Bab 23

5.8K 560 83
                                    

Berapa lama? Berapa lama lagi ia menunggu keajaiban dari Tuhan? Semuanya semakin sirna tatkala kebodohannya semakin berkembang dan berakhir sang tercinta terkapar lemah di bangsal rumah sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berapa lama? Berapa lama lagi ia menunggu keajaiban dari Tuhan? Semuanya semakin sirna tatkala kebodohannya semakin berkembang dan berakhir sang tercinta terkapar lemah di bangsal rumah sakit. Ia lelah, sangatlah lelah. Ia juga sudah bosan menghabiskan waktu di Rumah Sakit untuk berbulan-bulan yang membuatnya muak.

Sang tercinta kembali menutup mata karena keegoisannya yang membakar jiwa, dirinya sering tempramental, dirinya sering sekali berandai-andai, padahal Tuhan selalu menggariskan kehidupan sesuai jalannya. Jungkook marah pada dunia, pada semesta yang terlihat enggan melihat dirinya bahagia. Apalagi sang terkasihㅡmungkinㅡsudah mencintainya dengan tulus, tak ada beban, tak ada balas dendam. Namun ... semuanya sirna ketika dirinya merusak semuanya. Bodoh, bodoh!

Jungkook mengusap air matanya dengan kedua telapak tangannya yang kurus, akhir-akhir ini semenjak Taehyung bersih kukuh untuk menutup mata sebagai bentuk kemarahannya pada dirinya, Jungkook jarang makan, lebih sering menangis dan terus menyalahi dirinya sendiri. Padahal Taehyung di alam bawah sadarnya menangis juga melihat sang suryanya menangis karena kebrengsekannya. 

Sang KakakㅡKim Taehyunㅡmenepuk bahunya yang bergetar, memberikan kekuatan dan kepercayaan bahwa Taehyung akan baik-baik saja. Kita hanya perlu menemukan waktu yang pas, menunggu Tuhan memberikan kejayaan bagi keluarga Kim termasuk rumah tangga Taehyung dan Jungkook yang masih memiliki rahasia. 

Taehyung memang belum sempat membeberkan kebejatan yang lainnya pada Jungkook, di mana Nayeonㅡsang istri kedua, katanyaㅡhanyalah pemanis balas dendam untuk Jungkook. Keduanya tidak ada hubungan apa-apa, hanya bentuk simbiosis mutualisme, bahwa Taehyung butuh sosok untuk melancarkan aksi dendamnya kepada sang istri, dan Nayeon sebagai penikmat harta dan pemuas nafsu Taehyung ketika Taehyung tengah kalut dengan pekerjaannya.

Tidak pernah sekalipun Taehyung melakukan hubungan intim dengan penuh cinta untuk keduanya, apalagi dengan Jungkook. Ia bersih keras untuk menampik semuanya, bahwa ketika Taehyung bersama Jungkook memiliki afeksi hangat penuh cinta, dan Taehyung mengubur semuanya. Bahwa semuanya salah besar.

Kembali ke situasi yang sebenarnya, Jungkook berbalik menghadap Taehyun di mana tengah tersenyum lembut sembari memberikan makanan berat untuknya. Jungkook menerimanya dengan baik, namun dirinya enggan untuk memakan itu semua, karena rasa nafsu makannya telah hilang entah sejak kapan.

"Hyung, kapan dia sadar?" Jungkook mengenggam tangan Taehyung dan mengeratkan jemari mereka penuh cinta, ia mengusap hangat jemari tersebut agar Taehyung tahu bahwa Jungkook selalu di sisinya sepanjang waktu. Hanya dia, bukan orang lain.

"Sabar, adik ipar." Lagi-lagi Jungkook tersenyum kecut, telinganya tak sudi kembali untuk jawaban yang tak ada ujungnya dan tak ada kepastian yang membuatnya bahagia. Semuanya abu-abu, bagaikan serpihan debu yang tertiup angin, tak berguna dan menghilang begitu saja. Harapannya kosong, hampa dalam waktu bersamaan.

Jungkook meletakkan kepalanya tepat di dada Taehyung, kehangatan terasa pas dan manis seketika, telinganya mendengar detak jantung yang begitu indah milik Taehyung. Semuanya indah, semuanya tak ada duanya. Namun sayangnya ... Jungkook tak bisa menikmati secara gamblang dan total, karena Taehyung seolah enggan untuk membuka matanya untuk saat ini.

"Bangun, Suamiku ...," panggilnya lembut. Ia tetap bersabar, akan selalu bersabar untuk menemui kebahagiaan yang harus dimilikinya. Kelak, Taehyung membuka matanya untuk pertama kalinya, Jungkook akan mengabulkan semua permintaan Taehyung dan menjadikan Taehyung adalah sosok yang pantas untuk diperjuangkan.

Gerakan kecil pada jari manis dan telunjuk Taehyung membuat Jungkook terkejut hebat, tubuhnya menegang, karena dirinya terlalu bahagia yang tak ada duanya. Mata Taehyung yang setajam elang, dan seindah samudera, mengerjap pelan, menyesuaikan cahaya dan suasana yang begitu asing baginya. Dan Jungkook menjerit bahagia untuk kesekian kalinya.

"Hyung, Hyung, panggilkan dokter, Hyung." Lantas Taehyun segera berlari, mencari dokter yang selalu merawat Taehyung selama ini, Taehyun pun sangatlah bahagia. Setelah tiga bulan lamanyaㅡTaehyung sang adik tercinta membuka matanya untuk pertama kalinya. Dan melihat raut wajah sumringah Jungkook yang begitu indah, membuat dirinya lagi-lagi jatuh cinta untuk kesekian kalinya.

Jungkook begitu indah. Dan dia hanya milik Kim Taehyung seorang.

"Taehyung ... Dokter akan segera datang," ucapnya bahagia. Jungkook menciumi jemari Taehyung yang lemah, dan Taehyung hanya mengerjapkan matanya beberapa kali, mengingat semua peristiwa bagaimana bisa dirinya di tempat yang seperti ini bersamaㅡsosok yang entah siapa.

"Di mana istriku?" pertama kali Jungkook mendengar suara Taehyung yang begitu serak dengan perpaduan bass ternyata akan seindah ini. Indah dalam arti berbeda.

"Aku istrimu, Taehyung ...,"

"Kau gila? Aku tak menyukai laki-laki, istriku perempuan! Kim Nayeon namanya. Di mana dia?"

"Naㅡ"

"Taehyung! Astaga syukurlah ...," beruntung ... Dokter tiba-tiba datang bersama Taehyun yang tersenyum merekah, melihat keadaan Taehyung layaknya tak mengalami apa-apa, bahkan Taehyun sempat mendengar percakapan mereka, meski dirinya tak bisa mendengar apa yang mereka obrolkan.

Dokter itu pun menyoroti lampu pada mata Taehyung, kemudian membuka mulut Taehyung untuk melihat keadaan Taehyung yang sebenarnya. Dan dokter itu pun tersenyum merekah penuh dengan kebahagiaan, "Selamat! Berkat doa kalian." sang dokter menepuk bahu Taehyun beberapa kali, dan Jungkook pun tersenyum manisㅡmeski itu hanya kebohongan semataㅡia menatap Taehyung yang terbaring di sana, namun lagi-lagi, Taehyung memberikan wajah datarnya yang tak berhasrat apa-apa.

Dokter itu pun pergi setelah memeriksan semuanya, tinggal menunggu pemulihan dan Taehyung bisa kembali ke rumah mewah milik mereka.

Taehyun sang Kakak menghampirinya dengan senyuman tegasnya, ia mengusap rambut Taehyung penuh afeksi cinta antara Kakak dan Adik, dan Taehyungㅡsejujurnya tak suka dengan sentuhan yang Taehyun berikan.

"Di mana istriku? Kau menyembunyikannya?"

Taehyun mengerutkan dahinya, dan dirinya langsung menatap Jungkook yang perlahan memundurkan jaraknya meski Jungkook masih tersenyum manis dan merekah. 

"Dia istrimu, Taehyung." jawabnya lembut.

Taehyung mendecih tak suka, "Maaf, tapi aku tak suka dengan makhluk yang sama jenisnya denganku. Istriku adalah perempuan. Dia cantik, bukan seperti dia!"

"Taehyung! Apa maksudmu?"

"Nayeon! Kim Nayeon! Istriku satu-satunya dalam hidupku. Bukan dia! Aku tak kenal dia."

Lantas Jungkook memilih pergi, tak sanggup mendengar celotehan Taehyung yang menyayat hati. Ia kira, dengan perjuangannya menunggu Taehyung bangun dari komanya akan membuahkan hasil, penuh kebahagiaan. Nyatanya tidak.

Taehyun melihat bagaimana raut wajah Jungkook yang awalnya bahagia kian redup sekejap mata.

"Nayeon, aku harus mencari dia. Suamiku membutuhkannya, bukan aku." ujarnya lirih, disertai tangis penuh lara. []




Hai!

Painful ㅡ TaekookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang