Bab 17

8.6K 696 73
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tatapan kosong penuh dengan keputus asaan dan tubuh yang terasa semakin lemah dengan seiring berjalannya waktu. Semuanya runyam bahkan tidak berjalan baik, takdirnya mempermainkannya yang membuat hati dan pikirannya tersiksa.

Ketika anaknya terjatuh dari incubator yang pecah dan darah dari kepalanya mengalir deras pada tangannya membuat hatinya terasa tercabik-cabik, apalagi anaknya saat ini tengah di ruangan intensif dan ia tak bisa datang kesana sebelum anaknya keluar dari ruangan khusus itu.

Semuanya gara-gara bajingan itu, Kim Taehyung yang membuatnya muak.

Namun tetap saja, hati dan pikirannya bodoh bahwa ia masih mencintai si keparat itu, entah sampai kapan cintanya akan bertahan. Namun seiring berjalannya waktu, meski ia membenci namun hati semakin mencintai. Tak mau terpisah meski ia harus menelan rasa pahit dari perbuatan bejat suaminya.

Pintu terbuka dengan gamblangnya, ketukan sepatu mengiringi suara pada ruangan yang ia tempati namun ia enggan untuk menolehkan pandangannya, tak sudi untuk bergerak karena terlalu stress memikirkan semuanya. Tiba-tiba saja sosok di sana melemparkan berkas tepat di wajahnya dengan wajah datarnya yang membuat dirinya ingin menghabisinya dengan sekali hantaman.

Jungkook dengan enggan membuka berkas tersebut dengan kepalan tangan yang dipenuhi oleh emosinya, matanya terkejut dengan lebarnya karena sesuai dugaannya bahwa suaminya akan memutuskan rumah tangga yang telah mereka bangun. "Apa maksudmu, Kim?"

"Buta, Jungkook?" Jungkook melempar surat perceraian itu yang harusnya telah ditanda tangani oleh dirinya, namun naasnya Taehyung memiliki surat tersebut yang entah berapa puluh lembar jaga-jaga bila Jungkook akan merusaknya atau merobeknya.

"Aku tak menyangka bahwa kau akan sebajingan ini, Kim." Dingin Jungkook.

Jungkook tertatih untuk berdiri di hadapan Taehyung, kekuatan tubuhnya semakin melemah dan emosinya semakin membuncah. Ia menatap Taehyung dengan penuh kebencian dan sayangnya di lubuk terdalam sana masihlah ada cinta untuk sosok suami brengseknya.

"Setelah kau menghancurkannya termasuk anakmu sendiri, kau akan meninggalkanku, begitu? Dan bersenang-senang dengan istri cantikmu? Bajingan!"

Taehyung mengerutkan dahinya tak mengerti dengan jalan pikiran Jungkook yang benar-benar memuakkan, niat ingin menceraikan Jungkook bukan berlandaskan pemikiran Jungkook, namun Taehyung tak sanggup untuk menanggung rasa sedih, pahit dan sesal, dan ia pun sudah meminta bahwa Kakaknyalah—Taehyun—yang akan menjaga Jungkook apabila ia akan pergi ke suatu tempat.

"Dari mana kau berpikiran seperti itu, Jungkook?! Aku tak pernah mempunyai pemikiran busuk seperti itu! Oh ... jangan-jangan kau yang akan bersenang-senang dengan yang lain? Begitu?"

"Brengsek!" Pertama kalinya, Jungkook memukul rahang Taehyung dengan keras sampai Taehyung terbentur pada tembok kokoh rumah sakit, Taehyung meringis sakit dan kepalanya terasa berdenyut-denyut tak karuan bahkan menatap Jungkook pun tak bisa.

Painful ㅡ TaekookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang