Bab 5

11.3K 1.1K 98
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Halo! Ada yang kangen dengan fanfiction ini?

Mana suaranya?



***

Di tengah dinginnya hujan malam dan keheningan yang sungguh membuat Jungkook tak bisa menahan rasa rindu pada suaminya. Ia sudah berkali-kali memberikan sebuah pesan pada Taehyung namun sayang sang suami tak memberikan jawaban dengan pesannya itu. Beberapa spekulasi bahwa mungkin saja Taehyung benar-benar sibuk membahagiakan Nayeon lantas lupa dengan dirinya yang masih sah menjadi istrinya itu.

Tak da yang bisa ia perbuat selain menunggu kedatangan Taehyung dari Hawaii dan entah sampai kapan suaminya itu pulang. Padahal mereka memberikan jadwal bahwa Honey Moon mereka hanya sampai dua minggu dan ini lebih dari dua minggu. Sial sekali! Jungkook tak bisa menahan rasa rindunya kali ini.

Kali ini Jungkook ditemani dengan mertuanya—Mama Kim—yang selalu mengawasi gerak-geriknya, tak ayal ketika Mama Kim mengundang teman-teman arisannya dan menjadikan Jungkook pembantu hinanya itu, tak memperkenalkan bahwa dirinya adalah menantunya juga. Cukup sakit memang, namun Jungkook berupaya bahwa itu adalah masalah kecil yang tak harus dibesar-besarkan.

Acara televisi menjadi sebuah teman terbaik untuknya kali ini, menayangkan sebuah berita yang menakjubkan tentang sebuah wisata yang sangat indah. Tentu saja ... Jungkook langsung berpikir bahwa dirinya juga bisa melakukan Honey Moon dengan Taehyung lain waktu, karena Jungkook dan Taehyung tak pernah melakukan Honey Moon ke suatu tempat, kecuali ke taman belakang.

Bibir Jungkook tersungging manis membayangkan kebahagiaan bersama sang suami. Sayangnya ... bayangan kebahagiaannya itu terlanjur menghilang ketika dirinya melihat tayangan sebuah berita Taehyung dan Nayeon di Hawaii dengan bahagianya. Mereka tersenyum merekah dan tertawa lebar bersama, bermain air di pantai dan makan bersama dengan enaknya.

Hati Jungkook sakit—tentu saja, sebuah kecemburuan terasa membakar di dadanya, ia memegang dadanya yang sakit dan tegang, dan berupaya untuk menahan tangisnya yang siap meluncur di pipinya kali ini.

Bibirnya yang kering dijadikan lampiasan dirinya, menggigit dengan kasar sampai lidahnya mencecap rasa anyir yang berkepanjangan, Jungkook rasanya mati rasa saking sakit hatinya.

"Suamiku ... bahagia di sana," gumamnya pelan.

"Tentu saja! Aku selalu memastikan anakku bahagia dengan pilihanku, bukan denganmu!" Mama Kim memberikan tatapan sinis pada Jungkook dan tersenyum jahat terhadapnya. Jungkook menunduk dalam, dan mengontrol emosinya yang meluap-luap.

"Pilihan Mama selalu terbaik," puji Jungkook. Mama Kim menghampirinya dengan ketukan sepatu high heels yang mengisi suara ruangan. Jungkook meringis kesakitan ketika tiba-tiba Mama Kim mencengkram pipinya kasar sampai bibirnya maju beberapa senti.

Painful ㅡ TaekookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang