sendiri.
Taehyun tak bisa untuk tak memukul Taehyung dengan kepalan berat dan kerasnya, rasanya ingin menghabisi dia tanpa peduli bahwa nantinya Taehyun akan ke penjara, demi Tuhan melihat wajah Taehyung yang datar dan juga tak bersalah membuatnya muak.
Taehyung hanya bisa diam dengan kucuran darah di ujung bibirnya dan remuk tulang pipinya, otaknya tak bisa berpikir saat ini ketika mendengar sebuah cerita dari Taehyun bahwa Jungkook bersusah payah untuk menjaga anak mereka. Namun Taehyung malah berusaha untuk membunuhnya dengan tangannya sendiri.
"Kau adalah Ayah yang paling bejat, Taehyung!"
Taehyung bangkit dengan segala kelemahannya, kakinya melangkah untuk menghampiri Taehyun yang kini tengah memberikan tatapan tajam kepadanya. Gemertak giginya terasa kuat dan aliran pembuluh darahnya terasa panas, Taehyung merasa bahwa Taehyun ikut campur dengan segala urusannya.
"Bukan urusanmu!"
"Jungkook dan anaknya adalah urusanku, Taehyung! Kau—sebagai suami sahnya ternyata tak berguna." Taehyun meludahi lantai marmer hitam itu dengan rasa kesal dan benci, dan Taehyung hanya memalingkan muka enggan menatap pada kakak kembarnya.
"Maumu apa? Menikah dengan Jungkook, huh? Tak akan—Jungkook milikku, bodoh! Dia mencintaiku bukan kau!"
Dengan segala amarahnya yang memuncak, dirinya lagi-lagi melayangkan sebuah pukulan hebat tepat di sisi rahang Taehyung. Taehyun tak kuasa menahan gejolak amarahnya yang berhubungan dengan Jungkook, karena apapun yang terjadi dengan Jungkook ialah tanggung jawabnya juga.
Taehyung tersungkur dengan kuatnya, mulutnya keluar darah banyak, ia muntah berkali-kali dan Taehyun tak peduli dengan semuanya. Jika ini yang terbaik, Taehyung lebih baik mati ketimbang terus mengganggu Jungkook seenaknya.
"Kau—" ia mengangkat kerah baju Taehyung kuat sampai leher Taehyung tercekik hebat oleh ulahnya sendiri.
"—jangan harap Jungkook akan memaafkanmu. Jungkook milikku saat ini!" decihan dari mulut Taehyung terdengar jelas, bahwa ia meremehkan semua perkataan Taehyun yang terdengar paksaan untuknya.
"Jangan lupa juga, Jungkook mencintai Kim Taehyung bukan Kim Taehyun."
"BANGSAT!"
"JANGAN!"
Taehyun terkejut dengan suara melengking dan keras di ambang pintu sana, dirinya menolehkan wajahnya dan terdapat sosok malaikat indah tengah menangis tersedu-sedu sembari memegang perut besarnya. Taehyun tak bisa menahan rasa terkejutnya yang membombardir pikirannya tanpa kewarasan yang ada. Jungkook datang dengan tak tepat waktu.
"Jung—"
"Jangan sakiti Taehyungku ...," Jungkook menangis perih, kepiluan begitu merambat hatinya kala Taehyung babak belur dengan segala darah di sekitarnya. Dengan tertatih Jungkook menghampiri Taehyung, ia juga berusaha sekuat tenaga untuk menahan rasa sakitnya pada kandungannya kali ini.
"Taehyung ...," ia memanggil suaminya dengan lembut namun isak tangisnya masihlah bersuara. Taehyung tertegun dengan keadaan Jungkook yang mengenaskan sekaligus mengerikan, wajah pucat pasi, bibir kering, mata yang tak bersinar kembali dan juga pakaian rumah sakit yang tak rapi lagi.
Jungkook memeluk Taehyung, menumpahkan segala kesedihan yang ada, rasa kecewa dan juga khawatir tercampur dengan baik. Darah dalam mulut Taehyung mengotori baju Jungkook, bau anyir yang menyeruak tak mengindahkan Jungkook untuk melepaskan pelukannya. Ini yang ia rindukan, pelukan dan kehangatan tubuh Taehyung yang berbeda dengan kembarannya.
"A-aku merindukanmu,"
"Dan aku tidak, Jungkook. Maka menyingkirlah sebelum aku menghancurkan anak kita lagi." Taehyung berujar datar tanpa melihat raut wajah Jungkook yang cemas dengan keadaan anaknya.
"Jika kau akan membalaskan dendammu padaku, silahkan. Tapi jangan lampiaskan dendammu pada anak kita, dia tak bersalah ...,"
Taehyung mendecih dan tersenyum miring sangat jelas di hadapan Jungkook, "Bersalah atau tidak, aku tak peduli, kau—menghancurkan semuanya!"
"TAEHYUNG!"
"Apa, bangsat? Kau terlalu digelapkan oleh cinta! Kau mencintai Jungkook, 'kan?! Iya?!"
Taehyun segera menyeret tubuh Taehyung agar tak berdekatan dengan Jungkook, ia muak dengan sikap Taehyung yang keras kepala dan tak melihat akibat dari perbuatannya.
Jungkook semakin menangis, ia tak mampu untuk berpikir lagi. Jungkook bingung, apa yang telah ia perbuat sebelumnya, ia merasa tak pernah melakukan hal apapun kepada Taehyung maupun keluarganya.
"Jungkook, ayo kita pergi dari sini." Tegas Taehyun berkata.
"Tidak! Suamiku butuh pertolongan ...,"
"Biarkan dia membusuk di sini. Ayo, pergi!"
Taehyun menggendong tubuh Jungkook agar keluar dari tempat gudang yang selama ini Taehyung tinggal. Jungkook memberontak kuat sekaligus perutnya yang mulas dan sakit seperti berputar-putar secara bersamaan. Jungkook melihat Taehyung bersusah payah untuk meraup udara, Taehyung tak sekuat apa yang orang lihat.
"Lepaskan! Taehyungku butuh pertolongan! Lepas!"
"Kau yang butuh pertolongan, Jungkook! Jangan pernah peduli dia lagi, dia lelaki jahat!"
"Kau juga jahat!"
"Diam! Dan turuti aku." Dan akhirnya, Jungkook kembali di bawa ke rumah sakit setelah dirinya kabur dengan seorang diri dengan tanpa alas kaki. Ia bisa ke gudang tempat Taehyung tinggal karena mengikuti gerak-gerik Taehyun yang mencurigakan, dan ternyata benar firasatnya, Taehyungnya sekarat oleh kakaknya sendiri demi membela dirinya dan anaknya.
"Taehyung, suamiku ...,"
**
"Baik-baik di sana, Sayang ...," []
KAMU SEDANG MEMBACA
Painful ㅡ Taekook
Teen FictionKisah cinta suci seorang Jeon Jungkook kepada sang suami tercinta. Start from : 04 November 2018 ㅡ ? PG - 17 (AMAN) | SAD STORY | Genre akan berubah